Saturday, October 12, 2013

Bijak (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Amsal 1:5
===========
"baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan"

Kata bijak mulai semakin jarang kita dengar. Bagi sebagian orang bijak malah dianggap sebagai sebuah sifat dimana seseorang itu pandai berbicara. Apa yang dimaksud dengan orang bijak sebenarnya adalah orang yang mengerti atau memahami kebenaran atau kebaikan, bisa membedakan mana yang baik dan buruk dan tahu menempatkan atau mengatakan sesuatu pada tempatnya. Seiring dengan semakin jarangnya kata bijak ini kita dengar, kita pun semakin sulit menemukan orang-orang yang bijak. Ditengah hiruk pikuk sibuknya dunia, berbagai hingar bingar dari segala arah, tuntutan kebutuhan yang semakin tinggi, kebanyakan orang tampaknya tidak lagi punya waktu untuk melatih dirinya agar menjadi orang bijak. Itu dikesampingkan dan tidak dianggap sebagai sebuah prioritas. Kita akan lebih mudah dan sering bertemu dengan orang-orang yang merasa dirinya paling benar, sulit menerima pendapat orang lain dan mudah tersinggung ketika diingatkan. Orang semakin sulit untuk mendengar dan hanya mau didengar. Jika mendengar atasan saja sudah susah, apalagi mendengar masukan bawahan. Istri tidak peduli terhadap nasihat suami, sebaliknya suami menyepelekan nasihat istri. Anak-anak mengabaikan orang tuanya dan orang tua merasa terlalu kuasa untuk mendengar masukan anaknya. Orang belajar bukan lagi untuk menuntut ilmu tetapi mencari nilai, tidak lagi percaya pada proses melainkan hanya butuh yang instan. Datang ke gereja bukan karena haus mendengar firman Tuhan tetapi hanya karena kewajiban. Yang penting datang dan duduk di dalam, pendeta mau bicara apa biarkan saja. Tidaklah heran jika semakin sulit mencari orang bijak di jaman sekarang ini.

Salomo, orang yang paling berhikmat di muka bumi ini menuliskan Amsal yang begitu panjang bukan tanpa tujuan. Tujuannya bahkan ia sampaikan di awal tulisannya, yaitu "untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna, untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran, untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda." (Amsal 1:2-4). Ada banyak dari yang ia tuliskan tidak mudah untuk dipahami, apalagi jika hanya sekali baca dan selintas saja. Dan Salomo pun mengatakan: "baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan--untuk mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak." (ay 5-6). Ia menganjurkan agar kita menjadi bijak, artinya tahu prioritas, tahu apa yang bermanfaat, berguna dan benar, karena hanya orang bijaklah yang mau mendengar dan menambah ilmu. Bukan mencari nilai, gelar atau peringkat saja, tetapi menambah ilmu dan rajin mendengar. Kemudian orang yang bijak akan bertambah pengetahuannya sehingga ia bisa mendapat banyak pertimbangan, bimbingan atau masukan lewat tulisan-tulisan Salomo yang berdasarkan hikmat.

Alkitab mengingatkan bahwa bahkan iman pun tidak datang begitu saja. Lewat Paulus dikatakan "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Kita akan melewatkan begitu banyak hal baik dalam hidup apabila kita enggan mendengar. Kalau dalam mendengar pengajaran dalam jenjang pendidikan atau nasihat orang tua saja kita sudah malas, bayangkan kerugian yang akan kita derita kalau mengabaikan mendengar firman Tuhan. Saya percaya bahwa Tuhan tidak sembarangan memberikan kita dua telinga dan satu mulut. Itu tentu didasari alasan kuat, yaitu bahwa kita harus mengedepankan pendengaran ketimbang bicara. Bahkan firman Tuhan pun berkata bahwa orang yang terlalu banyak bicara berarti sedang mengekspos kebodohannya. (Pengkotbah 10:14). Manusia bukanlah mahluk yang sudah pintar sejak semula. Meski semua kebutuhan untuk menjadi pintar disediakan Tuhan bagi kita, kita tetaplah dituntut untuk terus belajar dalam segala hal agar bisa tumbuh menjadi orang-orang yang pintar, bijak dan berhikmat. Menuntut ilmu secara serius, mendalami pengertian akan kebenaran lewat firman-firman Tuhan dan terus meningkat seiring waktu. Tanpa kemauan untuk mendengar, niscaya kita tidak akan bisa mengalami peningkatan-peningkatan dalam hidup, baik dari segi kepintaran, pengetahuan, keahlian dan tentu saja hikmat dalam mengerti kebenaran.

Masih ada begitu banyak hal yang belum kita ketahui yang sebenarnya bisa menjadikan kita sebagai orang dengan wawasan pemikiran luas serta bijak apabila mau mendengar dan terus belajar. Semakin kita bijak, semakin baik pula sikap kita ketika menghadapi suatu persoalan. Jangan pernah gengsi untuk bertanya kepada orang lain, jangan pernah malas untuk mendengar. Ketika anda beribadah raya, dengarkan dan renungkan baik-baik firman Tuhan yang disampaikan, serap dan kemudian aplikasikan dalam kehidupan anda. Meski anda merasa sudah tahu persis isi kotbah atau merasa bahwa anda sudah melakukannya, tetap saja ada hikmah yang bisa anda ambil dari kotbah yang paling sederhana sekalipun.

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker