Saturday, November 26, 2016

Percaya dalam Setiap Keping (1)

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: Amsal 3:5
==================
"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri."

Menyusun jigsaw puzzle itu menyenangkan bagi yang sabar, tapi menyebalkan bagi orang yang tidak sabaran. Dahulu sewaktu masih remaja saya sangat suka bermain puzzle ini. Yang paling saya sukai dari jigsaw puzzle adalah prosesnya. Itu bisa makan waktu lama, apalagi kalau yang kepingannya di atas 500 buah. Saya mencari potongannya satu-persatu, secara perlahan, hingga akhirnya keseluruhan potongan itu menampilkan gambar sesuai dengan yang saya inginkan. Belakangan setelah krisis moneter harga jigsaw puzzle menjadi sangat mahal sehingga hobi ini pun berhenti.

Kita tahu gambar apa yang akan kita peroleh dari sekotak jigsaw puzzle. Kita tahu ada berapa keping isinya. Tapi untuk bisa mencapai itu kita harus terlebih dahulu menempuh proses, merangkainya satu-persatu untuk waktu yang lama sampai pada akhirnya kepingan-kepingan itu bersatu membentuk sebuah gambar tepat seperti gambar yang disediakan pabriknya pada bagian depan kotak.

Saya menganggap contoh jigsaw puzzle ini sangat baik dipakai untuk menunjukkan bagian-bagian hidup kita. Kita menjalani sekeping demi sekeping, dari satu penggalan ke penggalan berikutnya. Ada kalanya dalam satu momen, periode atau kepingan hidup itu kita harus mengalami penderitaan kesusahan, masalah atau mendapat perlakuan-perlakuan menyakitkan dari orang lain. Saat mengalami bagian keping itu tentu tidak enak. Disana kita mungkin merasa menderita. Semua orang mengalami masalah pada suatu ketika. Tapi yang membedakan reaksi adalah apakah kita tahu 'gambar' apa yang pada akhirnya akan kita peroleh sebagai rencana Tuhan atas hidup kita, atau kita tidak tahu sama sekali. Kalau kita tahu, tentu kita akan bersabar dalam prosesnya karena iman kita mengatakan bahwa rencana Tuhan itu selalu indah pada waktunya. Tapi kalau kita tidak tahu, tidaklah heran apabila penderitaan itu mengoyak kita, bahkan menghancurkan, membuat segala yang sudah dibangun selama ini menjadi sia-sia.

So, whether we know the grand design God has planned to us or not will determine our response in facing the life's problems.

Tidak tahu sama sekali tentang rencana Tuhan bagi hidup kita masing-masing itu satu hal, tahu tapi menyerah di tengah jalan itu hal lain. Betapa sayangnya apabila kita tahu dan tengah dalam proses, tapi kita tidak punya stamina iman yang cukup untuk berjalan, lalu memberontak, mengabaikan rencana Tuhan dan menyerah? Kita harus sadar bahwa sebagai manusia yang punya kehendak bebas, kita bisa memutuskan apakah kita mau mendengar dan patuh kepada panggilanNya,kehendakNya dan rencanaNya, atau kita memilih untuk menolak dan lebih memilih keinginan kita sendiri.

Bukan saja secara keseluruhan tapi per-bagian hidup juga, seperti halnya keping demi keping jigsaw puzzle. Sadar atau tidak, keputusan kita, apakah kita mau mempercayakan pada Tuhan atau tidak akan sangat mementukan seperti apa akhirnya. Satu proses yang salah bisa mengarah pada langkah berikutnya yang salah, itu tentu akan menuju hasil yang berbeda dengan pengambilan langkah yang dijaga baik dalam setiap fase kehidupan.

Amsal Salomo berkata "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri." (Amsal 3:5). Mempercayai Tuhan dengan segenap hati itu sungguh penting. Jangan setengah-setengah, jangan asal jadi, jangan malas-malasan, jangan naik turun, jangan tergantung mood dan jangan pula memberontak, tetapi harus dengan sepenuh hati. Ini penting untuk kita ingat karena pada dasarnya manusia memiliki sifat tidak sabaran dan sangat mudah goyah alias labil. Apalagi sebuah proses dari Tuhan kerap berlangsung lama. Tidak instan, tetapi selangkah demi selangkah atau step by step.

Kita maunya instan, tetapi Tuhan mau membimbing kita secara perlahan sampai kita benar-benar siap melihat rencanaNya. Itu bisa makan waktu tahunan bahkan puluhan tahun. Dan dalam proses pembentukan itu kita bisa merasakan sakit, mengalami penderitaan. Kita bisa mengalami proses dimana kita harus menangis terlebih dahulu, tetapi sebuah sukacita yang indah dengan rencana Tuhan yang terkonsep dengan sempurna telah disediakan Tuhan di depan. Dari mana kita bisa tahu itu? Ibrani 11:1 sudah mengatakan caranya, yaitu dengan iman.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker