Wednesday, November 16, 2016

Menjaga Integritas Saat Tidak Ada yang Lihat (1)

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: Kejadian 39:9
=======================
"..Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"

Semakin hari semakin sulit saja mencari orang yang benar-benar bisa dipercaya. Kalau diawasi kerjanya mungkin benar, tapi kalau sedang tidak ada yang lihat, mereka bisa melakukan banyak hal buruk yang tentunya merugikan kita atau lembaga/kantor/perusahaan dan lain-lain dimana mereka bekerja. Ditutup satu celah, mereka ketemu dua celah. Ditutup dua celah, mereka mendapat empat celah lainnya untuk melakukan kecurangan. Teman saya yang membuka usaha makanan di sebuah mall mengeluhkan susahnya mencari pegawai jujur. Sudah beberapa kali gonta-ganti, tetap saja ia susah mendapatkan orang seperti ini. Suatu kali saya makan di sebuah food court di mall, ketika dihidangkan nasinya minta ampun parahnya. Berwarna hitam dan berbau tidak enak. Saya kemudian mengontak sang pemilik dan beliau terkejut ketika melihat foto nasi yang dihidangkan pegawainya. Bayangkan, beras dengan kualitas layak untuk jualan mereka jual, dan sebagai gantinya beras yang kualitasnya sangat buruk dihidangkan kepada pembeli. Bukan main pintarnya mereka.

Di lembaga pemerintahan kita melihat banyaknya jagoan korupsi yang tentunya berharap tidak ketahuan. Di depan rakyat mereka seperti orang bersih, tapi ternyata di belakang layar kelakuannya merugikan negara dan masyarakat yang hidup di dalamnya. Ada lembaga-lembaga pengawasan yang kemudian menangkapi maling-maling berdasi ini, tapi seperti tikus mereka terus bisa mencari lubang baru. Dan lembaga pengawasnya, mudah-mudahan bersih. Dan mudah-mudahan, kita juga tidak ikut-ikutan melakukan kecurangan. Bukan cuma kecurangan sebenarnya, tapi juga kebohongan, melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan Firman Tuhan dengan sembunyi-sembunyi. Di depan orang terlihat benar, tapi saat tidak ada yang melihat maka perbuatan-perbuatan buruk dilakukan. Semoga kita tidak termasuk di dalamnya, minimal sedang berusaha keras untuk punya integritas hidup yang benar, baik saat ada yang melihat maupun tidak.

Banyak orang yang merasa lebih penting menjaga image di depan manusia ketimbang Tuhan. Lebih takut hukuman di dunia ketimbang hukuman yang kekal kelak menimpa mereka yang melakukan tindakan-tindakan yang buruk. Segala bentuk penipuan atau kejahatan rasanya akan aman apabila tidak ada orang yang melihat, lupa bahwa mata Tuhan tidak akan bisa dikelabuhi. Tidak ada satu tempat pun yang tersembunyi bagi Tuhan. Tapi berapa banyak dari kita yang sadar akan hal itu? Itulah sebabnya saya menyimpulkan bahwa ujian kejujuran sebagai bagian dari integritas yang sebenarnya dari siapa diri kita akan tampak ketika kita sedang sendirian.

Akan hal ini, Yusuf bisa jadi contoh yang sangat baik. Setelah dibuang ke sumur, Yusuf kemudian dibeli dalam status sebagai budak dan dibawa ke Mesir. Kinerja Yusuf ternyata sangat baik, dan Alkitab mengatakan dengan jelas itu karena Tuhan terus menyertai dia (Kejadian 39:2-3). Melihat work ethic and performance Yusuf, Potifar pun kemudian mengangkatnya menjadi pelayan pribadi yang diperbolehkan keluar masuk secara bebas ke dalam rumah sang majikan. Kepada Yusuf diberikan kekuasaan atas rumah dan harta benda miliknya (ay 4). Tentu saja itu menunjukkan bahwa Yusuf dianggap mampu dipercaya lebih dari para bawahan lainnya.

Kinerjanya yang sangat baik ternyata bukan cuma menarik perhatian Potifar, tapi juga istrinya. Istri Potifar kemudian menaruh minat terhadap Yusuf. Apalagi segala kualitas Yusuf itu didukung pula oleh sikap yang manis dan tampan. (ay 6). Inilah yang terjadi selanjutnya. "Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah tidur dengan aku." (ay 7).
 Adalah sebuah fakta bahwa pada saat itu Yusuf sedang sendirian bersama istri tuannya di rumah. Itu artinya tidak ada yang melihatnya. Tidak Potifar, tidak juga pekerja lainnya. Tentu akan sangat mudah melakukan itu, apalagi kesempatan sudah terbuka lebar. Tidur bersama seorang wanita, bukankah itu sangat mumpuni untuk memuaskan keinginan daging? Sebagai seorang laki-laki normal, bukankah itu sebuah tawaran yang sangat menggoda? Bayangkan, kalau Yusuf melakukannya, ia bisa dapat kesempatan untuk dilimpahi kemewahan oleh istri Potifar yang kaya. Ada banyak yang bisa ia dapatkan.

Tapi apakah itu yang dilakukan oleh Yusuf? Sama sekali tidak. Ia dengan tegas menolak. Bahkan ketika wanita itu berulang kali merayu, Yusuf tidak bergeming dan memilih untuk menjauh darinya.

Kenapa Yusuf menolak? Saya rasa ada dua alasan yang mendasari keputusannya untuk menolak kenikmatan daging dan potensi untuk memperoleh bnayak keuntungan. Pertama, Yusuf mau memegang teguh kepercayaan yang telah diberikan tuannya Potifar terhadap dirinya. Kepercayaan haruslah dipertanggungjawabkan dengan benar.Dan tidur bersama istri majikan, itu tentu sangat-sangat melanggar kepercayaan yang ia pegang. Lantas alasan kedua dan yang paling penting, Yusuf tahu bahwa biar bagaimanapun Tuhan akan melihat segala sesuatu yang dilakukannya. Meski ketika ia sendirian, meski ketika tidak ada satupun manusia yang melihat, Yusuf tahu bahwa tidak satupun yang tersembunyi bagi Tuhan. Dan alasan yang ada di benak Yusuf ini dicatat dalam Alkitab. Ia berkata: "Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" (Kejadian 39:9).

Kita tahu konsekuensi yang harus ditanggung Yusuf akibat menolak. Ia kemudian difitnah oleh istri Potifar yang sakit hati karena ditolak dan dijebloskan ke penjara. Bukannya menjadi baik, tapi malah tampaknya memburuk. Bukankah meringkuk di penjara yang pengap, kotor dan lembab lebih buruk ketimbang jadi budak kepercayaan di rumah tuannya? Tapi Yusuf mengambil keputusan untuk taat sepenuhnya. Alkitab tidak mencatat adanya kekecewaan dan keluhan dari Yusuf. Justru yang terjadi, Tuhan tetap menyertainya sehingga dalam kondisi seperti itu sekalipun Yusuf tetap dikatakan mengalami keberhasilan demi keberhasilan. Dan kita tahu apa yang akhirnya terjadi. Yusuf menjadi orang terkuat kedua di seantero Mesir, dan ia sukses mengatasi bencana kelaparan, menjadi terang dimana ia ditempatkan.

(bersambung)


1 comment :

anak bapak budi said...

Amin, kisah Yusuf dgn keteguhan iman dan ketaatan thdp Tuhan memang harus bs diaplikasikan oleh muda mudi saat ini

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker