Thursday, May 19, 2016

Hilang Momen (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Pengkotbah 3:1
=======================
"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya."

Berkecimpung di dunia jurnalistik membuat saya punya banyak sekali teman yang berprofesi sebagai fotografer. Dari mereka ini saya belajar banyak mengenai kerugian yang terjadi kalau hilang momen. Saat meliput, seringkali mereka harus gesit agar bisa berhasil menangkap momen-momen penting. Tantangan yang dihadapi bisa sangat menyulitkan mereka. Selain hal-hal yang umum seperti terjebak kemacetan sehingga terlambat hadir, hambatan di lokasi juga kerap mempersulit. Misalnya kerumunan massa, sesama fotografer yang berebut mengambil gambar, atau bahkan kendala cahaya seperti back light atau kurang, bahkan saat cahaya terlalu over sehingga silau. Mereka harus tahu menyikapi kendala dan seringkali mereka harus cepat dalam memutuskan. Dimana mereka harus berdiri, kemana mereka harus bergeser, ketika tidak ada ruang tembak mereka harus bagaimana, dan sebagainya. Kalau foto panggung saja bisa sulit, apalagi kalau saat meliput hal-hal chaos seperti demonstrasi yang rusuh, perang, pertikaian kelompok, tawuran dan sebagainya. Mereka semua bercerita bahwa momen terbaik seringkali tidak datang dua kali. Agar tidak kehilangan momen, mereka harus bisa menyikapi waktu bahkan dalam hitungan sepersekian detik. Sepersekian detik? Ya, sepersekian detik. Waktu yang sedemikian singkat itu ternyata bisa sangat berharga dalam mengambil gambar terbaik dari sebuah momen yang mungkin tidak akan terulang lagi.

Itu berbanding sangat kontras dengan orang-orang yang gemar buang waktu. Kalau bagi para juru potret sepersekian detik itu berarti, bagi orang-orang yang malas waktu dibuang sia-sia. Tidak melakukan apa-apa, bermalas-malasan, seolah ia punya kuasa penuh atas waktu sehingga ia bisa sesukanya membuang-buang waktu tanpa takut kehilangan momen. Kenyataannya ada banyak orang yang hari ini menyesali sikap mereka yang membiarkan momen keemasan lewat di masa lalu. Kesempatan untuk maju yang tengah terbuka, peluang untuk sukses, saat ada momentum yang hadir di depan mata, semua itu bisa jadi sangat jarang terjadi, atau bahkan sulit untuk terulang kembali. Karena itulah apabila kita melewatkannya, itu sama artinya dengan membuang kesempatan emas untuk memenuhi apa yang menjadi rencana terindah Tuhan dalam hidup kita.

Firman Tuhan mengingatkan sesuatu yang sangat penting untuk kita ingat berkenaan dengan waktu yaitu dalam Mazmur 90 yang merupakan bagian dari rangkaian doa Musa. "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur 90:12). Musa tahu bahwa hidup kita sesungguhnya sangat singkat. Karenanya dalam doanya ia meminta agar kiranya Tuhan menyadarkan akan pentingnya menyikapi waktu. "Teach us to number our days," he said, "that we may get us a heart of wisdom." Orang yang bijaksana tidak akan membiarkan waktu terbuang sia-sia. Orang yang bijaksana akan menghargai waktu dan mempergunakan setiap kesempatan yang ada dengan sebaik yang mereka bisa. Orang yang bijaksana akan menikmati buah dari keseriusan mereka menyikapi waktu dan orang yang bijaksana akan mempergunakan waktu itu bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan untuk membawa kebaikan bagi orang lain.

Ada sebuah rangkaian ayat dalam Pengkotbah yang sangat saya sukai dan selalu mengingatkan saya mengenai waktu. "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya."(Pengkotbah 3:1). Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan: "TO EVERYTHING there is a season, and a time for every matter or purpose under heaven." Lihat bahwa kata "to everything" alias "untuk segala sesuatu" ditulis dengan huruf besar. Itu menunjukkan adanya penekanan bahwa segala sesuatu itu ada masanya, untuk segala urusan dan keperluan, semua itu pun ada waktunya. Begitu kata ayat ini.

Lantas ayat-ayat selanjutnya menunjukkan waktu-waktu atau masa-masa yang kita semua rasakan dalam hidup kita.  "Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai."(ay 2-8). 

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker