Friday, May 20, 2016

Hilang Momen (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
(Sambungan)

Mari kita ambil satu contoh kecil saja. Ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam alias panen atau menuai. Bayangkan kalau kita tidak menyikapi momen atau waktu dengan tepat. Kalau kita malas dan tidak menanam, maka kita kehilangan masa bukan saja saat menanam tapi juga saat menuai. Tidak akan ada panenan kalau tidak ada yang ditanam bukan? Atau bagi yang menanam dengan memperkirakan waktu panen sesuai musim atau cuaca, mereka mereka akan menuai hasil yang maksimal. Sementara kita yang asal tanam, bisa jadi panenan gagal karena tidak pas dengan cuaca. Ini barulah contoh kecil saja mengenai kerugian yang terjadi apabila kita lalai. Sementara kerugian lainnya yang lebih parah atau bahkan fatal bisa kita alami kalau kita membuang-buang waktu.

Orang yang malas bekerja di masa muda, lantas keburu sakit, lemah di masa tua saat mereka ingin bekerja. Maka mereka pun melewatkan masa produktif mereka untuk memperoleh berkat dari Tuhan. Atau ketika akhirnya sadar tapi batas usianya sudah lewat dari usia produktif. Maka kerugian yang sama pun merupakan hal yang kita tuai. Atau kalau sebagai orang tua membuang waktu untuk mendidik anaknya mengenai etika, budi pekerti, nilai-nilai moral terutama kebenaran, jangan menyesal bila anak-anaknya nanti tumbuh salah menjadi orang tak berbudi, karakter tak terpuji, melakukan tindakana-tindakan yang buruk yang bukan saja mempermalukan orang tuanya tetapi juga merugikan hidup mereka sendiri. Akan hal itu, Firman Tuhan pun sudah mengingatkan dengan jelas. "Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang." (Mazmur 127:4-5).

Tidak ada kata malas bagi orang percaya yang sungguh-sungguh menghidupi prinsip Kerajaan Allah. Tuhan tidak menyukai karakter orang malas dan beberapa kali menegur keras orang yang seperti itu. "Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya." kata Salomo dalam Amsal 26:14. Pintu berputar pada engsel, itu artinya tidak kemana-mana alisa jalan di tempat. Tidak ada kemajuan, no progress. Kalau sudah begini, kita akan rugi sendiri. Selain itu lewat Paulus bahkan teguran keras diberikan. "Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." (2 Tesalonika 3:10). Kalau malas jangan makan. Sekeras itulah peringatan bagi orang percaya.

Sadarilah bahwa waktu berjalan linier, artinya berjalan lurus dan tidak bisa diulang. Karenanya hendaklah waktu kita manfaatkan dengan baik dan kita pastikan sejalan dengan keinginan atau kehendak Tuhan, sebagai yang menciptakan waktu. Pastikan perhatian anda tajam mengamati peluang yang dibukakan Tuhan agar tidak kehilangan momen. Ingatlah bahwa apa yang penting bukan cuma mengenai keberhasilan karir anda pribadi saja, tetapi sejauh mana anda bisa memberkati orang lewat apa yang anda punya. Jangan hobi menunda pekerjaan, jangan lewatkan saat-saat teduh yang akan sangat penting untuk mengalami hubungan yang intim dengan Tuhan dan menjadi dasar yang kuat untuk membangun sebuah kehidupan yang berpusat pada Tuhan. Segala sesuatu di bawah langit ada masanya, karenanya bijaksanalah menyikapi waktu agar kita tidak perlu kehilangan momen.

"Time is free, but it's priceless.
You can't own it, but you can use it.
You can't keep it, but you can spend it.
Once you've lost it, you can never get it back." - Harvey Mackay

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker