Monday, May 16, 2016

Standar Ganda Memberi

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Matius 5:42
=====================
"Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu."

Beberapa tahun yang lalu, pada suatu sore teman baik saya menelepon dan bertanya apakah ia bisa meminjam sejumlah uang untuk sebuah keperluan. Saya pada saat itu sedang susah juga sebenarnya, tetapi saya memutuskan untuk meminjamkannya. Di telepon ia terdengar sangat lega dan mengucapkan terima kasih. Saya waktu itu tidak begitu tahu jelas untuk apa, tapi saya merasa lega dan bahagia bisa membantunya. Belakangan saya tahu bahwa ia  waktu itu merasa tidak sehat sehingga butuh pinjaman untuk opname di rumah sakit sesuai anjuran dokter. Tidak lama setelahnya saya mendengar bahwa ia diopname di sebuah rumah sakit di daerah Bekasi. Belum sempat saya menjenguknya, berita dukacita pun sampai kepada saya. Ia meninggal pada usia 23 tahun akibat penyakit yang tidak jelas betul sampai akhir hayatnya. Ia sebelumnya terlihat baik-baik saja, dan di telepon yang menjadi komunikasi terakhir saya dengannya juga ia terdengar normal. Saat meminjam, ia menyembunyikan bahwa ia sedang sakit karena tidak mau mencemaskan orang termasuk saya sebagai sahabatnya. Saya merasa bersyukur bahwa waktu itu saya meminjamkan karena setidaknya ia sempat berusaha menangani apapun kondisi yang ia rasakan. Saya tidak bisa membayangkan jika waktu itu saya tidak menolong.

Apa yang saya pikirkan sehingga memutuskan untuk menolong waktu itu? Selain ia memang sahabat saya, saya berpikir bahwa selama saya masih bisa bantu, kenapa tidak? Toh saya masih bisa makan, paling-paling mengurangi jajan atau membeli yang kurang perlu untuk sementara waktu. Ada banyak orang yang memiliki standar ganda soal memberi. Maksud saya begini. Ketika kita "hang out" bersama teman-teman, kita tidak memikirkan uang yang terpakai. Makin terlihat royal, kita makin bangga. Kita makan di restoran, kita duduk di cafe, memberi tip besar, semua itu asik-asik saja, dan tentu tidak apa-apa. Tetapi ketika ada pengemis yang meminta-minta atau pengamen yang mendekat, seribu rupiah pun terkadang begitu sulitnya untuk keluar dari kantong. Kita bahkan marah karena merasa terganggu. "Nggak bisa lihat ya orang lagi makan?" Itu bentuk kejengkelan yang biasa timbul saat merasa 'terganggu' oleh kehadiran mereka. We can give out hundreds of thousands easily for nothing, but in other time, a little penny that could make a big difference would be so hard to let go. Lantas orang bisa berdalih, "uang itu didapat dari hasil bekerja mati-matian, terserah saya dong mau diapain." Tidak ada yang salah dengan itu. Tetapi ingatlah bahwa di sisi lain ada banyak saudara-saudara kita yang tengah kesulitan. Mungkin untuk makan sekali saja sudah tidak tahu bagaimana. Mengapa kita sulit untuk menyisihkan sebagian dari pendapatan kita untuk membantu meringankan beban mereka? Padahal sepersepuluh saja dari uang yang kita alokasikan untuk hiburan mungkin sudah menyelamatkan hidup mereka, setidaknya untuk hari ini.

Yesus sendiri mengajarkan bagaimana kita harus bersikap. "Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu." (Matius 5:42). Menjadi terang dan garam bukan hanya berarti sempit, hanya menginjili semata misalnya, tapi itu akan terlihat dari ketulusan kita untuk membantu orang-orang yang sedang kesulitan. Jika Yesus masih ada di dunia saat ini pun, saya yakin Dia akan dengan senang hati menjamah mereka. Tanpa memandang siapapun mereka. Mengapa masih banyak diantara kita, duta-duta Surgawi terkadang belum bisa menjadi perantara yang baik dengan memberikan empati kepada mereka dan bergegas membantu atas dasar kasih? Menjadi lentera di kegelapan bisa hadir dalam banyak bentuk. Bisa lewat memberi bantuan, bisa lewat memberi perhatian, kepedulian, bahkan secuil senyum sekalipun, seringkali bisa menjadi cahaya yang berharga bagi orang yang tengah kesulitan.

Paulus berpesan pada Timotius agar mengingatkan mereka yang hidup berkelimpahan untuk mau berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan dan suka memberi dan membagi. (1 Timotius 6:17). Jangan pernah jemu untuk memberi atas dasar kasih, karena satu dari perintah yang utama adalah bagi kita untuk mengasihi sesama seperti diri kita sendiri (Matius 22:39), bahkan lebih dari itu, kita harus mengasihi sesama sebagaimana Yesus telah mengasihi kita. (Yohanes 13:14, 15:12). Apapun yang kita lakukan bagi mereka yang membutuhkan, atau tertolak dan tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini, itu semua besar artinya bagi Yesus, bahkan sama artinya dengan melakukannya untuk Yesus. (Matius 25:40).

Satu hal yang penting untuk diingat adalah kita harus memberi atas dasar kasih. Paulus berkata: "Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku." (1 Korintus 13:3). Sia-sialah semuanya jika kita memberi karena pamrih, bukan karena ingin meringankan beban mereka, karena kita mengasihi mereka, sebagaimana Yesus telah mengasihi kita. Dalam perumpamaan tentang persembahan janda miskin, Yesus memberi contoh mengenai betapa nyata perbedaannya ketika sebuah pemberian didasarkan pada kasih, dan bukan dilihat dari besar kecilnya jumlah pemberian. (Markus 12:41-44). Sudahkah anda menyisihkan sebagian dari pendapatan anda untuk menolong sesama atas dasar kasih? Puji Tuhan jika sudah, teruslah menjadi sumber berkat bagi orang lain dan kaya dalam kemurahan. Bagi yang belum, mari rasakan sebuah kebahagiaan yang berbeda, penuh dengan damai sukacita, karena pada akhirnya, anda pun akan sampai pada kesimpulan: "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35b).

"Giving is not just about making a donation, it's about making a difference" - Kathy Calvin

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker