Saturday, July 23, 2016

Sisi Lain Penderitaan (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Mazmur 119:71
==========================
"Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu."

"Papa baik banget deh. Dia baru saja membelikan saya game." Demikian kata anak seorang teman dengan sumringah. Iseng sambil menemaninya bermain saya bertanya, apakah papanya pernah jahat? Sambil terus sibuk menggerakkan joysticknya ia berkata bahwa ayahnya kadang juga jahat. Misalnya waktu memarahi atau menghukumnya, waktu menyuruhnya  mengerjakan tugas, saat harus tidur padahal lagi nonton dan sebagainya. Tapi menurutnya ayahnya pun bisa baik, kalau lagi membelikan barang-barang yang ia inginkan. Berarti, ayahnya baik kalau melakukan sesuai keinginannya, dan jahat kalau tidak menurutinya. Dasar anak-anak, ia belum mengerti kalau hal-hal yang ia anggap jahat dari ayahnya sebenarnya adalah untuk kebaikannya sendiri.

Kita mungkin tersenyum melihat cara penilaian si anak. Tapi masih banyak orang percaya yang memandang Tuhan seperti itu. Di saat hidup baik, maka Tuhan baik. Di saat kita susah, maka itu artinya Tuhan sedang jahat atau meperlakukan kita tidak adil. Akibatnya kita bersungut-sungut, mengeluh, bahkan ada yang mulai meragukan kebaikan Tuhan atau sudah meragukan eksistensi Tuhan. Tuhan itu pilih kasih, Tuhan itu tidak adil, dan berbagai "pendapat miring" mengenai Tuhan akan mudah terlontar dari banyak orang ketika mereka tengah terhimpit berbagai persoalan. Apakah benar seperti itu? Apakah Tuhan sedemikian semena-mena? Pikiran kita bisa seperti itu kalau kita masih punya pola pikir sebatas anak-anak yang belum banyak mengerti. Tapi kalau kita bisa melihat lebih jauh, setidaknya kita berpikir bahwa saat-saat seperti itu sebenarnya ada baiknya karena itulah momen yang paling tepat untuk mendapatkan pelajaran berharga tentang ketetapan-ketetapan Tuhan.

Sebelum saya lanjutkan, ijinkan saya untuk membagi pengalaman saya. Pada awal saya bertobat, hidup ternyata bukannya membaik tapi justru seperti roda yang tiba-tiba berada di bawah. Dalam hitungan bulan hidup saya berubah drastis. Dari hidup berkelimpahan saya kmeudian kehilangan ibu yang meninggal karena sakit, usaha bangkrut, saya dilarang untuk beribadah, dan karenanya saya pun memutuskan untuk pindah ke kota lain, dimana saya tinggal hari ini. Uang tabungan habis, dan saya harus mulai merangkak lagi dari nol. Prosesnya tidak cepat, karena saya harus struggle selama tidak kurang dari lima tahun.

Waktu saya mengalaminya itu sangat tidak enak, tapi hari ini saya bersyukur bisa mengalami itu. Kenapa? Karena justru lewat segala pergumulan dan penderitaan itu karakter saya dibentuk ulang. Semua yang jelek satu persatu dihancurkan. Saya merasa seperti dihempaskan sampai ke tanah, ditekan dari atas sampai saya tidak lagi bisa bergerak, tidak bisa lagi berbuat apa-apa. Dari segi mental saya dikuatkan, dari segi iman pun saya kemudian bertumbuh. Kalau saya tidak pernah mengalami itu, mungkin saya masih menjadi orang yang tidak mengerti apa-apa tentang ketetapan-ketetapanNya hari ini. Dan itu sangatlah berbahaya karena saya bisa berakhir di sudut yang salah. Jika keadaan tertindas tidak saya alami, mungkin saya masihlah "ciptaan lama", yang tidak menyadari atau menghargai kasih Tuhan, dan saya akan terpisah dari Tuhan untuk selamanya. Pengorbanan Kristus hanya akan sia-sia bagi saya. Saya tidak bisa membayangkan kalau itu yang terjadi. Saya sangat-sangat bersyukur bahwa saya diijinkan untuk mengalami proses tersebut. Sekali lagi pada saat mengalaminya tidak enak, tetapi bagi saya 5 tahun itu adalah waktu yang paling bermakna dan esensial dalam hidup saya.

Selalu ada yang bisa kita pelajari dari kesalahan. Selalu ada pelajaran yang bisa kita petik dari rasa sakit. Kita tidak akan bisa mahir naik sepeda jika tidak pernah merasakan sakitnya terjatuh dari sepeda. Kita tidak akan pernah bisa menghargai kesehatan sebelum kita merasakan sakit. Kita tidak akan hati-hati terhadap api sebelum merasakan sakitnya jika tangan kita bersentuhan dengan api. Terkadang kita memang perlu merasakan penderitaan, sehingga kita akan menghargai yang namanya kebahagiaan dengan sungguh-sungguh. Ada banyak pelajaran yang hanya bisa kita peroleh melalui penderitaan, penindasan atau kegagalan. Tuhan bisa menggunakan itu semua untuk mengoreksi kita.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker