(Sambungan)
Ambil contoh misalnya saat pandemi kemarin merebak dan vaksin belum ada. Di satu sisi nyawa dan keselamatan menjadi fokus utama, tapi di sisi lain roda ekonomi pun tidak kalah penting. Lockdown saja, lantas biayai semua rakyat makan. Kalau kelihatan keluar rumah, hajar. Ada negara-negara yang melakukan itu, dan isu ini pun dipakai oleh beberapa pihak untuk menyerang kebijaksanaan pemerintah. Tapi apakah mereka lupa bahwa bangsa ini bukanlah bangsa dengan uang berlebihan yang mampu memberi makan hampir 300 juta jiwa orang sekaligus selama bertahun-tahun? Coba tempatkan mereka di posisi pemimpin utama negeri ini, apakah mereka mampu melakukan itu? Kalau full lockdown dilakukan, bisa jadi kita bukan mati karena virus tapi mati karena tidak makan.
Karena itu pemimpin kita mengambil kebijaksanaan dengan sebuah sistem semi lockdown yang lebih luwes. Tetap ada korban, bukan saja karena terinfeksi tapi juga usaha-usaha yang apa boleh buat harus parkir dulu, tapi perekonomian meski melambat drastis masih tetap bisa berjalan. Bukan hanya untuk kepentingan negara, tapi juga bagi kita yang dalam hidup sehari-hari bukan termasuk karyawan bergaji tetap, yang masih tetap beruntung bisa memperoleh pendapatan secara tetap nilainya di masa sulit. Kerja pemerintah akan menjadi jauh lebih berat ketimbang cuma mengandangkan dan menjaga kandang agar kita tidak ada yang keluar.
Hari ini kita bisa melihat buahnya. Ketika banyak negara kolaps, negara ini masih bisa berjalan. Tapi bukankah hidup kita yang dibawah tetap terasa jauh lebih berat? Ya, itu benar. Tapi bayangkan jika negara ini bangkrut dan inflasi melonjak seperti tahun 1998 dulu, bukankah itu akan membuat kita jauh lebih menderita lagi? Hikmat, saya yakin berperan penting dalam hal ini. Karena keputusan-keputusan inovatif yang manfaatnya bisa dirasakan orang banyak biasanya tidak akan lahir tanpa melalui hikmat. Maka saya tidak berhenti bersyukur bahwa dalam mengambil keputusan krusial di masa genting, Tuhan ternyata menganugerahkan hikmat kepada para pemimpin kita. Itu menunjukkan betapa Tuhan mengasihi bangsa ini. I thank God everyday for that.
Apakah hikmat itu, dan apa keuntungan yang muncul dari hikmat? Mari kita bahas dalam renungan kali ini.
(Bersambung)
Sunday, July 2, 2023
Hikmat (2)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belajar dari Rehabeam (2)
(sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment