Tuesday, November 29, 2016

Terbiasa dalam Kegelapan

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: 1 Yohanes 1:6
==========================
"Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran."

Saat saya tengah duduk makan, tiba-tiba aliran listrik padam. Seketika ruangan menjadi sangat gelap sehingga saya tidak bisa melihat apa-apa sama sekali. Tapi mata rupanya menyesuaikan diri dengan kegelapan. Perlahan saya mulai bisa melihat sedikit demi sedikit, setidaknya tidak segelap sebelumnya. Saya mulai bisa jalan pelan-pelan untuk mencari sumber penerangan seperti senter pada handpone, senter biasa atau lilin. Mata ternyata beradaptasi dengan keadaan lingkungan. Kalau gelap, mata lambat laun akan membiasakan diri dengan situasi gelap itu lalu. Kalau anda telat masuk ke dalam bioskop, jika kebetulan filmnya sedang gelap juga, anda bisa tersandung tangga kalau tidak hati-hati. Apalagi kalau lampu petunjuk di tangga sedang mati. Berjalan dari terangnya lampu di luar bioskop dan tiba-tiba masuk ke dalam ruang gelap membuat awalnya kita sulit melihat apa-apa. Perpindahan mendadak itu membuat mata butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Kalau anda berdiri di bawah agak lama, anda akan bisa melihat tangga itu dengan cukup jelas meski tidak ada lampu sama sekali disana.  Kalau terjadi pemadaman listrik tiba-tiba pun demikian. Kita akan sangat kesulitan mencari lilin atau senter, meraba-raba kesana kemari, namun setelah dibiarkan untuk beberapa saat, mata akan mulai beradaptasi dan kita mulai mampu melihat dalam gelap.

Hal yang sama pun bisa terjadi dalam kehidupan kerohanian kita. Membiasakan diri hidup dalam Terang Kristus membuat kita secara natural atau alami menjalani dengan mengadopsi kebenaran-kebenaran sesuai prinsip Allah. Tapi saat kita mulai memberi toleransi pada penyimpangan-penyimpangan kecil, saat kita mulai membiasakan diri untuk mengabaikan bahaya dosa dan menganggap bahwa sebuah dosa itu hanyalah bagian dari hal yang sifatnya manusiawi, wajar, maka lambat laun kita akan menjadi terbiasa berbuat dosa. Seperti halnya mata yang pelan-pelan jadi terbiasa dalam gelap, diri kita pun pelan-pelan bisa terbiasa hidup dalam kegelapan, menjauhi Terang Tuhan. Akibatnya kita tidak lagi bisa mendengar suaraNya, tidak lagi merasa perlu untuk bersekutu denganNya, mengalami hubungan yang semakin renggang lama-lama terputus. Hati nurani kehilangan kepekaannya, kita jadi sulit membedakan mana yang benar dan salah, mana yang baik dan sesat, kehilangan kendali atas diri kita dan disana kebinasaan pun membuka mulut lebar-lebar, siap untuk menelan kita.

Dalam kitab 1 Yohanes kita diingatkan akan hal ini. "Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran." (1 Yohanes 1:6). Tuhan yang kudus tidak akan bisa didekati dengan kecemaran. Antara hidup dalam terang dan gelap, antara hidup benar dan melanggar Firman Tuhan, itu tidak bisa dilakukan secara bersamaan. Jadi kalau kita menunjukkan hidup yang baik tapi sebenarnya saat tidak ada yang melihat kita hidup dalam kegelapan, itu sama saja dengan berdusta dan tidak melakukan kebenaran.

Lebih lanjut, Yesus pun mengingatkan kita agar berhati-hati menjaga diri kita agar tidak terperangkap dalam kegelapan. "Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan." (Matius 12:35). Paulus berpesan pada jemaat Efesus mengenai hal ini dengan rinci. Pada perikop Hidup Sebagai Anak Terang (Efesus 5:1-21), kita diingatkan agar selalu hidup dalam kasih (ay 1), jangan sampai diri kita dimasuki oleh rupa-rupa kecemaran, keserakahan, percabulan, perkataan kotor dan kosong dan lain-lain (ay 3), dan kita harus tetap waspada agar jangan sampai disesatkan (ay 6).

Kenapa Paulus mengingatkan hal ini? Karena dengan menerima Kristus, kita mendapat status sebagai anak-anak terang. "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yoh 8:12). Karena itu pula, bagi kita yang mengikut Yesus, kita pun diminta untuk menjadi terang dunia. (Lukas 5:14). Kita tidak akan bisa menjadi terang dunia jika kegelapan masih memiliki kuasa atas diri kita. Karenanya, Paulus pun mengingatkan kita agar senantiasa hidup sebagai anak-anak terang. "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang" (Efesus 5:9).

Katakan tidak pada dosa meski yang kecil atau tampak sepele sekalipun. Dosa meski yang ringan dan seolah tidak berarti bisa menjadi pintu masuk iblis untuk menyesatkan kita lebih jauh. Jangan pernah beri toleransi, jangan beri kesempatan, jangan buka peluang, karena sekali kita beri kesempatan, tanpa sadar kita akan menjadi terbiasa dalam kegelapan. Terbiasa berbuat dosa dan kehilangan segala yang baik dari Tuhan.

Tetaplah hidup sesuai firman Tuhan, dan hiduplah kudus sehingga Roh Kudus menerangi hidup kita. Tidak akan ada gelap yang mampu melawan terang kecuali kita sendiri yang menyingkirkan terang dan mengijinkan gelap memasuki hidup kita. Pastikan kita tetap memiliki terang Kristus dan bercahaya di depan orang dan dengan demikian kita memuliakan Bapa. "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16).

"Darkness cannot drive out darkness; only light can do that." - Marin Luther King, Jr

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker