Tuesday, July 19, 2016

Ngeles ala Saul (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: 1 Samuel 15:24
=====================
"Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka."

Suatu kali ada salah seorang murid yang mengambil milik teman sekelasnya. Anak yang menjadi korban pun panik mencari benda kepunyaannya. Pada saat itu sebenarnya ia belum sempat keluar kelas tapi sedang sibuk mengerjakan sesuatu jadi tidak mengawasi barangnya. Saat ditanya, tidak ada satupun anak disana yang mengaku. Untungnya sekolah itu memiliki CCTV di kelas dan setelah diselidiki, sang pelaku pun segera ketahuan. Ketika dipanggil, anak ini tidak mengaku salah. Ia bersikukuh mengatakan bahwa ia tidak melakukan itu. Setelah bukti video ditunjukkan, ternyata ia masih bisa ngeles lagi dengan berkata ia hanya salah ambil karena mengira barang itu miliknya. Padahal di CCTV jelas terlihat bahwa ia membuka tas temannya dan mengambil dari dalam tas tersebut lalu memindahkan ke dalam tasnya. Bagaimana bisa anak sekecil itu melakukan tindakan tidak terpuji lalu ngeles menutupi perbuatannya? Kalau masih kecil saja sudah begitu, gimana kalau sudah besar nanti. Ini benar-benar terjadi. Yang hampir kehilangan adalah anak teman saya yang menceritakan langsung pada saya. "Dia memang suka ngeles om, teman-teman sudah pada tahu sifatnya." katanya pada saya.

Ngeles adalah sebuah kata yang menggambarkan sebuah sikap berdalih, mencari alasan, menghindar dari kesalahan, perdebatan, pembicaraan, tidak mau bertanggungjawab atas kesalahan sendiri dan bisa sampai mencari kambing hitam, menimpakan kesalahan kepada orang lain. Semakin banyak saja orang yang lebih memilih untuk ngeles ketimbang mengakui kesalahan. Dan hebatnya, manusia ternyata sangat kreatif dalam mengarang alasan agar tidak disalahkan. Ada banyak alasan yang bisa disampaikan, mulai dari yang sederhana sampai yang menggunakan imajinasi super canggih. Apapun itu, yang penting alasan dulu. Kalau harus repot sekalipun tetap rela asal tidak harus mengakui kesalahan dengan tulus. Semakin lama ngeles sudah menjadi seperti budaya saja bagi sebagian besar manusia. Saat berselisih paham, orang rata-ratalebih suka mengeluarkan jurus "sebab-akibat", "Saya terpaksa harus berbuat itu karena kamu begitu..." Padahal kalau dipikir baik-baik, bisa jadi kita yang menanggapi terlalu berlebihan karena sedang sensi. Orang yang biasa berdalih atau ngeles biasanya akan makin terbiasa melakukan itu. Orang yang terbiasa berbohong akan terus mengeluarkan kebohongan yang lebih banyak tanpa ada rasa bersalah. Perbuatan seperti ini tidak dibenarkan dan bisa mendatangkan konsekuensi yang serius bagi pelakunya.

Mari kita lihat kembali kisah Saul. Seperti yang sudah dibahas kemarin, Saul mengawali dengan baik dan masa depan Saul sebenarnya sangat menjanjikan. Ia bahkan dikatakan dipenuhi Roh Allah seperti halnya nabi (1 Samuel 10:10-13). Tapi ketidaksetiaannya kepada Tuhan menjadi awal keruntuhannya. Dilanda ketakutan akan kehilangan jabatan sebagai raja dan berbagai kekhawatiran lainnya, bukannya menyerahkan pada Tuhan, tetapi ia justru meminta petunjuk dari arwah karena gentar menghadapi bangsa Filistin dan takut tidak didukung lagi oleh bangsanya. (13:11-12). Ini jelas merupakan kesalahan besar di mata Tuhan. Teguran keras pun diberikan kepadanya lewat Samuel.

Apakah ia sadar dan bertobat? Sayangnya tidak. Dalam 1 Samuel 15 kita bisa melihat bagaimana Saul kembali berlaku buruk. Saat itu Saul diperintahkan untuk menumpas orang Amalek secara total, termasuk ternak-ternak yang mereka miliki. (ay 3). Perintahnya jelas, sayangnya Saul tidak melakukan tepat seperti yang diperintahkan. "Tetapi Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka menumpas semuanya itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk, itulah yang ditumpas mereka." (ay 9).

Saul dan rakyatnya tidak menuruti perintah Tuhan. Mereka menyimpan ternak-ternak yang gemuk dan hanya menghabisi yang berada dalam kondisi buruk. Mereka merasa sayang jika membuang kesempatan untuk bisa menjadi makmur lewat ternak-ternak hasil rampasan itu. Dan Tuhan pun marah, sampai berkata menyesal menjadikan Saul sebagai raja atas dua hal: Saul telah berbalik dari Tuhan dan tidak melaksanakan firmanNya. (ay 11).

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker