Wednesday, November 9, 2016

First Thing's First (1)

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: Matius 12:11
===================
"Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Jika seorang dari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya?"

Sewaktu saya kecil saya sempat protes melihat ayah saya yang berprofesi sebagai dokter mau menerima pasien di luar jam praktek. Sudah jelas di papan nama bahwa praktek itu dari jam 4 sampai jam 6 sore, tapi kenapa kalau ada yang datang larut malam atau siang-siang pada hari libur, ia tetap mau melayani mereka? Saya ingat betul ketika saya tanyakan, ia hanya tertawa dan berkata: "Sakit itu tidak kenal waktu. Sebagai dokter, papa punya tanggung jawab untuk menyembuhkan mereka. Papa itu ada untuk orang yang sakit." Saya pun mengerti kenapa ia bagaikan terus 'stand by' 24 jam melakukan profesinya. Tengah malam sekalipun ia terkadang dibangunkan oleh suara orang menggedor pagar karena butuh pertolongan. Lagi tidur, harus menyiapkan tas dan pergi mengunjungi pasien yang sakit di rumahnya. Bagaimana kalau yang menggedor pagar dini hari itu orang jahat? Ayah saya bertanya balik: "Bagaimana kalau itu orang sakit keras yang kalau terlambat sedikit saja ditangani bisa kehilangan nyawanya?" Sebagai manusia dia butuh istirahat. Ada jam kerja yang sudah diatur, tapi sebagai seorang dokter dia harus mendahului kewajibannya sesuai sumpah jabatan dibanding menuntut haknya. First thing's first. Ayah saya mengerti itu dan ia melakukan pekerjaannya dengan sepenuh hati.

Peraturan itu penting. Tanpa adanya aturan tatanan hidup bisa jadi berantakan. Bayangkan negara tanpa aturan, semua orang boleh berbuat apa saja yang mereka mau, negara bisa hancur dalam sekejap mata. Hidup yang tanpa aturan pun merupakan hidup yang beresiko besar baik bagi diri sendiri, keluarga maupun orang lain. Tapi di sisi lain,menerapkan aturan yang terlalu kaku pun bisa berakibat buruk dan bisa menghilangkan esensi dari aturan itu sendiri. Menjalankan peraturan dengan terlalu kaku bisa membuat orang bergeser kepada lebih mementingkan tata cara atau aturan sesuai formalitas dan sebagainya ketimbang melihat inti sebenarnya dari tujuan yang hendak dicapai.

Adanya aturan-aturan yang terlalu kaku pun bisa membuka kesempatan bagi orang-orang yang jahat untuk mengambil keuntungan dari sebuah sistem yang kaku itu. Dalam beribadah pun situasi seperti ini bisa terjadi. Ada gereja-gereja yang lebih tertarik untuk mementingkan tata cara, tradisi atau adat istiadat ketimbang membawa jemaatnya untuk bersama-sama membangun dan meningkatkan hubungan dengan Tuhan. Lebih mementingkan liturgi ketimbang esensi untuk apa sebenarnya gereja itu ada. Tata cara nomor satu, urusan gereja nomor satu, yang lain kurang penting. Kalau mau melayani ya harus di gereja, apa yang dilakukan jemaat di luar sana tidak penting. Jangankan disokong atau setidaknya dimotivasi, dipedulikan saja tidak. Atau malah dikritik macam-macam. Ini tentu disayangkan, karena selain bisa memunculkan sikap-sikap menghakimi, gereja pun kemudian kehilangan fungsinya di tengah masyarakat dan kehilangan perkenanan Tuhan.

Akan hal ini kita bisa melihat sebuah contoh yang ditunjukkan orang-orang Farisi ketika melihat Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat yang tercatat dalam Matius 12:9-15. Pada saat itu Yesus sedang berada di sebuah rumah ibadat lalu bertemu dengan orang yang sebelah tangannya lumpuh. Para orang Farisi itu pun kemudian memanfaatkan hal itu untuk mencari-cari kesalahan Yesus. "Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka bertanya kepada-Nya: "Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat?" Maksud mereka ialah supaya dapat mempersalahkan Dia. " (ay 10). "Hayo... boleh atau tidak orang ini disembuhkan? Ini hari Sabat lho...hari dimana kita tidak boleh melakukan pekerjaan apapun, sesuai kata hukum Taurat." kira-kira seperti itulah yang mereka katakan.

Lalu apa jawab Yesus? "Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Jika seorang dari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya?" (ay 11). Itu logika yang sangat sederhana. Kalau anak kita terjatuh ke dalam sumur dan itu kebetulan hari Sabat, apa kita membiarkan saja anak kita dan baru akan mengangkatnya esok hari? Tentu saja kita akan sesegera mungkin menolongnya. Lalu Yesus melanjutkan: "Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat." (ay 12). Dan Yesus pun lantas menyembuhkan orang itu.

Ada banyak orang yang sedang menderita bermacam-macam masalah, dan mereka butuh pertolongan. Hal seperti itu tidak mengenal waktu. Sama seperti kita bisa mengalami sakit kapan saja, bahkan di jam-jam dimana orang mungkin sedang beristirahat, atau ketika di hari libur ternyata kita tiba-tiba membutuhkan dokter. Masalah bisa datang tanpa mengenal waktu. Dan Yesus tahu apa yang menjadi kebutuhan manusia dan apa yang menjadi tugasNya turun ke dunia, karenanya Dia pun mengulurkan tanganNya tanpa mempedulikan waktu.

Kita bisa melihat apa kata Yesus berikut ini: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit." (Matius 9:12). Dia datang justru untuk orang-orang "sakit" seperti kita yang berdosa dengan berbagai akibat yang harus kita tanggung. Dia datang untuk menyembuhkan dan menawarkan keselamatan kepada semua orang tanpa terkecuali. Tapi lihat bagaimana respon orang Farisi yang sudah bergeser pemikirannya. Di satu sisi mereka tahu betul seluruh isi Taurat Tuhan. Tapi di sisi lain bukannya bersukacita atau bersyukur karena orang yang lumpuh sebelah tangan itu sudah sembuh, tetapi malah memakai momen itu untuk menjebak Yesus. Bukannya senang melihat ada orang yang dijamah Tuhan, tetapi malah mereka mementingkan peraturan atau tradisi-tradisi yang mengikat, lebih mementingkan itu ketimbang mengalirkan kasih Allah kepada orang lain.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker