(sambungan)
Sebagai orang percaya, kita seharusnya bisa sampai kepada sebuah pemahaman yang berbeda tentang kebahagiaan. Banyak orang merasa bahagia saat menerima, tapi kita seharusnya menyadari bahwa kebahagiaan justru datang dari memberi. Dan Alkitab menyatakan itu dengan jelas. "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35). Sikap ini hanya akan muncul jika kita memiliki iman yang teguh, iman yang sungguh percaya bahwa Tuhan sanggup mencukupkan kita akan segala sesuatu. Tanpa itu, kita hanya akan terus merasa kekurangan, terus menimbun harta tanpa ada rasa cukup, dan cepat atau lambat kita akan menjadi hamba uang. Tidak akan ada lagi sukacita, meski harta berlimpah.
Orang mungkin berpikir bahwa hidup akan begitu mudah ketika segalanya berlimpah, padahal mereka lupa bahwa disamping kekayaan harta, kita perlu pula kuasa untuk menikmatinya, dan itu pun juga karunia Tuhan. "Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya--juga itupun karunia Allah." (Pengkotbah 5:19). Tanpa itu, niscaya segala yang kita kumpulkan tidak akan pernah bisa membahagiakan kita.
Karena itu, mengapa kita harus takut dan berpelit-pelit untuk memberkati orang lain yang lebih sulit hidupnya daripada kita? Tuhan Yesus sendiri mengajarkan demikian: "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38). Dalam kisah tentang ibu janda miskin yang memberi dalam kemiskinannya yang tertulis pada Lukas 21:1-4 kita melihat hal yang sama juga. Ia memang memberi hanya dua peser. Namun dibanding orang-orang kaya yang memberi banyak ke dalam kotak persembahan, Yesus mengatakan bahwa si ibu janda yang miskin ternyata dianggap memberi lebih banyak dari semua yang kaya itu. Alasannya, "Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya." (ay 4). Kembali kita melihat bahwa meski ibu janda ini miskin harta, namun ia kaya dalam kemurahan.
Tuhan sanggup memberkati pekerjaan kita secara berkelimpahan. His grace is overflowing and more than enough for us. Apa yang perlu kita pikirkan adalah "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33). Dan memberi kepada mereka yang membutuhkan adalah tanggung jawab kita. Dengan menolong orang yang kesusahan, itu artinya kita memenuhi hukum Kristus. (Galatia 6:2). Sebab, "sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 5:40). Soal hidup kita, Tuhan sanggup pelihara. Yang penting adalah mendahulukan mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya, melakukan dengan taat segala yang diperintahkan Tuhan dengan bersukacita. Berilah maka kamu akan diberi, itu janji Tuhan. Di samping itu, hati yang bersyukur akan kebaikan Tuhan akan membuat kita selalu kaya dalam kemurahan. Di saat seperti itulah kita akan merasa sangat bahagia ketika memberi, jauh lebih daripada saat kita menerima. Pemberian yang disertai dengan pengorbanan seperti yang dilakukan oleh jemaat Makedonia dan juga ibu janda yang miskin ternyata berkenan di mata Tuhan.
Marilah kita lebih peka lagi terhadap jeritan orang-orang di sekitar kita yang butuh pertolongan. Mari kita sisihkan sebagian dari apa yang kita miliki, termasuk di dalamnya waktu, tenaga, keahlian,ilmu, ide atau buah pikiran dan lain-lain, agar mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian menghadapi masalah. Lewat anda dan saya, biarlah kemuliaan Tuhan bisa dinyatakan dalam hidup mereka.
"No one has ever become poor by giving." - Anne Frank
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home » Renungan Harian » Miskin tapi Kaya (2)
Sunday, May 15, 2016
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment