(sambungan)
Ada banyak orang tua yang bersifat otoriter dan mendisplinkan terlalu keras tidak sesuai dengan umur anak. Ada banyak pula yang memaksakan kehendaknya, melarang secara sepihak tanpa memberi contoh, tabu untuk minta maaf, berat memuji tapi kalau mengkritik lancar dan tajam. Dari pengalaman saya, ini hampir selalu jadi akar permasalahan dari mereka yang bermasalah secara mental saat dewasa. Untuk memperbaikinya biasanya dibutuhkan waktu yang sangat lama karena kerusakan karakter itu sudah berlangsung lama dan terjadi sejak masa tumbuh kembang mereka.
Intimidasi saat ini sudah terjadi sejak usia dini dan akan terus ada sepanjang hidup. Mulai dari dalam keluarga sendiri, nanti di sekolah, di lingkungan, mapun kelak di tempat kerja. Bentuk-bentuk intimidasi pun semakin banyak ragamnya. Mulai dari yang klasik seperti intimidasi verbal dan fisik, hingga yang kekinian, cyber bullying. Kalau tidak bentuk intimidasi berupa tekanan, berbagai bentuk hinaan termasuk body shaming, itu pun bisa meruntuhkan mental dan seringkali sama destruktifnya dengan intimidasi. Dan orang-orang seperti ini semakin banyak saja di dunia, termasuk di negara kita.
Intimidasi bisa membuat seseorang bisa sulit maju menggapai cita-cita atau panggilannya. Mereka sulit mencapai potensi dan penampilan terbaik mereka, cenderung berjalan di tempat atau malah mundur. Padahal, sebenarnya punya potensi dan bakat besar. Alangkah sayangnya apabila mereka harus gagal karena tidak bisa melewati intimidasi atau tekanan, ejekan, cemoohan, kritikan yang merendahkan dan bentuk-bentuk lainnya.
Akan halnya intimidasi, saya ingin mengajak teman-teman untuk kembali melihat kisah Goliat dari sudut pandang berbeda. Kita sudah sangat familiar dengan kisah ini, terutama pada bagian Daud mengalahkan Goliat hanya dengan menggunakan umban yaitu sejenis ketapel. Tapi untuk renungan kali ini, saya akan mengajak melihat dari sisi lain yang mungkin jarang kita perhatikan, yaitu intimidasi.
Apakah yang dimaksud dengan intimidasi? Menurut kamus bahasa, intimidasi adalah tindakan menakut-nakuti (terutama untuk memaksa orang atau pihak lain berbuat sesuatu), gertakan atau ancaman. Sebuah intimidasi bermaksud menimbulkan rasa takut atau gentar kepada korban dengan menyerang terhadap mental. Itulah sebabnya berhasil tidaknya sebuah intimidasi, atau dampak yang ditimbulkan dari sebuah intimidasi akan sangat tergantung pada mental sang korban. Jika mental kita lemah, maka sedikit intimidasi sudah akan meruntuhkan kita secara moril.
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Intimidasi (2)
Monday, January 15, 2024
Intimidasi (2)
webmaster | 9:00:00 PM |
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Perempuan Samaria di Sumur
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment