Monday, May 14, 2018

Belajar Pentingnya Menempatkan Prioritas yang Benar Lewat Kitab Hagai (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Hagai 1:9b
===================
"Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri."

Belum lama ada seorang teman yang bercerita pada saya mengenai dirinya yang sedang menata kembali prioritas hidupnya. Ia adalah seorang pekerja keras yang aktif baik dalam profesi maupun pelayanan. Keduanya ia lakukan dengan baik, tapi belakangan ia menyadari bahwa semua itu lama-lama hanya menjadi rutinitas saja dan kemudian merebut waktu-waktu untuk membangun hubungan dengan Tuhan baik secara pribadi juga dalam mesbah keluarga. Ia seringkali harus buru-buru berangkat di pagi hari agar semua pekerjaannya bisa ia selesaikan dan karenanya ia tidak punya waktu lagi untuk berkumpul di pagi hari bersama keluarga. Doa pribadi pun jadi sesuatu yang 'wajib' saja, tidak lagi dinikmati. Menurut pengalamannya, hal itu terjadi tanpa ia sadari. Ia merasa masih melakukan yang baik, tapi pada suatu saat ia merasa 'kering'.

Barulah ia tersadar bahwa hubungannya dengan Tuhan ternyata menjadi dingin, dan setelah ia mengambil waktu untuk merenung, ia mendapati bahwa agenda kegiatannya sudah mengambil alih prioritas hidupnya. Ia bercerita bahwa apa yang menyadarkannya adalah saat ia menemukan kisah dalam salah satu kitab terpendek dalam Alkitab yaitu Hagai.

Lewat kitab Hagai ia merasa tertegur dan segera mulai menata kembali urutan prioritasnya. Sekarang ia kembali merasakan kehangatan hubungan dengan Tuhan dan keluarganya. "Puji Tuhan yang menegur saya sehingga saya tidak harus lama terjebak untuk membangun 'istana' saya tetapi membiarkan bait Tuhan menjadi puing-puing yang semakin tidak terurus." Demikian katanya.

Apa yang dialami teman saya ini saya rasa mewakili banyak dari kita yang tanpa sadar prioritasnya mulai bergeser. Kita tidak melakukan hal yang buruk. Kita bekerja dengan keras dengan jujur, sebagian dari kita melayani, semua itu baik. Tapi kalau tidak hati-hati, fokus atau prioritas kita bisa beralih menjadi menomorsatukan aktivitas, kegiatan atau agenda-agenda kita dimana membangun hubungan dengan Tuhan tidak lagi menempati prioritas utama. Lalu keluarga pun menjadi tersisih, tidak lagi menjadi sesuatu yang penting.

Ada seorang pendeta yang bercerita, bahwa ia merupakan orang yang sibuk dan sangat bergantung pada agendanya. Saat ia belakangan tersadar bahwa hubungan dengan Tuhan secara pribadi dan bersama keluarga ternyata sudah terdegradasi ke urutan bawah, ia menyikapinya dengan menempatkan waktu untuk Tuhan dan keluarga dalam agendanya. Sama seperti ia punya jadwal meeting yang tidak bisa diganggu, demikian pula waktu untuk Tuhan dan keluarga yang dalam agenda ia tempatkan pada posisi yang utama. Tidak ada pekerjaan yang boleh mengganggu atau menggeser kedua prioritas ini. Dan ia merasa sejak ia melakukan itu, hidupnya terasa lebih bahagia dan baik.

Ada banyak hal yang saya dapatkan dari pengalaman dua orang ini. Selain masalah prioritas yang memang harus mendapatkan perhatian serius karena prioritas yang benar ternyata bisa bergeser tanpa kita sadari, melakukan hal yang 'baik' dan 'terbaik' itu ternyata berbeda. Saat kita melakukan hal-hal yang baik, itu belum tentu yang terbaik. Sehingga kita perlu memperhatikan betul agar yang kita lakukan bukan cuma yang baik tetapi yang terbaik, yaitu menurut prinsip atau ketetapan Tuhan. Kalau kita mau menerima yang terbaik dariNya, kita tentu harus melakukan bagian kita yang terbaik pula. Kalau mau memiliki hubungan yang paling dekat dengan Tuhan, kita harus menempatkan prioritas membangun hubungan dengan Tuhan dalam posisi terbaik pula. Kita tidak bisa berharap memiliki hubungan erat, bisa mendengar suaraNya dengan jelas tapi malas dalam komitmen membangun hubungan denganNya. Dan kalau nanti hidup jadi banyak masalah karena banyaknya keputusan yang keliru tanpa adanya Tuhan lagi disana, jangan sampai malah Tuhan yang disalahkan.

Seperti yang saya sebutkan diatas, teman saya bercerita bahwa momen atau titik baliknya adalah saat ia diingatkan Tuhan lewat kitab Hagai. Apa isi dari kitab Hagai? Untuk seminggu ke depan mari kita lihat kisah apa yang ada dan pelajaran apa yang bisa kita dapati disana.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker