Sunday, May 29, 2016

Sesingkat Bunga

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Yakobus 4:14
=======================
"sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap."

Ada sebuah tanaman yang bagi saya seperti misterius. Saya sudah mengenal tanaman bunga ini sejak masih kecil karena ada di halaman rumah. Belakangan tanaman ini saya temui lagi di depan kos-kosan dan setelah saya berkeluarga, tanaman ini pun ada tanpa pernah saya tanam. Tanaman unik ini setelah saya cari tahu ternyata disebut kembang atau bunga wijayakusuma di Indonesia. Ada beberapa hal yang unik tentang bunga ini. Pertama, bunga ini termasuk jarang mekar. Saya tidak tahu persisnya pada musim apa dan berapa kali, tapi dari apa yang saya lihat bunganya muncul cuma satu - dua kali setahun. Lalu jam bunganya mekar juga terbilang aneh. Kalau bunga lain biasanya mulai mekar di pagi hari, bunga ini justru sebaliknya. Dari pengamatan saya, bunga ini mulai mekar biasanya beberapa saat sebelum tengah malam dan mencapai puncak mekar sekitar jam 2 pagi. Keanehan selanjutnya, bunga ini umurnya sangat singkat, cuma beberapa jam saja. Artinya, ketika kita bangun pagi bunga ini sudah layu. Karena itulah di beberapa negara bunga ini disebut Night Queen. Kembang Wijayakusuma termasuk tanaman yang tahan banting dalam artian tidak memerlukan perawatan khusus dan teratur. Karena jarang mekar dan waktunya singkat, saya selalu berusaha menikmati kehadirannya jika muncul.

Satu hal yang menjadi pelajaran buat saya dari bunga ini adalah bahwa seindah-indahnya bunga tetap ada masanya. Ia akan mekar, terlihat sangat indah tapi dalam waktu singkat layu lalu selesai masanya. Hidup kita pun sesungguhnya sama. Seperti yang bisa dilihat dalam beberapa renungan sebelumnya, Musa menyebutkan masa hidup manusia idealnya tujuh puluh tahun, jika kuat, delapan puluh tahun. Sesudah masa hidup yang singkat itu, manusiapun lenyap. (Mazmur 90:10). Bukan cuma manusia, pada suatu hari nanti langit dan bumi pun akan lenyap. Tidak seorang pun yang tahu kapan hari itu tiba. Malaikat-malaikat tidak, Anak pun tidak. Hanya Bapa yang tahu. (Matius 24:36). Tapi yang pasti, pada waktunya semua itu pun akan tiada lagi.

Kalau demikian, renungkanlah bahwa Kesempatan kita dalam menuruti perintah dan rencana Tuhan pun ada masanya. Pada suatu waktu kesempatan itu akan berlalu. Terkadang kita terlena dalam hidup, menunda-nunda untuk menjadi berkat buat orang lain, berlama-lama merubah pola hidup kita agar sejalan dengan kehendak Tuhan apalagi mengenalkan Kristus kepada orang.  Kita sering menganggap bahwa masih ada banyak waktu untuk itu. Jangan sekarang, nanti saja. Sekarang kita masih mau menikmati hidup saja sepuasnya. Kita tidak sadar bahwa kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti, berapa lama lagi kita punya waktu. Puluhan tahun lagi? Setahun? Sehari? Sejam? Atau jangan-jangan sedetik lagi. Bayangkan kalau ketika masa kita habis, kita kedapatan belum melakukan apa-apa. Belum melipat-gandakan talenta dan mempergunakan semua itu demi kemuliaan Tuhan, belum menjalani panggilan, belum bersaksi dan belum melakukan Amanat Agung. Kalau sudah seperti itu, penyesalan tidak lagi berguna.

Yakobus mengingatkan mengenai hal ini. "Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap." (Yakobus 4:13-14). Seperti halnya Musa dalam doanya yang dicatat dalam kitab Mazmur di atas, Yakobus meminta kita untuk menyadari singkatnya waktu. Yakobus mengingatkan agar tidak membuang-buang waktu dalam hidup. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah kita masih diberi kesempatan untuk hidup atau sudah tidak ada lagi di dunia. Tidak ada yang tahu, kecuali Tuhan. Itulah hidup yang menurut Yakobus bagaikan uap, hanya sebentar saja kelihatan, kemudian lenyap.

Bagaimana sikap kita seharusnya? Yakobus melanjutkan: "Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." (ay 15). Itulah yang harus kita lakukan, menjalani hidup sepenuhnya sesuai kehendak Tuhan, mematuhi Tuhan secara serius dan sungguh-sungguh selama kesempatan itu masih kita miliki. Artinya, kita harus sungguh-sungguh mencari tahu apa sebenarnya rencana Tuhan dalam hidup kita, melakukan kehendakNya selagi kesempatan masih ada dan tentu saja, melibatkanNya serta memuliakanNya dalam apapun yang kita lakukan. Janganlah menggunakan hari-hari dengan sombong dan memegahkan diri, karena hal itu adalah salah. (ay 16). Yakobus menutup bagian ini dengan "Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa." (ay 17).

Jika kesempatan masih ada saat ini, alangkah baiknya jika kita memakainya dengan baik dan benar. Menjalani hari demi hari mengikuti apa rencana Tuhan setiap hari, hidup dengan mengikuti segala ketetapanNya dan melibatkanNya. Memang Tuhan selalu memberi kesempatan bagi kita untuk merubah pola hidup kita yang salah, Tuhan selalu membuka tangan menerima pertobatan kita, Tuhan selalu menyambut kita yang memutuskan untuk memuliakanNya lewat pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Tapi ingatlah bahwa kesempatan kita untuk melakukan itu terbatas. Terlena dalam kenikmatan hidup, menunda-nunda kesempatan, itu merupakan sifat negatif yang mungkin ada dalam diri setiap manusia. Karena itu Musa pun berdoa "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur 90:12).

Pikirkanlah. Adakah sesuatu yang Tuhan ingin anda lakukan saat ini dalam namaNya? Sudah berapa lama anda tunda hal itu sejak Tuhan menanamkannya dalam hati anda? Mungkin kita terlalu sibuk sehingga lupa untuk melakukan kehendakNya. Ingatlah bahwa waktunya akan tiba. Kesempatan kita sungguh terbatas. Seperti kembang Wijayakusuma yang singkat waktunya, demikian pula dengan hidup kita. Akan tiba saat dimana kita tidak lagi bisa berbuat apa-apa. Karenanya, jika kita masih diberi kesempatan saat ini, pergunakanlah dengan baik. Mulailah penuhi panggilan anda. Jadilah berhasil bukan cuma untuk anda sendiri, tapi terlebih untuk menjadi terang Kristus dimana anda ada hari ini. Jangan tunda lagi, sekarang waktunya.


Lakukan sekarang sebelum terlambat

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker