(sambungan)
Sangatlah besar resikonya apabila kita terus membiarkan dosa terus menumpuk hingga membuat kita tidak lagi peka atau menjadi tuli terhadap teguran Tuhan. Jika kita terbiasa atau membiasakan diri untuk terus melakukan dosa, pada suatu saat hati kita bisa menjadi dingin, mengeras membatu dan ketika itulah kita tidak lagi memiliki kontrol atas diri kita. Kita tidak lagi bisa membedakan yang salah dan benar, baik dan buruk, dan ketika itu terjadi maka dosa pun memiliki kuasa penuh atas hidup kita. Itu jelas hal yang sangat serius. Hati tidak lagi peka, bahkan berbagai kesaksian yang jelas-jelas menyatakan kuasa Kristus pun tidak lagi bisa membuka mata orang-orang seperti ini. "Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya." (Yohanes 30:36).
Kekerasan hati, ketidaksadaran untuk bertobat, terus membiarkan dosa menguasai diri sangatlah berbahaya. Mulai dari keinginan-keinginan daging yang tampaknya sederhana, itu bisa memunculkan dosa dan ketika dosa itu terus diperam hingga matang, maka mautlah yang datang. Lewat Yakobus pesan ini sudah pernah disampaikan: "Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:15). Dari keinginan mengarah kepada dosa dan berujung maut. Kita harus hati-hati dan serius dalam menyikapi hal ini, karena kalau kita terus membangkang satu saat kita bisa hancur tanpa punya kesempatan pulih lagi. "Siapa bersitegang leher, walaupun telah mendapat teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi." (Amsal 29:1).
Kalau kita masih punya kepekaan untuk menyadari jalan-jalan yang salah, bersyukurlah dan jangan abaikan lagi. Pakai kesempatan yang ada untuk kembali sepenuhnya kepada jalan Tuhan. Lewat perantaraan nabiNya Tuhan sudah mengingatkan bahwa pintu pertobatan tetap Dia bukakan pada kita atas dasar kasihNya yang begitu besar pada kita. Dia akan memeluk kita yang kembali kepadaNya dan selamanya akan berada di dalam rancanganNya yang indah. "Kata mereka: Bertobatlah masing-masing kamu dari tingkah langkahmu yang jahat dan dari perbuatan-perbuatanmu yang jahat; maka kamu akan tetap diam di tanah yang diberikan TUHAN kepadamu dan kepada nenek moyangmu, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya." (Yeremia 25:5). Ambil keputusan untuk putus total dari dosa dan jangan beri toleransi lagi sekecil apapun, sebab konsekuensinya bukan main-main. Bagi yang bertobat akan diberikan hak sebagai ahli waris Tuhan, namun yang terus menolak akan dibuang selamanya dari tanah yang diberikan Tuhan, diremukkan tanpa bisa dipulihkan lagi, berakhir pada maut. Sesungguhnya ini merupakan hal serius karena apa yang dikatakan Tuhan bukan hanya sekedar berbicara mengenai hilangnya berkat akibat dosa, tapi juga berbicara mengenai hilangnya keselamatan dan kasih karunia Tuhan bagi kita.
Stop playing with fire, stop playing with sin. Kita perlu sadar sepenuhnya, sadar sebaik-baiknya agar tidak berbuat dosa lagi (1 Korintus 15:34). Ingatlah bahwa terus menerus melakukan dosa, sudah tobat tapi kemudian kumat lagi berulang-ulang bisa membawa akibat yang semakin buruk. Yesus sudah mengingatkan hal itu lewat kisah mukjizat kesembuhannya atas seorang lumpuh di Betesda: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." (Yohanes 5:14). Jangan lupa bahwa kedatangan Yesus ke dunia bertujuan untuk menghapus segala dosa kita seperti kehendak Allah. Tuhan merasa perlu untuk menganugerahkan apa yang sesungguhnya tidak layak kita terima, yaitu keselamatan atas dasar kasihNya yang begitu besar kepada kita. Dan Yesus sudah menggenapinya. Bersyukurlah untuk itu, jangan sampai penebusan Kristus menjadi sia-sia karena kita terus menerus membiarkan dosa berkuasa dalam hidup kita. Kita tidak akan pernah bisa berjalan bersama Kristus dan menerima janji-janjinya jika sementara pada saat yang sama masih terus hidup di dalam dosa.
Katakan tidak pada dosa, sekecil apapun
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyhrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belajar dari Rehabeam (2)
(sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment