Sunday, January 21, 2024

Be Nice, Be Wise (1)

webmaster | 9:00:00 PM |
Ayat bacaan: Matius 20:25-26a
=========================
"Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu.."


Di awal saat merintis usaha, saya bergantian menjaga toko dengan istri saya. Tidak lama setelahnya kami mendapat kabar luar biasa, yaitu setelah menunggu 10 tahun, akhirnya istri saya hamil. Seiring berjalannya waktu, maka kami memutuskan agar ia memperbanyak waktu istirahat, dan itu artinya saya mengambil alih bagian shiftnya. Komitmen untuk membuat toko kami disiplin jam bukanya, sementara saya tinggal sendirian dan terkadang harus restok sendiri membuat kami pun memutuskan untuk mencari karyawan.

Istri saya belum pernah punya pengalaman punya pegawai, sementara saya sudah pernah. Karena belum pernah, dia pun mulai menyusun aturan-aturan yang ia rasa baku seperti jangan terlalu dekat dengan pegawai, nanti ngelunjak, harus menghitung semua uang masuk dan barang terjual supaya tidak ada yang masuk kantong dan sebagainya. Itu pemikiran yang sangat wajar, dan saya rasa banyak diadopsi oleh orang-orang yang wiraswasta seperti kami. Tapi saya punya cara saya sendiri yang dahulu sudah saya praktekkan. Dan saya mengatakan kepadanya, serahkan pada saya saja untuk urusan karyawan. Dari dulu, saya menggunakan cara saya sendiri, yang saya anggap sebagai sebuah seni, an art of being a leader.

Buat saya, seni itu sangat penting dalam setiap sendi kehidupan. Seni memimpin rumah tangga, seni dalam bekerja, seni dalam hobi, dan sebagainya, dan sekarang seni sebagai seorang ayah. Dalam hal sebagai pemilik usaha, alias sebagai atasan, saya lebih suka menjalankannya dengan cara yang mungkin sedikit berbeda. Pertama, sebagai pimpinan saya punya 2 tugas utama. Yang pertama mengenal karyawan saya dengan mendalam, baik sifatnya, kepribadiannya, disiplinnya dan sebagainya. Bagaimana ia di luar pekerjaan, lingkungan keluarganya dan sebagainya. Yang kedua: menerapkan standar prosedur kerja dengan adil dan bijaksana dengan sebaik-baik yang saya bisa.

Artinya, saya tidak akan menyalahkan atau memberi penalti kalau terjadi kesalahan, tapi melihat dulu apa yang terjadi. Yang pasti, semua aturan beserta konsekuensi akan saya paparkan dulu di awal, dan nanti kalau sudah berjalan maka aturan dan konsekuensi itu akan dipegang bersama-sama. Jadi tidak sepihak, bukan karena saya adalah pemilik atau yang menggaji lantas saya bersikap semena-mena atau seenaknya terhadap karyawan. Saya bersahabat dekat dengan karyawan. Itu sudah saya lakukan dari dulu dan belum pernah mengalami ada yang ngelunjak.

Bersikap bersahabat yang saya lakukan bukan berarti mereka bisa seenaknya. Kalau saya harus menegur ya saya tegur, tapi tidak kasar melainkan secara baik-baik, person to person. Kalau harus mengganti ya apa boleh buat kalau itu memang kesalahan mereka, tapi di saat lain jika saya yang salah maka saya pun mengganti juga dari kantong saya. Jadi aturan itu saya buat bukan hanya untuk karyawan tapi berlaku juga untuk saya sendiri.

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker