Ayat bacaan: Markus 4:19
=================
"Then the cares and anxieties of the world and distractions of the age, and the pleasure and delight and false glamour and deceitfulness of riches, and the craving and passionate desire for other things creep in and choke and suffocate the Word, and it becomes fruitless."
Makan ikan itu enak, tapi kalau sempat tertelan duri, sakitnya bukan main. Apalagi kalau ikannya yang punya duri bercabang seperti ikan mas, kita harus ekstra hati-hati. Kalau tertusuk duri ikan itu sakit, duri-duri dari tanaman pun sama sakitnya. Ada sebuah tanaman di halaman rumah saya yang durinya cukup banyak. Tajam-tajam pula. Beberapa kali saya tertusuk kalau berada di dekatnya. Itu tanaman yang berdiri. Bayangkan jika anda harus berjalan di antara semak duri. Kaki bisa jadi korban meski sudah hati-hati. Duri itu kecil ukurannya. Tapi kalau tertusuk sakit sekali. Dalam jumlah yang banyak, duri bisa mendatangkan lebih banyak masalah. Luka tertusuk duri kalau dibiarkan bisa mendatangkan infeksi, membengkak, bernanah dan bisa mendatangkan resiko-resiko yang fatal.
Tanaman pun susah tumbuh dengan baik kalau ada di lingkungan semak duri. Menariknya, Tuhan Yesus kerap menggambarkan pertumbuhan iman dengan tanaman. Mulai dari benih yang ditabur, lalu tumbuh sehat dan berbuah banyak. Tanaman buah seperti itu, kita pun sama. Pertumbuhan iman akan sangat tergantung dari kualitas benih dan kondisi hati kita, lantas bagaimana kita merawatnya. Kalau semua itu dilakukan dengan benar maka pertumbuhan iman kita akan sehat dan menghasilkan buah-buah yang baik. sebaliknya, apabila tidak maka iman kita akan terhimpit, tercekik dan terhambat pertumbuhannya.
Lihatlah saat Tuhan Yesus memberi sebuah perumpamaan mengenai penabur firman seperti yang tertulis di Markus 4:1-20. Kata Yesus: "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur." (ay 3). Benih yang ditabur itu kemudian jatuh di beberapa tempat berbeda. Ada yang jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung memakannya sampai habis. (ay 4). Benih yang jatuh di pinggir jalan lalu dimakan burung menggambarkan orang yang mendengar firman tapi tidak menyimpannya dengan baik dalam hatinya. Mereka puas hanya dibagian luar saja, dan kemudian iblis pun datang mengambil firman yang ditaburkan pada mereka.
Lalu ada yang jatuh di tanah berbatu-batu, kata Yesus dalam ayat 5. Benih yang jatuh di tanah berbatu tidak akan bisa diharapkan untuk tumbuh sehat. Saat akar dari sebuah tanaman tidak bisa menembus kerasnya lapisan batu, bisa dipastikan tanaman itu akan kerdil atau bahkan lama-kelamaan mati. Seperti perumpamaannya, demikian pula orang yang menerima firman Tuhan tetapi hatinya keras bagai tanah penuh batu. "Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad." (ay 16-17).
Selanjutnya Yesus bilang ada firman yang jatuh tertabur di semak duri. Inilah yang ingin saya jadikan titik fokus dari renungan kali ini. "Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah." (ay 18-19). Duri itu kecil. Seperti itu pula berbagai hal-hal yang sepertinya kecil dan kita abaikan, tetapi nyatanya tetap berpotensi besar untuk menghancurkan kita. Seringkali kita awas terhadap kejahatan-kejahatan yang besar dan mudah untuk menghindarinya. Namun di sisi lain kita sering membiarkan atau memberi toleransi pada berbagai dosa-dosa kecil, yang mungkin tidak terlihat berbahaya, tetapi seperti halnya duri yang ukurannya relatif kecil namun tetap bisa melukai bahkan mencelakakan kita.
Mari kita lihat lebih jauh lagi ayat 19 ini dalam versi bahasa Inggrisnya. Dalam versi English Amplified dikatakan sebagai berikut:
"Then the cares and anxieties of the world and distractions of the age, and the pleasure and delight and false glamour and deceitfulness of riches, and the craving and passionate desire for other things creep in and choke and suffocate the Word, and it becomes fruitless."
First they creep in, then choke the Word, and the next thing you know, they suffocate it until the Word brings no fruit. Perhatikan bahwa disana dikatakan bahwa duri-duri ini bisa menyusup (creep in) lalu mencekik (choke) dan menghambat jalur pernafasan (suffocate) sehingga Firman itu pun tidak bisa berbuah.
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh

Home »Unlabelled » Duri-Duri Pencekik Firman (1)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:

Tuhan Memberkati!

Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Bersiap Menjelang Natal
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment