Thursday, May 12, 2016

Melihat Pilihan Hidup Musa (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Ibrani 11:24
===================
"Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa."

Hari ini saya merenungkan bahwa hidup penuh liku-liku. Ada masa-masa baik, ada yang kurang baik. Ada yang penuh tawa, ada masa bersedih. Ada saat berhasil, ada saat kita harus menerima kegagalan. Ada saat beruntung dan kurang beruntung atau rugi. Sepotong demi sepotong kisah hidup membentuk diri kita menjadi siapa diri kita hari ini. Dan potongan-potongan hidup itu kebanyakan berisi keputusan-keputusan yang kita ambil. Dari satu potongan hidup, kita beralih ke potongan berikutnya sesuai dengan pilihan atau keputusan kita. Keputusan yang benar membuat kita melangkah benar, keputusan yang salah akan menghambat kita maju, atau bisa jadi malah membuat kita mundur, bahkan bisa pula membuat kita harus kehilangan banyak waktu untuk memperbaiki keadaan yang menjadi konsekuensi dari sebuah pilihan keliru yang kita ambil. Sudahkah kita menyadari betapa pentingnya sebuah pengambilan keputusan itu? Sudahkah kita menyadari bahwa mengambil sebuah pilihan yang tampaknya sederhana sekalipun sesungguhnya sangat menentukan kemana kita akan melangkah?

Kalau ditanya mau pilih berkat atau kutuk, hidup atau kematian kekal, kita tentu tahu harus memilih apa. Secara teoritis seperti itu. Tapi pada kenyataannya kita seringkali gagal mengambil pilihan yang benar terutama saat kita berhadapan dengan tawaran-tawaran dunia yang seolah terlihat indah dan menyenangkan namun di balik itu tersimpan banyak hal yang bisa membawa kita keluar dari jalur. Saat hidup terasa baik kita harus tetap hati-hati. Bahkan kalau bisa lebih hati-hati lagi karena seperti saat mengemudi di jalan yang lengang konsentrasi kita bisa kurang dan kelengahan bisa mendatangkan musibah. Di saat kita menikmati kesenangan dan kelimpahan, berhati-hatilah agar tidak terjebak oleh si jahat yang seringkali mengambil saat-saat seperti itu untuk merusak apa yang sudah kita bangun dengan baik.

Siapa yang tidak kenal Musa? Dia adalah seorang nabi luar biasa yang memiliki perjalanan dan pengalaman hidup yang mengagumkan bersama Tuhan. Kisah hidupnya penuh liku sejak lahir. Musa lahir di saat Firaun tengah merasa terancam akibat lonjakan pertumbuhan penduduk pendatang yaitu bangsa Israel di negara yang ia pimpin, Mesir. Begitu takutnya Firaun akan bahaya laten dari jumlah besar orang Israel yang mungkin bisa mendatangkan masalah, seperti jika bersekutu dengan musuh lain misalnya, sehingga ia mengeluarkan titah yang sungguh kejam kepada para bidan. "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup." (Keluaran 1:16). Bangsa Israel pada masa itu mengalami tekanan dan penindasan dari penguasa lewat kerja paksa. "Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu." (ay 13-14). Di jaman kejam seperti itulah Musa lahir.

Musa terlahir sebagai bayi yang sehat. Orang tuanya merasa takut akibat ancaman perintah Firaun lalu menyembunyikan bayi Musa. Saat merasa menyembunyikan bayi Musa tidak lagi aman, ibunya mengambil keputusan untuk memasukkan Musa ke dalam peti pandan dan diletakkan di rerumputan pinggiran sungai Nil. Tidak lama kemudian puteri Firaun datang ke sungai Nil untuk mandi bersama dayang-dayangnya, dan mereka pun menemukan peti berisi Musa. Singkat cerita, Musa kemudian menjadi anak angkat dari puteri Firaun sendiri.

Hidup di istana yang megah dan mewah dengan menyandang status sebagai anak angkat dari putri raja tentu menyenangkan. Hidup disana berarti hidup yang secara duniawi tidak akan pernah berkekurangan. Apapun yang ia mau ia bisa dapat. Tapi saat Musa dewasa, ternyata Musa tidak melupakan asalnya. Hati nuraninya bergejolak melihat saudara-saudara sebangsanya disiksa melakukan kerja paksa yang berat dan dipukuli. Ia pun berontak dan memilih untuk keluar dari kenikmatan yang sebenarnya sedang ia rasakan.

Secara umum bagi orang banyak pilihan Musa ini mungkin dianggap pilihan yang bodoh. Jika kita jadi Musa, mana yang akan kita pilih? Relakah kita meninggalkan segala kenyamanan tinggal di istana demi hidup menderita di padang gurun? Itu sebuah pilihan yang aneh. Tapi Musa menetapkan pilihannya. Musa memilih untuk mengikuti dari mana ia berasal dan siapa yang menciptakanNya. Tuhan peduli terhadap tangisan dan erangan bangsa Israel, lalu mengutus Musa untuk membebaskan bangsa itu dari perbudakan Mesir. "Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir." (Keluaran 3:7-10).

Musa lebih memilih untuk melihat ke depan, patuh menuruti Tuhan meski pada saat itu ia tentu saja belum melihat apa yang akan terjadi kepadanya di masa depan. Sekarang kita tahu, itu pilihan yang sangat tepat. Dari keputusannya untuk taat, Musa dipakai Tuhan secara luar biasa dan namanya harum hingga hari ini bagi banyak bangsa.

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker