Tuesday, July 18, 2023

Ratu Syeba dan Salomo (3)

 (sambungan)

Hari ini saya merenungkan lebih jauh lagi akan ayat ini, dan kemudian sampai pada sebuah pemikiran yang juga sederhana. Kalau kebenaran dan eksistensi Tuhan itu seharusnya tidak sulit untuk terlihat, bagaimana dengan peran kita sebagai orang percaya di dunia saat ini? Apakah kita sudah menjadi cerminan eksistensi Tuhan, merepresentasikan kebenaran menurut prinsip Kerajaan secara benar atau kita malah masih jadi batu sandungan yang membuat orang menolak menerima kebenaran? Dengan kata lain, seandainya masih ada dalih yang disampaikan untuk menolak kebenaran, bisa jadi salah satu penyebabnya bisa jadi karena hati Bapa belum tercermin dari sikap dan perilaku kita, para orang percaya. Jangan-jangan orang belum bisa melihat cerminan Kristus lewat diri kita, atau malahan mendapat pemahaman yang salah akan Kristus lewat sikap kita.

Akan hal ini, mari kita lihat kisah mengenai kunjungan ratu negeri Syeba ke Yerusalem ketika Salomo tengah memerintah sebagai raja (1 Raja Raja 10:1-13). Nama besar Salomo pada waktu itu sangat harum terdengar ke seantero penjuru dunia, hingga ke negeri ratu Syeba yang diperkirakan berasal dari Ethiopia atau Yaman. Ratu Syeba kemudian tertarik untuk membuktikan sendiri apakah benar Salomo itu benar-benar seperti yang sudah ia dengar.

Sang ratu pun datang membawa pertanyaan-pertanyaan sulit kepada Salomo. Mampukah Salomo menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit tersebut dengan hikmatnya? Alkitab mencatat dengan jelas bahwa "Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi raja tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu." (ay 3).

Karenanya Ratu Syeba pun terpukau dengan hikmat yang dimiliki Salomo. Ia juga menyaksikan sendiri bagaimana kemakmuran negeri yang diperintah Salomo, tata krama orang-orang disana yang sungguh menginspirasi. Alkitab menggambarkannya demikian: "Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya, makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, minumannya dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu." (ay 4-5).

(bersambung)

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...