Saturday, May 21, 2016

Bukan Tampilan tapi Hati (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: 1 Samuel 16:7
======================
"Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

Berkecimpung di dunia musik membuat saya melihat sebuah realita yang ironis. Industri musik di Indonesia masih terjebak mementingkan penampilan, perawakan atau fisik ketimbang talenta dan kualitas bermusik atau bernyanyi. Tidak bagus suaranya tapi cantik, itu jauh lebih baik ketimbang punya suara emas tapi penampilannya kurang, apalagi kalau jauh dari standar yang mereka tetapkan. Seorang produser pernah bilang, "kalau cuma masalah suara gampang, tinggal diutak-atik di studio saja beres. Tapi kalau fisik, susah mau diapain juga." Dan itulah yang mereka jual. Tapi cantik saja pun belum cukup, karena para newcomer ini juga harus punya modal besar sebagai 'mahar' agar bisa diorbitkan. Dan beberapa kisah kelam juga mencatat pengorbanan para pendatang wanita agar bisa sukses berkarir di dunia hiburan.

Manusia memang cenderung mementingkan penampilan fisik ketimbang hal-hal lain seperti sifat, kerajinan, kesetiaan dan hal-hal lain yang tidak tampak di luar. Kata-kata true beauty comes from deep within seolah tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang esensi dari setiap orang. Tidaklah heran kalau kita melihat adanya degradasi moral, kebobrokan mental dan sulit mencari karakter yang berintegritas hari-hari ini. Tidak heran kalau kita terus melihat orang-orang yang seharusnya menginspirasi tapi kemudian menunjukkan perilaku-perilaku tidak terpuji. Dunia tidak mencari itu lagi sekarang melainkan penampilan. Karenanya orang-orang yang tidak berpusat pada Allah dan kehendakNya akan dengan mudah terpengaruh oleh apa yang dicari dunia hari ini.

Sebenarnya masalah mementingkan penampilan, paras, postur dan hal-hal fisik bukan baru sekarang terjadi, tetapi Alkitab sudah menyinggung tentang itu sejak dahulu. Setidaknya pada masa Daud hendak diurapi menjadi raja kecenderungan cara manusia menilai ini sudah terjadi.

Mari kita lihat kisah awal pengurapan Daud. Ayat pembuka dalam 1 Samuel 16 mencatat saat Tuhan menyuruh Samuel berhenti bersedih hati karena Saul dan segera bergegas menemui seorang tua bernama Isai. Untuk apa? Tugasnya jelas, yaitu untuk mengurapi raja baru pilihan Tuhan sendiri. Dan raja yang dipilih itu ternyata adalah salah satu anak Isai.

Maka Samuel pun kemudian bertemu dengan Isai di upacara pengurbanan. Samuel segera menguduskan Isai dan anak-anaknya satu persatu dalam upacara itu. Sebelum saya lanjutkan, ada berapa anak Isai dan seperti apa anak-anaknya? Kita bisa mengetahui hal tersebut dalam pasal 17:12-14. Mari kita lihat ayatnya.

"Daud adalah anak seorang dari Efrata, dari Betlehem-Yehuda, yang bernama Isai. Isai mempunyai delapan anak laki-laki. Pada zaman Saul orang itu telah tua dan lanjut usianya. Ketiga anak Isai yang besar-besar telah pergi berperang mengikuti Saul; nama ketiga anaknya yang pergi berperang itu ialah Eliab, anak sulung, anak yang kedua ialah Abinadab, dan anak yang ketiga adalah Syama. Daudlah yang bungsu. Jadi ketiga anak yang besar-besar itu pergi mengikuti Saul." (1 Samuel 17:12-14).

Dari ayat ini kita bisa melihat bahwa Isai itu punya delapan anak laki-laki. Tiga anak tertuanya yaitu Eliab Abinadab dan Syama merupakan prajurit Israel dibawah Saul. Ada kriteria tertentu untuk bisa menjadi prajurit atau tentara. selain postur yang gagah, keahlian berperang pun harus mereka miliki. Sedang Daud pada masa itu masih sangat muda dan perawakannya pun tidak cocok untuk menjadi prajurit, apalagi raja.

Secara logika manusia, kita tentu mengira bahwa untuk menjadi raja akan terlihat dari kepantasan sesuai postur. Samuel yang nabi pun ternyata tertipu dengan logika berpikir seperti itu. Saat Samuel melihat Eliab yang gagah, Samuel langsung mengira bahwa pasti anak tertua ini yang dipilih Tuhan.

"Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya." (ay 6).

Itu pikir Samuel, namun ternyata bukan Eliab yang dipilih Tuhan. "Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (ay 7).

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker