Friday, October 11, 2013

Belalang yang Kecil dan Lemah

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Amsal 30:27
========================
"The locusts have no king, yet they go forth all of them by bands"

Bulan Mei lalu salah seorang mantan The Beatles Sir Paul McCartney mendapat pengalaman unik ketika mengadakan konser di Brazil. Ditengah ia tampil,  tiba-tiba segerombolan besar belalang 'menyerbu' panggungnya. Dikenal sebagai penyayang binatang, Paul McCartney tidak menghentikan konsernya. Ia tetap bermain meski ada beberapa yang sempat hinggap di atas pundaknya. Kejadian unik ini menarik perhatian dunia dan sempat menjadi perbincangan dimana-mana. Jika hanya satu, belalang tidak akan bisa membuat masalah. Belalang kecil dan lemah, rentan terhadap serangan binatang yang lebih besar maupun manusia yang bisa dengan mudah menghabisinya kalau mau. Tapi coba lihat ketika belalang datang menyerbu secara bergerombol. Masih untung konser Paul McCartney yang diserbu, karena jika gerombolan belalang ini menyerbu lahan pertanian, itu bisa sangat merugikan. Itulah sebabnya belalang yang kecil dan lemah ini dikategorikan ke dalam hama yang bisa merusak hasil pertanian.

Hingga seberapa ganaskah belalang bisa menimbulkan kerusakan? Kita bisa melihat sebuah contoh yang paling buruk pada masa Musa, saat Firaun tetap mengeraskan hatinya untuk melepaskan Israel dari perbudakan di negaranya Mesir. Meski sudah diingatkan Tuhan lewat Musa dan Harun, Firaun ternyata tetap mengeraskan hati dan melawan. Karena itu serangkaian tulah pun menimpa bangsanya. Tulah ke delapan yang dijatuhkan adalah segerombolan belalang dalam jumlah yang begitu besar. "Datanglah belalang meliputi seluruh tanah Mesir dan hinggap di seluruh daerah Mesir, sangat banyak; sebelum itu tidak pernah ada belalang yang demikian banyaknya dan sesudah itupun tidak akan terjadi lagi yang demikian. Belalang menutupi seluruh permukaan bumi, sehingga negeri itu menjadi gelap olehnya; belalang memakan habis segala tumbuh-tumbuhan di tanah dan segala buah-buahan pada pohon-pohon yang ditinggalkan oleh hujan es itu, sehingga tidak ada tinggal lagi yang hijau pada pohon atau tumbuh-tumbuhan di padang di seluruh tanah Mesir." (Keluaran 10:14-15). Sungguh mengerikan. Jika kita pernah melihat bagaimana kesulitan yang dihadapi penduduk di suatu daerah ketika menghadapi serangan belalang, disini dikatakan bahwa pada saat itu serangan jauh lebih besar dari yang pernah ada, dan tidak akan pernah ada lagi serangan belalang yang lebih besar  setelahnya. Dalam sekejap mata Mesir berubah menjadi lautan belalang yang mengubah Mesir menjadi gurun gersang dalam waktu singkat.

Satu belalang yang kecil dan lemah tidak akan berpengaruh apa-apa, tapi dalam jumlah banyak belalang bisa sangat merepotkan. Adakah yang bisa kita pelajari dari belalang ini? Tentu saja ada. Dalam Mazmur, Agur bin Yake mengatakan: "belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur." (Amsal 30:27). Dalam versi Bahasa Inggris (Amplified) dikatakan: "The locusts have no king, yet they go forth all of them by bands". Artinya, meskipun belalang  tidak memiliki raja, tetapi ternyata mereka bisa bersatu dengan kuat dalam sebuah kelompok besar untuk satu tujuan tertentu.

Jika melihat bagaimana manusia hari-hari ini yang begitu sulit untuk bersatu, selalu memperbesar jurang perbedaan dan menghindari persatuan, terus bertikai, berselisih kita patut malu terhadap belalang ini. Perbedaan dijadikan pijakan untuk saling menghancurkan, merasa diri paling benar dan seolah sah dijadikan alasan untuk memusnahkan orang yang berbeda pandangan. Bukan saja orang di luar sana, tapi lihatlah bahwa kita yang seiman saja sulit untuk bersatu. Segala perbedaan selalu dijadikan alasan untuk menghina yang lain, kita menganggap diri atau kelompok kitalah yang paling benar dan yang lain salah atau sesat. Kita terus menerus merendahkan, memandang negatif dan curiga terhadap saudara seiman yang memiliki tata cara peribadatan yang berbeda dengan kita. Bukankah ini sangat menyedihkan? Padahal kita memiliki Raja yang sama. Jika belalang yang tidak memiliki raja bisa bersikap demikian, betapa memalukannya kita yang memiliki Raja tidak bisa melakukannya.

Perjanjian Baru banyak memberi penekanan kepada pertumbuhan iman kita masing-masing. Tapi meski demikian, itu tidaklah boleh menjadikan kita menjadi individu-individu yang eksklusif, karena Tuhan tidak pernah menginginkan kita seperti itu. Gereja tidak akan pernah bisa menjadi terang dan garam jika diisi oleh pribadi-pribadi yang mengagungkan perbedaan dan mengabaikan persatuan. Gereja tidak akan berfungsi apabila hanya dibatasi oleh dinding-dinding, menganggap apa yang didalam benar dan mengabaikan apa yang ada diluar. Penulis Ibrani menyampaikan firman Tuhan yang berbunyi: "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik." (Ibrani 10:24). Prinsip saling yang positif harus diperhatikan dan tumbuh kembangkan, karena pada hakekatnya, bukankah kita ini kecil dan lemah, terbatas kekuatannya seperti halnya belalang?

Menghadapi hari-hari yang semakin sukar menjelang akhir jaman, kita harus lebih menekankan kebersamaan, membangun hubungan kekeluargaan dan persaudaraan erat dengan saudara-saudari kita lainnya, dan juga tidak menutup diri dari orang-orang yang belum percaya. Apa yang dikatakan Tuhan itu jelas. Berhentilah menjadi pribadi yang eksklusif! "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (ay 25).

Anda mungkin berakar pada gereja yang berbeda, tapi itu bukanlah alasan untuk merendahkan atau menuduh saudara-saudari yang bertumbuh di gereja yang lain. Renungan harian ini saya buat dengan tujuan untuk dibagikan kepada anda semua tanpa memandang latar belakang denominasi anda, dan saya berharap setidaknya teman-teman yang rutin masuk ke blog ini bisa menjadi agen-agen yang mengadopsi kasih secara nyata, termasuk di dalamnya membangun persatuan dengan rekan-rekan lainnya. Firman Tuhan berkata: "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!" (Pengkotbah 4:9-10). Lalu dalam ayat lain kita bisa membaca: "Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan." (ay 12). Belalang jika hanya seekor akan mudah dipatahkan, tetapi akan memiliki kekuatan yang luar biasa ketika mereka bersatu. Sebuah persatuan mampu mendatangkan kekuatan yang luar biasa, bayangkan apabila itu kita pakai untuk hal-hal yang positif dimana Yesus sendiri akan hadir di tengah-tengah kita. Hari-hari yang kita jalani sesungguhnya sulit. Oleh karena itu marilah kita lebih giat lagi bersekutu, saling support, saling bantu, saling dorong, agar kita bisa sama-sama terus bertumbuh dalam Tuhan.

Unity enables us to achieve greater things

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker