Monday, August 8, 2016

Zakheus, Yesus dan Orang Farisi (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Lukas 19:7
====================
"Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa."

Kita semua rindu punya iman yang terus bertumbuh. Kita berusaha terus belajar untuk mengenal isi hati Tuhan lewat FirmanNya, menjauhi kejahatan, menghindari berbuat dosa dan menjaga kekudusan. Terus berubah menjadi semakin baik dari hari ke hari agar semakin serupa dengan Kristus. Tetapi dalam prosesnya kita perlu waspada, karena apabila kita tidak hati-hati maka kita bisa dengan gampang dirasuk dosa kesombongan. Kita bisa terjebak ke dalam sebuah perasaan yang menganggap diri kita paling suci, paling sempurna, paling bersih, paling benar dan kemudian merasa punya hak untuk menghakimi orang lain. Kalau terus dibiarkan, maka kita pun akan menjadi komentator-komentator cerewet yang penuh kesinisan dan kenegatifan. Si ini dosanya A, si itu dosanya B, gereja itu sesat, gereja ini tidak benar dan sebagainya. Orang yang seperti ini akan sangat mudah memvonis orang lain. bahkan dengan berani menilai siapa yang pantas ke surga atau neraka.

Itu banyak dilakukan orang untuk menunjukkan sehebat apa dirinya. Bahkan di kalangan hamba-hamba Tuhan gejala seperti inipun kerap terjadi. Ini bukanlah hasil yang diharapkan dari sebuah pertobatan dan usaha menguduskan diri. Alih-alih menjadi garam dan terang dunia, kita malah bisa terperangkap dalam sikap yang cenderung menjauhi mereka yang sebetulnya sedang butuh pertolongan. Sudah tidak peduli, mengata-ngatai lagi. Hati harus diwaspadai karena dari sanalah terpancar kehidupan (Amsal 4:23). Dengan kata lain, kehidupan kita akan sangat tergantung dari sikap hati kita.

Sikap merasa diri paling berhak, layak dan benar ini sudah dipertontonkan oleh para orang Farisi sejak lama, termasuk pada masa Yesus turun ke dunia. Mereka ini adalah tokoh-tokoh pemuka agama yang berhak memutuskan segala sesuatu. Apa yang haram dan halal pada masa itu. Mereka merasa superior karena mengetahui dan hafal terhadap hukum Taurat dan menganggap diri mereka sebagai representatif Tuhan di muka bumi ini, sehingga merasa punya hak untuk menghakimi orang lain sesuai pendapat atau keinginan mereka. Cerminan orang-orang seperti itu masih ada di sekitar kita sampai sekarang. Orang-orang Yahudi pun sama saja, mengikuti sikap yang salah dari para pemimpin agama mereka ini.

Sementara di sisi lain, Yesus datang ke muka bumi ini justru untuk menyelamatkan domba-domba yang hilang, atau sebagai tabib yang menyembuhkan orang sakit, seperti apa yang dikatakan Yesus dalam Lukas 5:31, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit." Dan Yesus tidak pandang bulu dalam menyelamatkan orang. Ia bertemu dan bersinggungan dengan begitu banyak orang dengan latar belakang yang berbeda-beda dan masalah berbeda-beda, tetapi semua sama layaknya untuk menerima keselamatan. Karena Yesus tahu bahwa Tuhan mengasihi semua manusia tanpa terkecuali, dan untuk itulah Dia mengorbankan diriNya. Tuhan tetap membuka kesempatan untuk siapapun orangnya bertobat tanpa menimbang terlebih dahulu berat ringannya dosa atau pantas tidaknya seseorang untuk diselamatkan. Keselamatan untuk semua, karena Tuhan mengasihi kita secara luar biasa. Itu kasih karunia Tuhan yang sungguh harus kita syukuri.

Cara pandang orang Farisi dan Yesus saat menghadapi orang berdosa sangatlah berbeda. Salah satu contoh nyata yang menggambarkan perbandingan kontras mengenai sikap atau cara pandang antara Farisi dan Yesus ini bisa kita lihat dalam kisah perjumpaanNya dengan Zakheus sang pemungut cukai. Sosok Zakheus cukup jelas digambarkan di dalam Alkitab: "Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek." (Lukas 19:2-3). Zakheus yang berbadan pendek ini adalah seorang pemungut cukai yang kaya. Pada masa itu orang Yahudi terutama para ahli Taurat menggolongkan para pemungut cukai ini sebagai orang berdosa. Dicap sampah masyarakat, pendosa, bahkan digolongkan dalam satu kelas bersama orang lalim, penzinah dan perampok (Lukas 18:11). Para pemungut cukai ini biasanya dicemooh dan dipandang hina, bahkan uang mereka tidak diterima sebagai persembahan.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker