Tuesday, May 3, 2016

Membangun Motivasi dengan Rendah Hati

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: 1 Korintus 4:6
======================
"Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain."

"Ah, pemusik sekelas saya masa main di sekolah minggu.. yang benar aja!" Begitulah yang dikatakan seorang gitaris yang memang sudah paruh baya kepada kordinator bidang musik di sebuah gereja. Ia merasa skill dan pengalamannya tidaklah pantas untuk melayani anak kecil dan seharusnya ia bisa tampil memamerkan kehebatannya di ibadah raya/umum dengan jemaat dewasa yang lebih mengerti musik. Ada satu lagi musisi yang berdalih bahwa panggilannya adalah 'bermain di kebaktian umum'. Sama seperti yang pertama, ia pun menolak mentah-mentah untuk melayani anak-anak. Saya heran dengan sikap pilih-pilih seperti itu. Bukankah Yesus saja berkata: "Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga" (Matius 18:10)? Saya pikir seharusnya mereka merasa terhormat dan bangga bisa melayani anak-anak Tuhan di usia dini. Kalau bersikap seperti itu, itu menunjukkan gejala-gejala kesombongan dan harus diperiksa lagi motivasi melayani yang sebenarnya.

Di dunia pekerjaan, pendidikan atau lingkungan di mana kita ada kita kerap bertemu dengan orang-orang yang, baik sadar atau tidak, sedang menyombongkan diri. Mungkin kita pun pernah secara tidak sengaja melakukan hal yang sama. Sangat ironis saat ini pun terjadi di gereja, dimana kita seharusnya bisa mendapat kehormatan untuk melayani siapa saja atas nama Tuhan. Keahlian, kehebatan, pengalaman yang panjang tidaklah serta merta menjadikan seseorang lebih dari yang lain, karena di mata Tuhan yang dilihat adalah hati. Kerendahan hati bukan kesombongan, melakukan untuk Tuhan dan bukan untuk popularitas atau mengharap pujian orang. Berulang kali di dalam Alkitab kita melihat bagaimana Tuhan mampu mencurahkan hikmatNya dan memakai seseorang yang tadinya tidak ada apa-apanya menjadi berkat luar biasa bagi sesama. From zero to hero. Salah satunya Paulus.

Dalam tulisan kali ini saya ingin melanjutkan lebih jauh tentang rendah hati lewat apa yang dikatakan Paulus. "Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain." (1 Korintus 4:6). Kita tahu bagaimana beratnya beban yang dialami Paulus dan kawan-kawan dalam mewartakan injil. Lihatlah apa kata Paulus berikutnya: "Sebab, menurut pendapatku, Allah memberikan kepada kami, para rasul, tempat yang paling rendah, sama seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati, sebab kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi manusia. Kami bodoh oleh karena Kristus, tetapi kamu arif dalam Kristus. Kami lemah, tetapi kamu kuat. Kamu mulia, tetapi kami hina." (1 Korintus 4:9-10). Paulus melayani jemaat Korintus yang terkenal kuat dan berani dengan sebuah kerendahan hati luar biasa. Hanya orang rendah hati lah yang sanggup berkata seperti Paulus. Sebab orang yang tinggi hati akan selalu mencari posisi lebih dari orang lain dan menuntut perlakuan penuh hormat dari orang lain, bahkan merasa berhak menghakimi/menilai orang lain.

Perkataan Paulus ini mengajarkan kita agar tidak bermegah diri di hadapan orang, tidak iri hati kepada orang lain dan selalu hidup dengan rendah hati. Orang yang mempunyai kasih Kristus dalam dirinya seharusnya mampu hidup rendah hati, mampu bersyukur atas karunia Tuhan pada orang lain. Besaran kasih yang ada dalam diri seseorang akan sangat menentukan sikap hatinya. Dan itu bisa kita lihat dari apa yang disampaikan Paulus juga. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong." (1 Korintus 13:4).

Tuhan tidak pernah menginginkan keselamatan yang dianugrahkanNya pada kita sebagai dasar untuk sombong, meninggikan diri. Bahkan Tuhan sudah mengingatkan bahwa semua itu adalah atas dasar kasih karunia pemberian Allah. "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8-9).

Kesombongan tidak boleh menjadi bagian atau gaya hidup pengikut Kristus. Apalagi dalam pelayanan, jangan jadikan pelayanan sebagai kesempatan memamerkan diri melainkan dengan rendah hati melayani dan memberkati orang lain dalam nama Tuhan. Hari ini mari kita periksa diri masing-masing, termasuk motivasi kita dalam bekerja dan melayani. Jika masih ada, mari runtuhkan tembok keegoisan dan kesombongan lalu gantikan dengan kerendahan hati.

"Being humble means recognizing that we are not on earth to see how important we can become, but to see how much difference we can make in the lives of others." - Gordon B Hinckley

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker