Saturday, July 22, 2023

Tunas Baru dari Kayu Mati (2)

 (sambungan)

Ada banyak orang pula yang meski raganya masih hidup, mereka seperti 'mati.' Mati dalam artian sudah tidak lagi punya harapan, tidak lagi punya gairah, semangat, merasa bahwa mereka tidak akan pernah bisa bangkit dari keterpurukan, merasa tidak mungkin sembuh dari penyakit, bebas dari masalah atau merasa semuanya sudah terlambat. Banyak yang sudah begitu lama hidup dengan kekosongan atau kehampaan dalam diri mereka. Secara fisik mereka masih hidup, tapi tidak ada lagi kehidupan yang menjadi salah satu ciri jiwa yang hidup dalam diri mereka.

Ada sebuah kisah menarik yang terjadi pada masa Musa dan Harun dalam Bilangan 17. Pada suatu kali Tuhan memerintahkan Musa untuk mengumpulkan tongkat dari pemimpin-pemimpin tiap suku dan menuliskan nama pemimpin pada masing-masing tongkat. Secara spesifik Tuhan menyuruh nama Harun ditulis pada tongkat suku Lewi. Kemudian tongkat itu harus diletakkan di dalam Kemah Pertemuan dimana peti yang berisi tabut Perjanjian berada.
Tuhan lalu bersabda: "Dan orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertunas; demikianlah Aku hendak meredakan sungut-sungut yang diucapkan mereka kepada kamu, sehingga tidak usah Kudengar lagi." (Bilangan 17:5).

Keesokan harinya, tongkat Harunlah yang ternyata mengeluarkan tunas. "Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam." (ay 8). Kemudian Tuhan berfirman kepada Musa, "Kembalikanlah tongkat Harun ke hadapan tabut hukum untuk disimpan menjadi tanda bagi orang-orang durhaka, sehingga engkau mengakhiri sungut-sungut mereka dan tidak Kudengar lagi, supaya mereka jangan mati." (ay 10).

Sebuah tongkat biasanya terbuat dari kayu yang sudah mati. Jadi tentu akan aneh apabila kita melihat tongkat yang tiba-tiba mengeluarkan tunas, daun bahkan bunga. Apa yang dialami oleh Harun menjadi sebuah momen yang baik dalam menyaksikan kuasa Tuhan yang ajaib, yang bisa memperteguh iman agar bangsa itu tidak lagi bersungut-sungut dan karenanya tidak harus menerima hukuman.

(bersambung)

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...