Saturday, May 14, 2016

Miskin tapi Kaya (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: 2 Korintus 8:2
=======================
"Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan."

Apa yang membuat kita bisa memberi? Saat saya memberikan pertanyaan ini kepada beberapa teman, kebanyakan berkata bahwa mereka baru bisa memberi kalau sudah mampu. "Kalau tidak punya apa-apa mau ngasih apa?" kata salah satunya. Kalau kita tidak punya apa-apa, tentu tidak ada yang bisa diberi. Masuk akal. Tapi masalahnya, apakah betul kita tidak punya apa-apa yang bisa kita berikan? Saya tidak hanya bicara soal uang karena memberi bukanlah bicara melulu soal uang saja. Ada waktu, perhatian, ilmu, kesempatan dan lain-lain yang juga bisa kita beri untuk memberkati sesama. Ada sebuah keluarga yang saya kenal jauh dari berada. Tapi mereka yang terdiri dari bapak, ibu dan dua anak laki-laki yang masih muda sangat aktif melayani. Mereka seminggu sekali melatih nyanyi dan musik di lembaga pemasyarakatan, salah satu anaknya kalau malam sering berkeliling dan menghampiri gelandangan, diajak bicara dan diberikan sesuatu seperti roti atau apapun yang ada padanya atau yang sanggup ia beli. Mereka juga aktif mengajar anak-anak mengenai etika dan kebenaran firman Tuhan disamping juga mencermati minat dan bakat anak-anak ini untuk kemudian diasah lewat metode yang menyenangkan. Hebatnya, anak-anak ini sebagian bukan orang mampu tapi mereka bisa tetap mendapatkan pendidikan tanpa dipungut biaya. Ia bercerita bahwa ada yang cuma bayar lima ribu rupiah saja sebulan. Ada pula yang terkadang tidak sanggup bayar karena sedang susah. Dan itu pun ia maklumi. Saya pikir mereka menunjukkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang banyak orang pikirkan. Mereka bukan orang berada, hidupnya terbilang susah, tapi mereka tetap melakukan banyak hal bagi sesamanya. Berapa uang yang harus keluar untuk ongkos? Untuk membeli roti atau makanan buat gelandangan? Waktu? Tenaga? Mereka miskin, tapi kaya dalam kemurahan.

Ada banyak orang yang memberi hanya didasarkan pada untung-rugi. Royal ketika memberi kepada orang-orang yang dekat dan berjasa, royal ketika sedang bersosialisasi, royal saat memberi tip kalau lagi sama rekan atau teman, tetapi langsung sulit memberi ketika hal itu tidak berkaitan secara langsung pada kesenangan kita. Kalau memberi yang dikenal saja susah, apalagi menolong orang yang tidak dikenal. Soal dikenal pun ada jenjangnya. Bukan didasarkan dari siapa yang lebih membutuhkan tapi lebih kepada kedekatan. Mungkin mudah memberi ketika kita sedang berlebih, namun jadi berat sekali di kala kita sedang dalam kekurangan. Banyak orang berpikir, "jangankan memberi, untuk diri sendiri saja belum cukup." Padahal terkadang ukuran cukup dan tidak ini sangatlah subjektif sifatnya. Kita lupa bahwa di saat kita merasa tidak cukup, ada banyak yang justru untuk makan satu kali sehari saja sudah bukan main berat. Ada banyak sekali orang yang sangat membutuhkan bantuan dari kita. Dan kalau kita peka, sebetulya tidak perlu mencari jauh-jauh, karena mereka ini pun ada di sekitar kita.

Kepada jemaat Korintus, Paulus bersaksi mengenai bagaimana pertumbuhan kasih karunia yang terjadi pada jemaat di Makedonia. Saat banyak orang hanya memberi ketika mereka sedang berkelimpahan, Paulus menceritakan hal yang sangat berbeda tentang jemaat Makedonia. Jemaat disana itu sangat murah hati, rajin memberi dan menolong sesamanya. Mungkin kita langsung mengira bahwa mereka adalah jemaat yang kaya raya. Tapi Paulus menjelaskan bahwa kenyataan justru sebaliknya. Paulus berkata demikian: "Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan." (2 Korintus 8:2). Meski miskin dan tengah menderita banyak hal, sukacita mereka ternyata tak terpengaruh sedikitpun. Dari sukacita itu, mereka ternyata terbang lebih tinggi dari kondisi aktual mereka. Mereka miskin, tapi sukacita dalam diri mereka ternyata mampu membuat jemaat Makedonia ini kaya raya dalam kemurahan.

Jelas, jemaat Makedonia ini buat saya sangat menginspirasi dan memberikan keteladanan luar biasa. Kalau banyak orang yang mendasarkan murah hati kepada jumlah harta mereka, kemurahan hati yang dimiliki jemaat Makedonia bukanlah berasal dari harta kekayaan mereka tetapi berasal dari sukacita mereka yang tidak tergantung dari kondisi faktual. Mereka bermurah hati meski berada dalam kemiskinan dan penderitaan!

Apa yang membuat mereka mampu memberi dengan sukacita tidak lain adalah kesadaran akan kasih karunia yang dianugerahkan oleh Tuhan. Mereka boleh saja miskin harta, namun mereka kaya dalam kemurahan. Hati mereka tetap penuh luapan syukur, mereka tahu bahwa Tuhan ada beserta mereka dan menganugerahkan mereka keselamatan. Karena itu tidak ada yang perlu mereka cemaskan sama sekali. Mereka akan memberi, dan terus memberi, dan mereka tahu pasti bahwa Tuhan akan jaga hidup mereka sehingga tidak akan berkekurangan meski mereka sendiri sedang dalam kemiskinan.

Miskin dan kaya, itu relatif, tergantung bagaimana kita mensyukuri apa yang ada pada hidup kita hari ini. Kita bisa saja merasa lebih miskin dari orang lain, tetapi itu bukan berarti kita harus miskin iman pula untuk percaya kepada penyertaan Tuhan. Kembali kepada jemaat Makedonia, Paulus mengatakan "Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. ereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami." (ay 3-5). Sangat luar biasa kalau melihat hal seperti ini datang justru bukan dari orang-orang yang hartanya berlebihan, tapi justru datang dari orang yang miskin secara materi dan hidupnya penuh penderitaan.

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker