Monday, October 28, 2013

Cuma Ikut-Ikutan

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Amsal 1:10
====================
"Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut"

"Saya hanya ikut-ikutan pak.. ampun.." ujar seorang pemakai narkoba dengan lirih sambil tertunduk lesu. Ia tertangkap tangan ketika tengah berpesta obat-obatan terlarang. Meski masih muda, ia menghadapi ancaman hukuman cukup lama akibat perbuatannya, bahkan menjadi tersangka pengedar yang tentu akan menambah masa hukumannya. Meski ada banyak yang berdalih hanya ikut-ikutan, tidak jarang pula ada yang memang benar-benar terjerumus akibat salah bergaul. Karena ingin dianggap hebat atau takut kehilangan teman, banyak orang yang akhirnya memilih untuk melakukan tindakan buruk yang bukan saja merusak masa depannya sendiri tetapi juga orang lain. Pemakai narkoba, perampok, koruptor atau bahkan pembunuh bisa berawal dari salah mengikuti ajakan teman yang tidak bertanggung jawab. Mereka lupa bahwa meski hanya ikut-ikutan, merekapun bisa mendapat ancaman hukuman yang sama apabila menjadi pelaku sebuah tindak kejahatan. Akan halnya si pemakai narkoba di atas, ia pun harus menanggung akibat perbuatannya, mendekam di penjara untuk waktu yang lama.

Pergaulan yang salah bisa merusak seseorang. Tadinya orang itu hidup baik, tetapi ketika masuk ke dalam lingkungan pergaulan yang salah mereka terjerumus ikut-ikutan masuk ke dalam dosa. Mungkin mulanya bisa berkata tidak, tapi lama kelamaan tidak kuasa menolak sehingga dosa pun dilakukan. "Ah, cuma sekali ini saja, tidak apa-apa." begitu mungkin pikiran yang muncul. Toleransi atas dosa mulai diberikan, dan yang terjadi selanjutnya, orang yang tadinya baik bisa berubah menjadi orang-orang yang tidak lagi peka terhadap pelanggaran ketetapan Tuhan.

Hidup di dunia yang penuh dengan keinginan-keinginan daging yang dipercaya sebagai hal yang membahagiakan oleh orang-orang yang tidak takut akan Tuhan tidaklah mudah. Orang-orang ini akan berusaha menarik kita. Mereka ada di sekitar kita dan akan terus menawarkan sesuatu yang sepintas mungkin saja terlihat menyenangkan dan nikmat, tetapi ada banyak dosa yang mengintip di baliknya. Kalau tidak hati-hati kita bisa terjerumus ke dalamnya dan akibatnya mau tidak mau harus siap menanggung konsekuensinya. Sebuah lingkungan pertemanan yang tidak sehat seringkali menjerumuskan orang ke dalam dosa. Konsekuensinya kelak harus kita tanggung, dan penyesalan sering datang terlambat.

Apakah ini berarti kita tidak boleh membuka diri seluas-luasnya untuk berteman dengan banyak orang? Tentu saja bukan itu maksudnya. Kita tidak dilarang untuk berteman dengan orang lain, hanya saja kita harus memperhatikan benar dengan siapa kita menjalin hubungan pertemanan. Tidak peduli sekuat apapun iman kita, ketika kita terus menerus memberi toleransi akan dosa maka cepat atau lambat kita bisa terpengaruh dan terjebak dalam bermacam-macam dosa.

Adakah peringatan yang spesifik menyangkut hal ini di dalam Alkitab? Tentu saja ada, bahkan sudah sejak masa Salomo. Dalam Amsal ia menulis: "Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut." (Amsal 1:10). Pesan penting tentu saja. Lewat hikmatnya Salomo sudah bisa melihat kecenderungan manusia yang gampang termakan bujukan atau rayuan untuk berbuat dosa. Orang-orang berdosa akan selalu mencari orang lain untuk mengikuti gaya hidup mereka yang salah. Dan sayangnya, kita kerap menurut karena banyak alasan. Takut dianggap ketinggalan jaman, ingin menjaga gengsi atau segan jika menolak, takut dikucilkan dari pergaulan dan sebagainya. Kita tidak sadar hanya karena alasan-alasan ini kita bisa mengorbankan masa depan kita, membuang janji-janji Tuhan dan membuka awal bagi kejatuhan kita sendiri.

Selain dalam Amsal, ada banyak pula firman Tuhan yang mengingatkan bahayanya bermain-main dengan dosa. Mungkin awalnya hanya coba-coba, mungkin hanya ingin tahu, ikut-ikutan dan sebagainya, tetapi ingatlah bahwa meski terlihat sepele hal seperti ini bisa menjadi awal hadirnya masalah. Dosa baik besar atau kecil tetaplah dosa yang punya konsekuensi. Yakobus menyampaikan gambaran betapa berbahayanya ketika kita mulai bertoleransi dengan dosa. "Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:15). Berawal hanya dari keinginan, kemudian ketika dibuahi itu akan melahirkan dosa. Dan ketika dosa menjadi matang dalam diri kita maka itu akan berujung pada maut.

Ini adalah peringatan yang harus kita cermati dengan sangat serius. terlebih jika mengingat kita hidup di dunia yang dipenuhi orang-orang yang siap menyesatkan kita, baik mereka sadar atau tidak. Mereka akan terus menawarkan banyak kenikmatan yang sangat dirindukan oleh daging kita. Itulah sebabnya kita benar-benar harus berhati-hati dalam lingkungan pergaulan kita. Tentu saja sangat baik jika kita bisa membawa pengaruh perubahan yang baik di tengah lingkungan yang buruk, membawa mereka masuk dalam pertobatan dan berbalik dari jalan-jalan yang jahat. Tetapi kita harus berhati-hati agar jangan sampai bukannya membawa pengaruh baik tetapi malah kita yang terjerumus ke dalam rupa-rupa dosa.

Paulus merinci keinginan-keinginan yang bisa berbuah dosa dan melahirkan maut. "Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya." (Galatia 5:19-21a). Dan terhadap pelaku dari semua itu tidak akan mendapatkan bagian dalam Kerajaan Allah. (ay 21b). Jika kita lihat satu persatu, jenis-jenis ini bukan lagi hal yang asing bagi kita yang bisa masuk lewat banyak cara. Karenanya kita perlu waspada dan berpikir baik-baik sebelum memutuskan sesuatu.

Paulus juga sudah mengingatkan agar kita waspada dalam pergaulan. "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33). Kita harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh kepada dan dengan siapa kita bergaul. Kita memang tidak boleh memusuhi mereka, tetapi adalah wajib bagi kita untuk berhati-hati agar jangan termakan bujukan mereka lalu masuk ke dalam jebakan dosa.  Kembali kepada ayat Amsal diatas, perhatikanlah bahwa Salomo kemudian melanjutkan dengan  "..mereka menghadang darahnya sendiri dan mengintai nyawanya sendiri" (Amsal 1:18). Orang-orang yang bertoleransi dengan menikmati dosa sebenarnya sedang melakukan self-destruction, menghancurkan diri sendiri dan mengarahkan dirinya menuju kebinasaan. Peran kita adalah untuk menyadarkan dan menyelamatkan mereka dari kebinasaan bukannya malah ikut-ikutan masuk ke dalamnya. Kita harusnya menjadi contoh atau teladanbukannya malah dengan mudah terbujuk untuk ikut-ikutan. Firman Tuhan pun mengingatkan "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2).

Segala perbuatan dosa sesungguhnya berasal dari Iblis. Dan Yesus pun sudah hadir ke dunia atas kebesaran kasih Allah pada diri kita untuk membayar lunas semua itu. Alkitab menyatakan demikian: "barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu." (1 Yohanes 3:8). Dosa-dosa memang bisa hadir dalam berupa kemasan yang terlihat indah dan penuh kenikmatan, lewat bujukan-bujukan teman yang terasa sayang untuk dilewatkan, tetapi apa yang sesaat itu sama sekali tidak sebanding dengan akibat yang harus kita tanggung selamanya kelak. Hari ini marilah kita sama-sama mawas diri memperhatikan pergaulan kita dan terlebih lagi menjaga diri kita. Hanya ikut-ikutan tidak akan pernah bisa diangkat menjadi alasan, karena biar bagaimanapun akan ada konsekuensi yang harus siap kita tanggung ketika kita sudah terlanjur terjerumus ke dalam dosa.

When someone ask you to do bad things, say no

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker