Tuesday, October 15, 2013

Belajar Mendelegasikan lewat Yitro dan Musa

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Keluaran 18:18
=======================
"Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja."

Andaikan sehari bukan 24 jam tapi 30 jam..." demikian kata seorang teman yang sedang kesulitan dalam memenuhi tugas-tugasnya. Ia merasa bahwa jumlah jam sehari belum cukup baginya untuk bisa menyelesaikan tanggungjawabnya sesuai tenggat yang ditetapkan. Rentang waktu perhari sama bagi semua orang, yaitu 24 jam dengan kecepatan berjalan yang sama pula. Sementara teman saya dan banyak orang yang senasib mengeluhkan kurangnya waktu yang bisa dipakai untuk menuntaskan pekerjaan, pada kenyataannya ada orang-orang yang ternyata bisa sukses memimpin beberapa tugas, beberapa perusahaan sekaligus atau berdiri di atas beberapa profesi, sembari sukses pula membina rumah tangganya. Bagaimana rahasianya mereka sanggup melakukan itu? Bukankah waktunya sama bagi setiap orang? Ketika sebagian orang kalang kabut dan kelabakan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, sebagian lainnya masih bisa tersenyum bahagia dengan waktu yang masih cukup untuk dibagikan bersama keluarga, berolahraga dan beristirahat, meski tanggung jawab yang mereka jalani jauh lebih banyak dan besar. Dari bincang-bincang saya dengan seorang tokoh sukses yang berdiri di dunia bisnis dan pemerintahan, kuncinya terletak pada kemampuan kita dalam manajemen waktu. Orang-orang yang sukses menjalani beberapa profesi sekaligus dan disamping itu malah masih sanggup melayani pun rata-rata memberikan kunci yang sama. Kemampuan manajerial waktu tidaklah kalah pentingnya dibanding memanajemen perusahaan atau orang dalam pekerjaan kita sehari-hari. Ada banyak cara yang bisa dilakukan dan caranya tentu bisa berbeda-beda dalam setiap kasus, tergantung kebutuhan, kapabilitas atau kemampuan masing-masing.

Salah satu kesalahan yang paling sering kita lakukan adalah kecenderungan ingin menyelesaikan semuanya sendirian. Dengan alasan perfeksionis, kita sulit percaya terhadap hasil kerja atau performa orang lain, mengira bahwa itu tidak akan sebaik kalau kita sendiri yang turun tangan. Jika itu yang kita lakukan, maka jelas 24 jam tidak cukup. Bahkan 48 jam pun masih akan dikeluhkan. Ada banyak orang yang tidak memikirkan keseimbangan dalam menjalani hari, hanya mementingkan satu hal lalu mengabaikan yang lainnya. Keluarga tidak lagi diperhatikan, anak-anak dianggap mengganggu pekerjaan, pulang ke rumah sudah terlalu capai sehingga apapun yang dilihat di rumah hanya akan membuat emosi saja. Tidak heran ada banyak anak-anak bermasalah akibat kurang perhatian karena ayah dan ibunya yang terlalu sibuk bekerja. Keluarga menjadi berantakan, jauh dari Tuhan, dan pada suatu ketika nanti situasi sudah sulit untuk diperbaiki. Sebagai seorang pria, saya sampai pada kesimpulan bahwa jika ingin menjadi pria hebat, itu bukan tergantung dari seberapa banyak atau besar pekerjaan yang bisa diselesaikan perhari, tetapi ternyata tergantung dari keseimbangan. Being a great man is all about finding a perfect balance. Menjalani profesi dengan baik, memberi waktu yang cukup bagi keluarga, menjaga kebugaran dan kesehatan dengan berolah raga secara teratur, beristirahat dalam jumlah yang cukup, melayani Tuhan sesuai panggilan masing-masing. Intinya, mencapai performance yang baik dalam bekerja, sebagai kepala rumah tangga, sebagai imam, sebagai suami dan ayah serta sebagai pekerja-pekerjaNya. Jika keseimbangan antar masing-masing elemen bisa dicapai, itulah yang akan bisa membuat anda berbeda dari yang lain.

Mari kita kembali kepada kerelaan untuk belajar percaya kepada orang lain dan berhenti menganggap bahwa hanya kita yang sanggup melakukan yang terbaik dalam sebuah bidang pekerjaan. Ada sebuah cara yang bisa menjadi solusi untuk bisa mencapai keseimbangan, yaitu mendelekasikan bagian-bagian tertentu kepada orang lain. Mendelegasikan merupakan salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mengoptimalkan penggunaan waktu. Selain itu bisa membuat kita belajar percaya kepada orang lain, itu pun akan menggali potensi-potensi orang lain sehingga mereka pun bisa bertumbuh dan mengalami peningkatan. Melanjutkan renungan kemarin, mari kita lihat kembali kisah ketika Musa mendapat kunjungan dari mertuanya bernama Yitro, seorang imam di Midian.

Musa dipilih Allah secara langsung untuk sebuah tugas besar yang sangat berat. Membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan ditunjuk untuk menuntun mereka mencapai tanah terjanji. Itu tugas yang amat sangat berat, dan hampir-hampir mustahil untuk dikerjakan mengingat sifat dan sikap orang Israel yang ahli dalam hal menggerutu, bersungut-sungut dan membuat masalah. Dalam proses itu Musa menjadi penyambung lidah Tuhan untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk Tuhan kepada bangsa yang ia pimpin. Sudah memimpin, ia pun harus menjadi hakim yang mengadili setiap pertikaian yang terjadi disana antar orang perorang. Mengingat job desk yang berat itu, agaknya Musa terlalu fokus kepada penunjukan Tuhan atas dirinya, sehingga ia langsung terjun mengurus segalanya sendirian dan saking sibuknya, tampaknya ia tidak terpikir untuk mendelegasikan atau menyusun struktur kepengurusan agar bisa lebih efektif. Ia menyelesaikan semuanya sendirian, all by himself. "Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang." (Keluaran 18:13). Musa bertindak sendirian menjadi hakim mengatasi perselisihan yang terjadi di antara sesama orang Israel yang memang gemar berseteru dan doyan ribut. Berapa jumlah orang Israel waktu itu, dan berapa kali sehari mereka berselisih satu dengan yang lain? Dalam ayat tersebut kita membaca bahwa Musa seharian duduk mengadili berbagai masalah yang dialami bangsa Israel yang tidak ada habisnya. Yitro merasa prihatin melihat menantunya dan tahu bahwa apa yang dilakukan Musa itu sangat tidak efektif. "Melayani Tuhan itu baik, tapi, hey, bukan begitu caranya.." itu tentu ada dalam benaknya. Maka dia pun menanyakan kepada Musa: "Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?" (ay 14). Musa pun menyatakan bahwa sebagai yang ditunjuk Tuhan, ia harus memberitahukan ketetapan dan keputusan Allah kepada masing-masing orang. Dan Yitro merasa kasihan melihat menantunya harus bekerja sendirian menghadapi segalanya. "Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja." (ay 18). Yitro mengatakan bahwa bekerja sendirian seperti itu dalam mengelola masalah bangsa Israel yang begitu banyak adalah tidak baik. (ay 17). Lalu Yitro pun memberi masukan kepada Musa, memberi usulan agar Musa bisa memakai strategi yang lebih baik, menyusun struktur kepemimpinan yang akan bisa membantu Musa dalam menyelesaikan setiap permasalahan secara lebih cepat, efektif dan efisien. "Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya." (ay 21-22). Sungguh menarik melihat usulan Yitro agar Musa membentuk kelompok-kelompok yang bertingkat dengan pemimpin masing-masing. Ini akan jauh lebih mempermudah Musa dalam menjalankan perintah Tuhan. Ini gambaran struktur kepemimpinan terawal yang dicatat dalam Alkitab. Untunglah Musa hidup sebagai pribadi yang rendah hati dan mau menerima masukan. Ia tidak menolak dan mendengarkan nasihat mertuanya. "Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya." (ay 24). Yitro pun sempat melihat langsung bagaimana menantunya memperbaiki sistem pelayanannya dengan melibatkan orang-orang yang cakap sebagai rekan sekerja sebelum ia pulang kembali ke negerinya. (ay 27).

Dalam doa Musa yang dicatat dalam Mazmur, Musa meminta Tuhan memberi hikmat kepadanya untuk mampu menghitung hari-hari. "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur 90:12). Musa menyadari pentingnya meminta hikmat agar ia bisa membagi dan memanfaatkan waktu se-efektif dan se-efisien mungkin, dan kita pun bisa melakukan hal yang sama. Yang penting adalah menyadari terlebih dahulu bahwa kita tidak akan sanggup mengerjakan semuanya sendirian. Nobody can. Kita perlu memliki hikmat agar bisa memakai waktu secara optimal. Itu tidak mudah, tetapi itu harus kita lakukan agar hasil yang diperoleh bisa lebih baik lagi. Kemampuan memanajemen waktu akan sangat berkaitan erat dengan kemampuan kita mendelegasikan tugas-tugas kepada orang-orang cakap yang tepat. Kita tidak akan bisa menyelesaikan semuanya sendirian, dan disaat yang sama meluangkan waktu yang cukup untuk keluarga dan untuk melayani Tuhan. Delegasikan sejauh mana yang bisa anda lakukan. Tanpa itu kita tidak akan bisa mengalami peningkatan. Waktu terbatas, tapi bukan berarti tidak cukup. Kita terbatas, tetapi bukan berarti kita tidak bisa berhasil secara luar biasa. Bersama Tuhan, milikilah hikmat untuk bisa menyusun jadwal perencanaan yang baik, sehingga anda tidak perlu lagi mengeluhkan jumlah jam dalam sehari.

Kemampuan mendelegasikan dengan menempatkan orang-orang yang cakap dan tepat dalam struktur yang baik merupakan salah satu strategi terbaik dalam manajemen waktu

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker