Wednesday, August 3, 2016

Belajar dari Para Martir (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Paulus mengalami hal tersebut juga. Ketika ia masih bernama Saulus, semua orang takut padanya. Dan ia pun termasuk sosok yang kerap menyiksa umat Kristen. Tetapi setelah ia bertobat, hidupnya bukan semakin baik kalau melihat ukuran standar manusia. Alih-alih jadi semakin kaya dengan segala fasilitas dan kemudahan, ia malah kerap mengalami penyiksaan, dirajam, disesah, dipenjara dan harus mati sebagai martir. Tapi itu tidak menyurutkan langkah Paulus dan para saksi iman yang harus rela mengakhiri hidupnya sebagai martir bagi Kristus.

Hari-hari ini kita masih mendengar tentang umat Kristen yang dianiaya bahkan dibunuh karena mempertahankan iman di berbagai belahan dunia. Mungkin diantara kita pun pernah mengalami sendiri bagaimana sulitnya untuk diperlakukan secara adil dan baik sebagai pengikut Kristus, tapi mungkin sebagian besar dari kita belum sampai mengalami aniaya atau penyiksaan di luar batas kemanusiaan hingga mati seperti yang dialami oleh apa yang disebut dalam Ibrani sebagai "mereka" seperti yang kita baca di atas.

Saya pun berpikir, seandainya hal tersebut harus kita alami, apa yang akan menjadi keputusan kita? Akankah kita menyerah dan meninggalkan iman kita atau kita terus bertahan seperti para saksi iman di atas hingga akhir? Saya berharap agar saya bisa bersikap seperti Paulus yang mengatakan "selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah." (Kisah Para Rasul 20:23-24). Dalam bahasa Inggris kata "mencapai garis akhir" itu dikatakan sebagai "finish my course with joy", alias mencapai garis akhir dengan sukacita. Karena bukan apa yang ada di atas bumi ini yang harus kita pikirkan, namun sukacita kekal bersama Allah nanti, itulah yang harus menjadi tujuan kita. Paulus pada akhirnya sanggup berkata: "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." (2 Timotius 4:7) Semoga kita semua bisa mengakhiri pertandingan dengan iman yang tetap terpelihara baik apapun resikonya.

Yesus mengatakan "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." (Matius 5:9-11). Apapun yang menghadang di depan kita, apapun tawarannya, apapun resikonya, apapun alasannya, jangan sampai kita meninggalkan iman kita.

Terus memelihara iman ketika kita memperoleh berkat tentu mudah, tetapi sanggupkah kita memiliki sikap yang sama ketika menghadapi ancaman dan penderitaan? Apakah kita sudah menjalani hidup dengan iman yang teguh seperti mereka? Ada mahkota kehidupan menanti di depan sana. Semoga kita semua mampu terus berlari hingga mencapai garis akhir yang penuh kemenangan dan berkata seperti Paulus: "aku telah mencapai garis akhir dan telah memelihara iman."

"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga." (Matius 5:10)

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker