Sunday, November 6, 2016

Bukan dengan Tangan Besi tapi Mengasihi dan Melayani (2)

webmaster | 11:00:00 PM |
(sambungan)

Apakah Yesus hanya memerintahkan hal ini sepihak? Sama sekali tidak. Yesus sudah mencontohkan langsung mengenai sikap tersebut lewat sikap hidupNya ketika ada di dunia ini. Dalam kesempatan lain Yesus juga menyampaikan: "Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar." (Lukas 9:48). Berarti orang yang merasa dirinya sudah besar dan merasa berhak melakukan apapun sekehendak hatinya justru merupakan orang-orang kasihan yang terkecil di muka bumi ini. Sebaliknya, mereka yang tetap mau merendahkan diri menjadi hamba yang melayani dengan dasar kasih, itulah orang-orang yang terbesar di mata Tuhan.

Selanjutnya, apa yang harus kita lakukan kepada mereka yang terus memancing keributan, orang-orang yang berseberangan dengan kita? Dalam hal ini prinsip Kerajaan pun berbeda dengan dunia. Dunia mengajarkan kita untuk membinasakan musuh, kalau perlu menghancurkan mereka berkeping-keping. Hancurkan sebelum kita dihancurkan. Jangan sekedar hancur, tapi kalau bisa berkeping-keping. Kalaupun orang lain harus terkena korban, itu salah mereka. Siapa suruh dekat-dekat. Itu pikiran dunia yang sering kita lihat hari ini. Minimal berikan fitnah, hancurkan secara moral sampai mereka tidak berkutik lagi.

Tetapi prinsip Kerajaan lagi-lagi berbeda. Yesus sendiri yang menyampaikan hal itu. "Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu." (ay 38-39). Bukan hanya mengalah dan tidak melawan, tetapi lebih lanjut Yesus mengatakan "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Matius 5:43-44). That's a higher step of love.

Musuh bukan untuk dihancurkan, tetapi untuk dikasihi, dibantu dan didoakan. Ini sebuah pengajaran yang mendobrak tatanan atau konsep pemikiran secara radikal pada saat itu. Dan hari ini pun masih tetap sama kontroversialnya. Perbedaan prinsip pengajaran ini justru semakin kontras terlihat ketika kita melihat orang-orang yang bisa dengan dingin membunuh atau membantai secara masal dengan mengatasnamakan golongan tertentu. Banyak orang yang kebingungan menyikapi hal ini, tapi prinsip Kerajaan Allah sudah secara tegas menyatakan sebaliknya. Jangankan membunuh, jangankan menyakiti, jangankan menekan, memusuhi saja tidak boleh. Justru kita harus mengasihi dan mendoakan mereka.

Yesus mengajarkan konsep kehidupan yang berbanding terbalik dengan apa yang dipercaya dunia sebagai kunci kesuksesan atau kemenangan. Ketika dunia menghalalkan segala cara, kita dituntut untuk melakukan segala sesuatu dengan jujur, tulus dan sungguh-sungguh seperti untuk Tuhan, dan kemudian menyerahkan semuanya sesuai dengan kehendak Tuhan sambil disertai dengan rasa syukur.

Ketika dunia mengajarkan kebencian, kita diajarkan untuk mengasihi. Ketika dunia cenderung mencari pembenaran atas segala kekejian, kita diminta untuk bersikap lembut hati dan mau mengakui kesalahan kita. Dunia boleh membenci, tetapi kita mengasihi. Dunia boleh kasar, tapi kita harus lembut. Dunia boleh menumpuk harta, tapi kita harus memberi. Kesombongan tidak ada dalam kamus kita, dan harus diganti dengan kerendahan hati. Dunia melakukan tekanan-tekanan represif dengan tangan besi atas nama kekuasaan, kita justru harus melayani dan memiliki hati hamba. Bayangkan kalau anak-anak Tuhan semua melakukan hal tersebut, dunia akan jauh lebih baik karena kita akan menginspirasi lebih banyak orang lagi untuk mengadopsi sistim hidup dan prinsip sesuai kebenaran.

Semakin tinggi kita naik, kita harus semakin rendah hati. Bukankah bulir padi yang siap tuai pun merunduk? Alkitab sudah menjelaskan bagaimana seharusnya sikap hidup kita. Memberi bantuan dan mengasihi tanpa pandang bulu, termasuk kepada musuh kita. Tidak otoriter dan memanfaatkan kekuasaan sebagai ajang menekan orang lain dengan semena-mena, tapi bersikap melayani. Dunia boleh saja tidak berlaku seperti itu, tapi kita harus mencerminkan terang Tuhan bagi sesama kita. Itu adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar. Itu tentu saja tidak mudah. Tapi Roh Kudus tentu akan memampukan kita memiliki sikap hati yang lembut jika kita mengijinkannya. Jadilah pribadi yang berbeda dengan dunia, mencerminkan terang yang bersinar dalam kegelapan.

Kekuasaan hendaknya dipakai untuk melayani bukan melakukan tindakan tangan besi

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker