Thursday, April 24, 2014

Tidak Berhenti Belajar

Ayat bacaan: Amsal 1:5
======================
"baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan"

"Saya tidak mau jadi matang.. karena kalau sudah matang, artinya tinggal menunggu busuk saja." Demikian kata seorang teman yang berprofesi sebagai guru menyanyi. Meski ia sudah lebih dari 1 tahun bekerja sebagai guru vokal, ia terus belajar mengolah vokalnya yang tidak hanya sebatas menyanyi tapi juga meniru suara beberapa jenis alat musik, perkusi dan sebagainya. Ia rajin melatih nafas agar tahan menyanyi yang panjang-panjang dan melatih ketepatan vokalnya agar jatuh di nada yang pas ketika bernyanyi dalam keaaan cepat. Apa yang ia bilang sangat menarik buat saya, karena saat orang ingin menjadi matang, ia justru ingin terus pada posisi belajar agar bisa bertumbuh lebih dan lebih lagi. Ia bersyukur, tapi tidak mau merasa puas dan berhenti. Ia juga berkata bahwa ada begitu banyak ilmu yang sangat menarik tapi belum ia kuasai. Karenanya ia terus berusaha mengolah talentanya untuk terus lebih dan lebih lagi. Ini sangat menginspirasi saya, karena disaat yang sama saya berhadapan dengan banyak orang yang cepat berpuas diri dan tidak lagi mau mengembangkan kapasitasnya. Mereka puas dengan apa yang ada pada mereka dan seperti hidup tanpa semangat lagi. Dari hari ke hari sama, bagai robot yang diprogram melakukan hal berulang secara rutin.

Tuhan tidak menciptakan kita sebagai robot. Kita diciptakan sesuai imageNya sendiri dan diberi kehendak bebas. Dia memberi kita talenta dan kemampuan untuk terus meningkat, mengembangkan kapasitas hingga mencapai tahapan-tahapan diluar apa yang kita anggap sebagai batas kemampuan kita. Hidup yang tidak lagi puya  gairah, tidak ada lagi tantangan, tidak ada lagi impian dan cita-cita akan sangat membosankan. Disaat jaman berubah, teknologi berkembang, segala aspek kehidupan tidak akan pernah statis melainkan selalu bergerak dinamis, orang-orang yang tidak mau berkembang akan terus hidup di masa lalu dengan segala ke-'jadul'annya. Lama-lama mereka akan ditinggalkan oleh jaman dan kemajuannya, dan itu tentu tidak akan baik buat siapapun. Selain itu kita harus ingat bahwa talenta yang diberi Tuhan bukan buat disimpan tapi justru harus dikembangkan dan dilipatgandakan agar bisa dipertanggungjawabkan dan bisa pula memberkati sesama. Kerinduan untuk terus belajar menambah ilmu dan terus memperbesar kapasitas pengertian sangat diperlukan untuk itu. Itu akan membuat kita semakin bijaksana, semakin baik, tidak tertinggal oleh jaman dan bertanggungjawab terhadap semua yang telah Tuhan bekali dalam diri kita.

Salomo yang penuh hikmat mengatakan "baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan." (Amsal 1:5). Orang bijak bukanlah orang yang statis, apatis atau malas, tetapi justru yang terus ingin memperbesar kapasitasnya dengan menambah ilmu. Itu akan membuat pengertian atau pemahaman kita menjadi semakin luas karenanya kita pun akan lebih bijaksana dalam membuat pertimbangan-pertimbangan. Lihatlah betapa pentingnya bagi kita untuk terus mendengar dan menambah ilmu. Kita diajak untuk membuka mata, telinga maupun pikiran kita kepada pengetahuan. Baik untuk berbagai ilmu pengetahuan yang akan memperluas cakrawala berpikir kita, maupun pengetahuan akan firman Tuhan yang mengandung begitu banyak rahasia penting di dalamnya. Dalam pengenalan akan firman Tuhan, dalam ilmu pengetahuan, dalam segi apapun kita harus terus belajar. Tanpa terus belajar kita tidak akan pernah bisa menjadi lebih baik.

Orang yang selalu mau mendengar dan menambah ilmu pengetahuan dikategorikan sebagai orang yang bijak. Sebaliknya orang yang mengabaikannya dikatakan orang yang bodoh. "Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan." (ay 7). Lihatlah betapa pentingnya hal untuk terus belajar menambah ilmu pengetahuan ini sehingga Salomo yang penuh hikmat memilih untuk mengungkapkan ini langsung sejak di awal-awal kitab Amsal.

Memang akan selalu ada godaan yang bisa membuat kita berhenti belajar. Terlalu cepat puas, merasa sudah aman dengan kepandaian yang kita miliki hari ini, atau sering juga faktor-faktor non teknis membuat kita tidak lagi punya minat untuk menambah pengetahuan kita. Bagi orang yang tinggal di kota besar misalnya, kelelahan dalam bekerja, keletihan menembus kemacetan dan banyaknya waktu yang terbuang dalam perjalanan selama pergi dan pulang kerja akan membuat kita kehilangan minat untuk meningkatkan ilmu yang kita miliki. Atau bisa pula karena kita melihat karir kita tersendat dan merasa tidak ada gunanya lagi untuk menambah ilmu karena toh bakal percuma, atau malah karena sudah pada posisi puncak sehingga merasa tidak perlu lagi belajar. Sebagian lagi mungkin beralasan bahwa beratnya tekanan hidup membuat mereka terlalu lemah untuk belajar. Padahal di saat-saat kita mengalami masalah, sebenarnya itulah saat yang paling tepat untuk belajar. Dan jangan lupa pula bahwa tidak pernah ada kata terlambat atau batas umur untuk belajar. Teman saya tadi sudah hampir kepala empat umurnya, tapi ia terus rindu untuk belajar lebih banyak. Atau anda mungkin kaget apabila saya katakan bahwa saya pernah mengajar seorang kakek berusia 70 tahun yang sudah pikun dalam hal menggunakan perangkat lunak dalam desain digital.

Tidak ada alasan yang cukup untuk dipakai sebagai pembenaran berhenti belajar. Apalagi kalau menyadari bahwa saat ini sarana atau media belajar sudah sangat mudah aksesnya dibanding jaman dulu. Kalau dulu orang harus pergi ke perpustakaan dan dibatasi waktu, sekarang dengan menggunakan internet anda bisa mendapatkan informasi atau pengetahuan 24 jam sehari, 7 hari seminggu alias setiap waktu dengan biaya yang relatif murah dan jauh lebih efektif dari segi waktu. Di tengah deraan masalah pun kita tidak seharusnya berhenti belajar. Justru sebaliknya kita harus semakin giat dan bertekun untuk itu. Dari kegagalan sekalipun kita selalu bisa mendapatkan sesuatu yang berharga untuk menapak maju ke depan. Penulis Mazmur sudah menyadari hal ini ribuan thaun lalu. Ia berkata "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu." (Mazmur 119:71).

Life is a process. Kalau kita menyadari bahwa hidup adalah sebuah proses, kita tentu tahu bahwa kita harus mengisi setiap proses dengan belajar. Apakah itu dalam hal spiritual atau intelektual, kita harus selalu mau terbuka untuk belajar. Belajarlah dari segala hal. Bagaimana kita bisa berharap terus maju menatap masa depan jika kita enggan untuk memperlengkapi diri kita dengan berbagai ilmu terlebih pemahaman yang lebih dalam akan firman Tuhan? Bagaimana kita bisa berharap mengalami peningkatan jika kita berhenti belajar? Dan tentu saja, bagaimana kita bisa menjalankan misi yang ditugaskan Tuhan secara maksimal jika kita tidak mau terus memperluas pengetahuan kita? Apapun alasannnya, apapun yang kita alami saat ini, janganlah pernah tergoda untuk berhenti bertumbuh dalam ilmu pengtahuan, baik secara spiritual maupun intelektual. Teruslah menjadi semakin bijak, bukalah mata dan telinga untuk mendengar dan luangkan waktu untuk terus belajar mengenai hal-hal baru, sebab hanya dengan demikianlah kita bisa menjadi orang-orang yang terus bertumbuh menjadi lebih baik untuk menggenggam masa depan yang cerah di depan sana.

Tidak ada kata terlambat atau final untuk belajar selama masih ada kesempatan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...