(sambungan)
Untuk menerangkan tentang doa dengan tidak jemu-jemu, Yesus mengambil perumpamaan tentang seorang janda dan hakim yang lalim. Sosok janda adalah sosok yang lemah dan sering digambarkan sebagai figur yang tertindas, hidup susah dalam kemiskinan dan kerap diperlakukan tidak adil dalam masyarakat. Dalam perumpamaan ini Yesus mengisahkan tentang seorang janda yang terus memohon kepada hakim yang lalim agar berkenan membela haknya. (ay 3).
Sementara hakim dalam kisah ini bukanlah orang yang takut akan Tuhan, dan mempunyai sikap arogan yang tidak menghormati siapapun. Sesuai dengan gambaran pribadi si hakim, sudah tentu ia menolak mentah-mentah permohonan janda ini. Tapi lihatlah kegigihan ibu janda ini. Ia tidak jemu-jemu mendatanginya dan memohon, dan akhirnya ia berhasil meluluhkan hakim yang lalim itu. Dan Yesus pun berkata, "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!" (ay 6).
Contoh perumpamaan ini sederhana saja dan sangat mudah dicerna. Kalau hakim yang lalim saja bisa luluh terhadap permohonan tidak jemu-jemu dari seorang janda dan pada akhirnya mau mengabulkan permintaan si janda, apakah mungkin Tuhan yang begitu penuh kasih setia, begitu mengasihi kita manusia ciptaanNya yang serupa dengan gambarNya, dan menganggap kita begitu istimewa tidak mendengarkan seruan kita? Inilah yang dikatakan Yesus. "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (ay 7).
Tuhan tidak akan mengulur-ulur waktu. Ia akan menjawab doa kita tepat pada waktunya, selama doa dilakukan dengan benar dengan meminta sesuatu yang baik dan perlu bukan untuk pemenuhan kesenangan diri sendiri (Yakobus 4:3), sudah terlebih dahulu menyelesaikan segala ganjalan yang ada dalam hati terhadap orang lain (Markus 11:25) dan hidup bijaksana dan menghormati pasangan hidupnya (1 Petrus 3:7). Meski demikian, doa tidak boleh dilakukan cuma sekedarnya melainkan datang dari hati yang tulus, jujur dan dilakukan dengan serius, juga tanpa jemu-jemu.
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Persistence in Prayer (5)
Sunday, January 7, 2024
Persistence in Prayer (5)
webmaster | 9:00:00 PM |
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Perempuan Samaria di Sumur
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment