Thursday, January 16, 2014

Buah Anggur Asam

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: Yesaya 5:4
=======================
"Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?"

Pernahkah anda tertipu membeli buah? Saya sering mengalaminya. Dari luar buah bisa terlihat baik dengan kulit yang mulus tanpa cacat, tetapi ketika dibuka ternyata terasa masam dan tidak enak dikonsumsi. Ambil contoh buah jeruk. Jika kita tidak biasa membedakan, kita tidak akan pernah tahu apakah jeruk itu manis atau tidak. Apakah buahnya baik atau tidak akan ketahuan setelah kita makan. Buah anggur juga demikian. Dan Alkitab sering memakai buah anggur sebagai contoh atau perumpamaan dalam menjelaskan pentingnya menghasilkan buah-buah baik dalam kehidupan kita.

Ayat bacaan kita hari ini berbicara tentang anggur yang asam. Dalam banyak ayat-ayat di Alkitab, pokok anggur kerap dipakai untuk menggambarkan sesuatu yang baik. Tetapi ayat bacaan hari ini justru menggambarkan sisi sebaliknya. Dalam Yesaya 5:1-7 yang berjudul Nyanyian Tentang Kebun Anggur ada firman yang berkata: "Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga ditengah - tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik.." (ay 2). Perikop ini berbicara tentang sebuah kebun anggur yang dirawat baik dan diharapkan bisa menghasilkan buah baik, tapi ternyata menghasilkan anggur-anggur yang asam. Sang pemilik kebun dengan rajin mengurus kebun dan tentunya berharap usahanya akan menghasilkan pohon berbuah lebat dengan kualitas tinggi. Namun apa yang dihasilkan? Lanjutan ayat 2 di atas berbunyi: "...tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam." 

Ayat diatas memberi kiasan mengenai Tuhan si pemilik kebun, dan anak-anakNya yang digambarkan sebagai pohon-pohon anggur. Secara lebih spesifik, ayat-ayat ini berbicara tentang pertobatan yang menghasilkan buah. Ketika kita bertobat menerima Yesus, seharusnya kita menjadi sebuah ciptaan baru yang terus tumbuh dan berbuah lebat dengan kualitas yang baik. Namun dalam perjalanannya, ada banyak dari kita yang ternyata kembali pada dosa-dosa atau kebiasaan lama yang buruk, atau parahnya malah berbuat dosa-dosa baru lagi. Seperti buah yang mungkin terlihat baik dari luar, seringkali manusia sibuk mematut diri agar terlihat indah dari luar, tetapi kita tidak memperhatikan kondisi hati. Ada yang dari luar tampak baik, tapi ternyata hatinya jahat. Dari luar terlihat alim, tetapi kondisi di dalamnya sifatnya compang camping. Dari luar terlihat suci dan alim padahal perilaku aslinya buruk. Banyak pula yang masih saja gemar bikin ulah, menipu, jahat dan sebagainya bahkan setelah bertobat. Ketika orang percaya bertingkah laku seperti ini, mereka bukannya menjadi berkat tetapi malah menjadi batu sandungan dimana-mana.

Itulah gambaran dari perumpamaan buah-buah anggur masam itu. Betapa ironisnya ketika "Sang Pemilik Kebun" begitu setia dan rajin memelihara "kebun"Nya dengan penuh kasih dan perhatian, tapi ternyata buah yang dihasilkan pohon-pohon tersebut bukannya baik melainkan buah yang asam. Maka bisa dimaklumi jika "Pemilik kebun" lantas kecewa. "Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?" (ay 4). Jika anda berada di posisi sebagai pemilik kebun, bukankah anda akan merasakan hal yang sama? Tidakkah anda merasa kesal apabila anda sudah berusaha merawat dan memupuk sebuah pohon dengan sepenuh hati tetapi hasilnya sia-sia dengan buah yang jelek? Kalau buah-buah jelek saja sudah membuat kita kecewa, apalagi kalau pohon itu tidak kunjung berbuah. Apa yang kemudian terjadi bagi pohon-pohon dengan buah-buah asam ini? Kita baca ayat selanjutnya: "Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya." (ay 5-6).

Konsekuensi yang dihadapi oleh pohon-pohon berbuah anggur yang asam sungguh tidak main-main. Seperti yang sudah kita lihat dalam renungan terdahulu, dalam injil Matius Yesus mengatakan bahwa pokok-pokok yang tidak menghasilkan buah yang baik dikatakan akan "ditebang adan dibuang ke dalam api." (Matius 3:10). Dalam Wahyu kita kembali mendapati konsekuensi yang harus dihadapi oleh "buah-buah anggur asam" ini. "...Ayunkanlah sabitmu yang tajam itu dan potonglah buah-buah pohon anggur di bumi, karena buahnya sudah masak." Lalu malaikat itu mengayunkan sabitnya ke atas bumi, dan memotong buah pohon anggur di bumi dan melemparkannya ke dalam kilangan besar, yaitu murka Allah." (Wahyu 14:18b-19).

Kemurkaan Tuhan tentu saja sangat wajar. Bagaimana tidak, Dia sudah memberi segala yang terbaik untuk kita, bahkan Dia rela mengorbankan Yesus demi keselamatan kita. Tapi banyak dari kita tetap saja lebih memilih untuk mengikuti kesenangan dunia. Dia sudah menunjukkan segala jalanNya lewat Alkitab, tapi kita tidak mau atau terlalu malas untuk membacanya. Tuhan sudah menganugerahkan Roh Kudus untuk membimbing kita, tapi kita terus saja mengotori diri kita sehingga Roh Kudus berduka di dalam kita. Kalau kita terus bersikap demikian, tidaklah mengherankan apabila kita menjadi buah-buah yang masam, dan jika itu yang terjadi, mau tidak mau kita harus siap menanggung murka Allah. Konsekuensi menjadi pohon anggur dengan buah yang asam sangatlah mengerikan.

Maka sangatlah penting untuk diperhatikan bahwa setelah kita sudah bertobat, langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa kita mampu menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan. (Matius 3:8). Dengan segala karunia, anugerah dan berkat yang telah Dia berikan, dengan segala penyertaan, pertolongan dan kasih yang Dia nyatakan pada kita, Tuhan mengharapkan hidup kita untuk menghasilkan buah-buah yang manis, yang enak dinikmati. Artinya, kita harus mampu menjadi berkat bagi orang lain. Sebuah buah yang manis dan enak tentu dirindukan oleh semua orang. Kita harus hidup berbuah, jangan sampai berakhir sebagai pohon yang tidak menghasilkan buah sama sekali, yang hanya akan berakhir dengan ditebang dan dibakar. Dan yang lebih penting lagi, kita perlu menghasilkan buah yang baik, manis, segar dan bermanfaat bagi orang lain. Sebuah keberhasilan menjadi anak-anak Allah yang mendapat hak waris di Kerajaan Surga bukanlah dilihat dari penampilan luar semata, tapi justru ditentukan dari seberapa baik buah-buah manis, ranum dan segar yang anda hasilkan.

Jadilah pohon anggur yang menghasilkan buah subur, manis dan bermanfaat bagi orang lain

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker