Thursday, May 26, 2016

In Given Time (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Kisah Para Rasul 13:36
==============================
"Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan."

Sebuah perenungan panjang saya malam ini hadir saat saya mengingat perjalanan hidup ayah saya. Ia lahir dalam sebuah keluarga yang miskin. Saudaranya ada banyak, sehingga tidak semua mampu disekolahkan. Saat memasuki SMP, ayah saya disuruh orang tuanya untuk pergi ke kota yang lebih besar. Ia hanya dibekali ongkos bus dan secarik kertas yang bertuliskan alamat terakhir dari famili yang dituju. Ia pun berangkat. Ia tinggal di rumah famili tersebut dan disekolahkan. Sebagai ganti jasa, ia diminta untuk bekerja bersih-bersih di rumah, memotong rumput dan lain-lain. Singkat cerita, ia berhasil menjadi dokter dan kemudian mulai membantu membiayai adik-adiknya sekolah. Terus menapak naik di spesialis yang ia tekuni, menjadi kepala, mengajar di kampus, mula-mula di kota tempat tinggal kemudian mulai melebar ke kota lain bahkan negara lain.

Hal yang sangat menginspirasi saya adalah kejujuran dan dedikasinya. Kalau ada mahasiswa yang mengirim paket ke rumah, ia menyuruh supir untuk mengembalikan. Dia tidak menghukum si mahasiswa yang mencoba menyogok, tapi akan menilai objektif apakah hasilnya bagus atau tidak. Dalam hal profesi sebagai dokter, namanya buka praktek di pinggiran kota, pada masa itu dia biasa dibayar bukan dengan uang melainkan dengan hasil tani atau kebun. Misalnya dibayar pakai pisang setandan, jagung dan sebagainya. Dia menerima dengan baik dan tidak membedakan pasien tersebut dari yang bayar pakai uang. Saya pernah tanyakan, ia berkata bahwa sebagai dokter, ia harus memgang sumpah dokter yang ia ucapkan saat lulus. Kalau ada pasien datang tengah malam, ia pun tetap membukakan pintu. Bagaimana kalau orang jahat yang datang? Tanya ibu saya suatu kali. Dan ia menjawab ringan, "bagaimana kalau memang orang yang butuh pertolongan? Itu sudah resiko sebagai dokter." katanya. Hari ini di usianya yang sudah lebih 70 tahun, ia masih aktif praktek dan mengajar. Ia masih sehat dan aktif. Selama hampir 50 tahun ia melakukan bagiannya, yang menurut saya dengan teramat sangat baik. Ia masih diberikan kesempatan untuk itu hari ini. Tapi pada suatu ketika ia akan melemah lalu tiada. Masanya sudah ia jalani dengan baik dan pada waktunya nanti masanya akan habis. Saya kagum kepada caranya menjalani panggilan dengan integritas.

Malam ini saya merenungkan pengalaman hidupnya, berbagai pesan, nasihat dan contoh yang telah ia berikan selama ini. Sekarang saya masih produktif, masih bisa bekerja, masih bisa melayani, masih bisa menyampaikan firman Tuhan, tapi saya harus sadar bahwa saya tidak mungkin bisa melakukan itu selamanya. Pada suatu saat nanti, saya tidak akan bisa lagi melakukannya, walaupun mungkin saya masih sangat ingin berbuat sesuatu. Masa saya tengah saya jalani, tapi pada suatu saat nanti masa saya akan habis. Karena itulah selagi saya masih bisa, komitmen saya adalah berbuat segala sesuatu yang terbaik dengan sekuat tenaga, berusaha sungguh-sungguh dan serius untuk melakukan segala sesuatu, seperti saya sedang melakukannya untuk Tuhan.

Ada batas waktu bagi kita untuk menjalani fase kehidupan di dunia ini. Dalam doa Musa yang dicatat pada Mazmur 90 dikatakan: "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap." (Mazmur 90:10). Tujuh puluh tahun, dan kalau kuat delapan puluh tahun. Itu berlaku sampai sekarang meskipun untuk kita di Indonesia tampaknya usia makin singkat saja. Ada orang yang mendapat "bonus" lebih melewati 80 tahun, tapi seberapa panjangpun, masa hidup setiap orang akan berakhir pada suatu ketika.

Alkitab mencatat beberapa orang yang berusia ekstrim hingga mencapai nyaris 1000 tahun. Adam mencapai 930 tahun (Kejadian 5:5), Set mencpadapai 912 tahun (ay 8), Enos mencapai 905 tahun (ay 11), Kenan mencapai 910 tahun (ay 14), Yared mencapai 962 tahun (ay 17) Nuh mencapai 950 tahun (9:29), dan yang terpanjang Metusalah, mencapai 969 tahun. (5:27). Begitu panjang umur mereka.

Tapi kalau semua ayat ini diperhatikan, ada sesuatu yang menarik untuk dicermati. Untuk semua ayat yang mencatat usia mereka di atas, kalimatnya selalu diakhiri dengan kata-kata yang sama: "lalu ia mati." Sepanjang apapun umur manusia, pada suatu ketika tetap akan berakhir. Tidak ada manusia yang hidup selamanya. Perjalanan hidup kita punya ujung, punya batas. Pada suatu ketika kita akan dipanggil Tuhan, dan dengan demikian berakhirlah perjalanan hidup di dunia ini.

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker