Saturday, July 8, 2023

Hikmat (8)

 (Sambungan)

Bagaimana jika masalahnya bukan tidak punya tapi kekurangan hikmat? Firman Tuhan berkata "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya." (Yakobus 1:5). Ternyata kalau kita kekurangan hikmat, kita bisa memohon itu kepada Tuhan. Hikmat berasal dari Tuhan, dan kalau kita kurang akan hal itu kita bisa memintanya kepada Tuhan. Masalahnya adalah, tidak banyak orang yang menyadari akan pentingnya hikmat dalam menjalani hidup dengan baik dan bahagia.

Tuhan siap menganugerahkan hikmat kepada anak-anakNya. Dia sangat rindu untuk melengkapi anak-anakNya dengan bekal yang cukup untuk melewati hari-hari yang sulit, sehingga semua anakNya akan mampu mencapai garis akhir dengan baik, menjadi pemenang dengan gemilang dan memperoleh mahkota kehidupan seperti yang Dia janjikan. Tanpa hikmat kita akan kesulitan untuk hidup lurus dan bisa menyerah di tengah jalan. Akibatnya kita pun kehilangan hak kesulungan kita dan berakhir di ujung yang salah.

Hikmat sesungguhnya lebih berharga dari permata dan apapun yang pernah diinginkan orang. Hikmat akan sangat kita perlukan agar hidup kita tetap berjalan sesuai rencana Tuhan, kita tidak harus buang waktu sia-sia atau bahkan kehilangan kesempatan untuk selamat. Kita perlu hikmat untuk mencapai tujuan hidup kita, yaitu serupa dengan Kristus. Mari kita sekalian menyadari akan pentingnya hikmat, dan mari kita semua hidup dengan penuh hikmat, yang lebih berharga dari segala harta kekayaan yang bisa kita miliki.

Wisdom is the knowledge of God and a life lived for God - Tripp Prince


No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...