Tuesday, May 29, 2018

Simon Orang Farisi dan Wanita Berdosa (5)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)


Ada beberapa hal yang penting untuk kita jadikan pedoman dari kisah ini.

1. Apakah kita sudah memberikan penghormatan yang pantas saat kita memanggilNya? 

Kita butuh Tuhan dalam hidup kita. Masalahnya:

- Apakah kita hanya butuh bantuanNya, berkatNya, penyertaanNya tapi tidak memiliki hati yang menyembah, yang mengasihi dan takut akan Tuhan?
Do we only take Him for granted? 
- Apakah kita hanya memanfaatkan Yesus, atau bahkan
- menganggapNya hanya sebagai ban serap, mencariNya hanya kalau kita berada dalam kesulitan?
- Apakah kita ke gereja dan membaca Alkitab hanya karena kewajiban semata atau karena kita ingin mengalami pertumbuhan untuk terus menjadi seperti Kristus?
- Apakah kita lebih peduli apa kata orang atau seperti apa kita menurut orang daripada bagaimana Yesus memandang kita?

Dengan kata lain, Tuhan Yesus akan menyambut orang-orang yang menyembahNya dengan sepenuh hati.

2. Apakah kita hidup dengan memiliki kesadaran diri atau pembenaran diri sendiri?

Lihatlah reaksi Simon saat melihat wanita itu menyentuh kaki Yesus. Dia merasa wanita itu kotor, tidak layak untuk melakukan itu. Yesus pastilah bukan seperti yang dikatakanNya kalau membiarkan hal itu terjadi. Itu yang Simon pikirkan seperti yang ditulis dalam ayat 39.

Sangatlah menyedihkan apabila kita masih sibuk menilai orang lain tapi tidak melihat pada diri sendiri. Merasa paling benar dan karenanya merasa berhak untuk menghakimi orang lain. Bagaikan sedang menunjuk orang, satu jari menuju pada orang lain tapi jari lainnya sebenarnya mengarah pada diri kita sendiri. Firman Tuhan sudah mengingatkan akan bahaya dari orang yang berperilaku seperti ini. "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (1 Petrus 5:5). God does oppose the proud and gives grace to the humble. 

Beberapa bentuk pembenaran diri sendiri seperti sikapnya Simon antara lain:

- Merasa diri lebih baik dari orang lain
Mungkin kita hari ini sudah hidup berkecukupan, bahkan lebih. Punya pekerjaan, rumah, keluarga, anak, semua kebutuhan primer, sekunder dan tertier terpenuhi. Kita sudah ke gereja, kita sudah berdoa. Itu bukan alasan untuk memegahkan diri apalagi sampai merasa berhak menghakimi orang lain. Kita tidak boleh lupa bahwa semua yang ada pada kita saat ini berasal dari Tuhan, bukan hanya karena hasil usaha kita sendiri saja.

- Merasa tidak perlu memuji dan menyembah Yesus, karena menganggap diri sudah benar sehingga tidak lagi membutuhkan apa-apa dariNya
Orang-orang yang merasa sudah aman akan punya kecenderungan bersikap seperti itu. Kalau sudah benar, kenapa masih harus merendahkan diri? Nanti saja kalau ada masalah lagi. Tuhan kan mengasihi manusia, jadi semua adalah kewajibanNya, saya tidak perlu menyembah dan memujiNya. Ini juga merupakan sikap Simon orang Farisi yang berbahaya. Kalau kita hari ini berada dalam keadaan baik tak kurang suatu apapun, sadarilah bahwa itu berasal daripadaNya. Dia tetap dan akan selalu lebih dari layak untuk disembah dan diberikan ucapan syukur.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker