Ayat bacaan: 1 Korintus 15:10
========================
"Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku."
Ada seorang musisi wanita yang saya kenal sepertinya punya lebih dari satu panggilan yang spesifik. Ia aktif bermusik, manggung di banyak tempat termasuk reguler dan rekaman. Dia punya band sendiri, dia juga aktif bermain sebagai sessionist, plus mengajar. Sebagai pemusik, itu baru satu profesinya. Ia juga sukses sebagai arsitek dan terlibat dalam rancangan pembangungan bersama pemerintah kota. Itu sudah sangat menyita waktu, tapi ia masih punya kesibukan lain. Ia juga aktif sebagai pengurus gereja dan menjadi istri serta ibu dalam keluarga. Waktu yang ia jalani sehari sama dengan saya, sama dengan anda. Saya sangat kagum kepadanya karena ia bukan hanya sekedar menjalani semuanya tapi sukses. Setiap bertemu dengannya ia tidak pernah menampakkan muka lelah, tapi tetap ceria sambil bercerita tentang kegiatan-kegiatannya. Suatu kali saya bertanya kepadanya, bagaimana mungkin ia sanggup melakukan semua itu dengan sukses padahal sehari cuma 24 jam? Sambil tertawa ia berkata: "wah, kalau pakai kemampuan sendiri saya mungkin sudah lama terkapar. Tapi kasih karunia Tuhan ternyata menguatkan saya untuk melakukan yang terbaik sesuai panggilan-panggilan saya."
Apa yang teman saya ini katakan sangat memberkati saya. Apa yang saya lakukan sehari-hari juga banyak, tapi mungkin tidak sampai setengah dari aktivitasnya. Segitu saja saya sudah sering merasa letih dan merasa kerjaan seperti air bah yang tanpa henti menerpa diri saya. Tapi dari teman saya ini saya belajar bahwa sebenarnya masih ada banyak yang bisa saya lakukan dan kemampuan untuk melakukan itu bukanlah tergantung dari kekuatan kita saja tapi terlebih oleh kasih karunia Tuhan yang menyertai saya. Apa yang harus saya lakukan adalah mengerjakan semua yang dipercayakan kepada saya dengan sungguh-sungguh dan serius seperti bekerja untuk Tuhan, lalu bersyukur sepenuhnya atas kasih karunia Tuhan yang memampukan saya untuk memberi yang terbaik. Tanpa kasih karuniaNya, tidak akan ada yang dapat saya kerjakan, dan tidak akan ada pencapaian-pencapaian luar biasa yang bukan cuma buat saya tapi seharusnya bisa memberkati banyak orang.
Paulus mengatakan hal tersebut. "Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku." (1 Korintus 15:10). Paulus mengatakan bahwa ia bisa menjadi pribadi yang kuat sebagaimana kita mengenalnya bukan karena kekuatannya melainkan karena kasih karunia Allah yang menyertainya. Itulah yang memampukannya melakukan pekerjaan Tuhan secara maraton dari satu tempat ke tempat lain tanpa gentar menghadapi bahaya. Disamping itu ia masih harus bekerja memenuhi kebutuhan misi pelayanannya bersama rekan-rekan. Melelahkan, penuh tantangan, banyak resiko, tapi ia mengatakan bahwa kasih karunia yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya tidaklah pernah sia-sia. Ia bekerja keras, lebih keras dari kebanyakan orang, tapi bukan karena ia hebat melainkan semata-mata karena kasih karunia Tuhan yang menyertainya.
Inilah sebuah prinsip hidup yang seharusnya kita tekankan bagi diri kita, terutama dalam hal melakukan kerja atau menjalani panggilan. Kita harus melakukan yang terbaik atas semua yang dipercayakan pada kita selama kesempatan masih ada. Tapi jangan sampai kita lupa dan mengira bahwa semua itu karena kehebatan kita melainkan karena dimampukan oleh kasih karunia yang berasal dari Tuhan.
Pada kesempatan lain Paulus berkata: "Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami." (2 Korintus 4:7). Bukankah semangat, kekuatan, kemampuan, kepintaran dan talenta-talenta lainnya juga berasal dari Tuhan? Dan, bukannya semua itu bisa mengarah pada kesia-siaan jika tidak ada kasih karunia Tuhan menyertai setiap yang kita lakukan?
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home » Renungan Harian » Dimampukan oleh Kasih Karunia (1)
Monday, July 25, 2016
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment