Ayat bacaan: Yohanes 13:35
=======================
"Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Suatu kali saya menikmati pemandangan alam yang sangat indah ketika melewati daerah pedesaan. Jauh dari kebisingan dan hingar-bingar kota, jauh dari polusi dan kepadatan penduduk. Apa yang saya lihat adalah keindahan alam dengan aneka warna yang megah. Langit biru cerah, sawah yang hijau, bunga-bunga berwarna-warni, jalan tanah yang coklat dan beberapa burung, kupu-kupu bahkan hewan ternak yang masing-masing punya warnanya sendiri. Warna alam yang natural memang sangat indah dan bisa membawa kebahagiaan tersendiri bagi yang melihatnya.
Warna punya banyak fungsi selain hanya sekedar 'bukan hitam putih.' Warna bisa dipakai untuk tanda isyarat (misalnya bendera putih tanda menyerah, wajah berwarna merah dalam komik pertanda marah dan lain-lain), fungsi psikologis seperti halnya ilustrasi awal di atas, dimana warna natural alam memberi kesan segar dan membahagiakan ketika dinikmati, dan tidak kalah pentingnya warna punya fungsi identitas, baik yang dipakai untuk seragam, bendera, logo, instansi bahkan partai politik. Selain itu, seringkali warna favorit seseorang bisa mewakili sifat mereka. Orang yang tertutup atau pendiam biasanya menyukai warna-warna gelap seperti hitam, ungu, biru tua dan sebagainya, sebaliknya orang periang akan cenderung memilih warna seperti orange, kuning, biru muda dan warna-warna cerah lainnya. Warna pink cenderung menjadi favorit wanita terutama yang 'girly', sedang pria akan lebih memilih warna yang bisa menonjolkan sifat maskulin.
Bicara soal warna dan fungsi identitasnya, seharusnya ada "warna" yang bisa merepresentasikan kita sebagai murid Yesus. Sebuah warna yang cerah, mencolok tapi membawa rasa damai, yang akan membuat orang langsung tahu bahwa kita adalah pengikutNya tanpa kita perlu menyebutkan terlebih dahulu. What color should we choose to declare ourselves as His disciple?
Menjelang penyalibanNya, Yesus menunjukkan "warna" kita seharusnya lewat sebuah perintah baru yang Dia berikan. Jika selama ini yang kita tahu hukum kedua yang paling utama adalah "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini" (Markus 12:31), maka kali ini ada level baru mengenai mengasihi sesama manusia. "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34). Ini sebuah level yang lebih tinggi dari perintah mengasihi sesama. Bukan saja harus mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri, tapi kita harus pula mengasihi sesama seperti halnya Yesus telah mengasihi kita. Dan kita tentu tahu bagaimana besarnya kasih Kristus kepada kita. Lewat pengorbananNya kita yang sebenarnya tidak layak ini diberi sebuah kepastian untuk beroleh keselamatan yang kekal. Bentuk kasih Yesus terhadap kita manusia bukan hanya bentuk kasih lewat ucapan atau sekedar memperhatikan atau menolong, tetapi disertai pula dengan kerelaan untuk berkorban nyawa. Maka Yesus mengatakan: "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yohanes 13:35). Sebuah kasih, yang tidak berpusat pada diri sendiri tetapi mendahulukan kepentingan yang lain, dimana kerelaan berkorban menjadi dominan atas sebuah perasaan belas kasih merupakan sebuah warna yang mampu memberi kita identitas warna sehingga akan mudah dibedakan dari orang-orang dunia.
Pada kesempatan selanjutnya Yohanes menegaskan lagi hal ini dengan menulis "Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi." (1 Yohanes 4:11). Yohanes kemudian melajutkan dengan "Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita." (ay 12). Kembali kita diingatkan akan kasih sebagai warna identitas murid Yesus. Jika kita saling mengasihi, maka ada Allah yang bersatu dengan kita, dan kasihNya menjadi sempurna di dalam diri kita. Maka "warna" yang merepresentasikan kita sebagai murid-murid Yesus pun akan nyata terlihat dalam cara hidup, gaya, tingkah laku dan perbuatan kita.
Ketika ada kasih Allah dalam diri kita maka kita sanggup menghasilkan buah Roh. "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Galatia 5:22-23). Orang yang memiliki buah Roh tentulah hidup saling mengasihi, karena jelas bahwa kasih termasuk satu dari buah-buah Roh yang dihasilkan oleh anak-anak Tuhan. Apabila kita masih hidup dikuasai oleh hawa nafsu, kepentingan atau kesenangan sesaat, egois, dipenuhi iri, dengki dan berbagai perasaan atau sifat jelek lainnya, maka itu artinya kita belum merepresentasikan diri kita sebagai murid dan sahabat Kristus. We still haven't declared ourselves at the right color yet. Dalam berinteraksi dan bermasyarakat, terutama kepada pengikut Kristus lainnya dari golongan manapun, pastikan bahwa kita sudah menunjukkan "warna" yang tepat. Apa yang dituntut dari kita bukan hanya sekedar peduli atau mengasihi, bukan sekedar "hitam atau putih" saja, tetapi kita harus mampu menunjukkan sebentuk kasih kepada sesama kita pada tingkatan bagaimana Kristus telah mengasihi kita. That's the right color, the perfect color of love. Warna apa yang tampak pada diri kita hari ini? Sudahkah warna kita merepresentasikan Yesus tepat seperti seharusnya atau kita masih menampilkan warna-warna keliru yang bisa membawa pemahaman yang salah terhadap Yesus di mata dunia?
Paint the world with Christ's warm, tender-loving and peaceful color of love
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Lanjutan Sukacita Kedua (4)
(sambungan) Jawaban sang ayah menunjukkan sebuah gambaran utuh mengenai sukacita kedua. Anak sulung adalah anak yang selalu taat. Ia tentu ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment