Saturday, July 1, 2023

Hikmat (1)

 Ayat bacaan: Amsal 8:11
=======================
" Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya."


Semakin sulit hidup ini, semakin saya merasakan bahwa hikmat itu sangat diperlukan dalam hidup. Hikmat itu mampu memberikan pertimbangan dalam menilai benar atau salah, sehingga kita jangan sampai keliru mengambil keputusan atau mengambil setiap langkah.

Jika kita melihat pasal ke 4 dari Pancasila, kita pun akan mendapati kata hikmat ini disana, dan bagi saya itu menunjukkan bahwa saat merumuskan dasar negara ini, para pendirinya dulu sudah menyadari akan pentingnya hikmat ini bagi kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran bangsa di masa yang akan datang. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Dalam menjalankan negara, diharapkan para wakil-wakil rakyat mampu bersepakat untuk memberi yang terbaik bagi yang dipimpinnya, dan itu harus dalam naungan hikmat kebijaksaan. Bukan atas dasar kepentingan pribadi atau kelompok, bukan atas dasar agenda-agenda diluar kesejahteraan rakyat, namun dengan dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, mampu memberikan yang terbaik bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pasal ke 4 ini sudah sangat sering kita dengar bahkan ucapkan sejak duduk di bangku sekolah. Tapi tidak banyak yang menyadari betapa luar biasanya pesan yang diwariskan oleh para pendiri bangsa ini lewat pasal ke 4. Bayangkan jika seandainya para wakil rakyat selalu mendasarkan segala keputusannya dengan hikmat kebijaksanaan, betapa baiknya hidup kita para rakyat. Apakah mereka sudah melakukan itu? Silahkan anda jawab sendiri, karena bisa saja penilaian setiap orang itu berbeda-beda. Apa yang lebih penting bagi saya adalah terus mendoakan mereka agar kiranya mereka tetap sadar bahwa diatas kepentingan pribadi atau golongan, ada amanah yang sesungguhnya mereka pegang, dan itu adalah demi kesejahteraan kita semua.

Pemimpin dalam level manapun akan butuh hikmat agar bisa memimpin dengan bijaksana. Apakah di level dunia, negara, wilayah, bahkan yang terkecil yaitu keluarga, hikmat akan diperlukan agar setiap keputusan atau langkah yang diambil bisa bijaksana. Tidak berdasarkan ego, tidak berat sebelah, adil, dan demi kebaikan bersama. Kalau hidup ini mudah, hikmat mungkin tidak terlalu dibutuhkan. Tapi hidup seringkali rumit dan komplikatif, dimana keputusan yang harus diambil itu harus mempertimbangkan banyak hal. Rumit dan komplikatif, karena banyak diantara hal-hal ini bertolak belakang meski berkaitan.

(Bersambung)

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...