Wednesday, April 9, 2014

Belajar dari Seorang Atlit (4)

sambungan)

4. Atlit yang baik tidak sombong
Kesombongan seringkali dipandang sepele, padahal sikap ini sering menjadi titik awal kehancuran seseorang. Ketika seseorang berjuang dan mencapai sukses, disana ada bahaya kesombongan yang mengintip dan siap menenggelamkannya. Membangunnya bisa puluhan tahun, tapi kesombongan bisa menghancurkan semuanya dalam sekejap mata.

Tuhan sangat membenci kesombongan. Lihatlah ayat yang keras ini: "Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman." (Amsal 16:5). Firman Tuhan lainnya mengingatkan bahwa kesombongan akan berakibat pada kehancuran (Amsal 16:18), kesombongan adalah sesuatu yang ditentang Tuhan (Yakobus 4:6), dan merupakan kekejian bagi Allah sehingga tidak akan luput dari hukuman seperti yang tertulis dalam Amsal pasal 16 ayat 5 diatas. Kesombongan bukanlah produk dari kasih yang merupakan dasar kekristenan (1 Korintus 13:4-5).

Kita bisa melihat salah satu contoh kesombongan dalam Alkitab melalui sifat jemaat Korintus di masa Paulus. Tampaknya jemaat disana saat itu merupakan jemaat yang sombong. Ada banyak ayat yang mengindikasikan hal ini seperti yang bisa kita lihat dalam 1 Korintus 4:6, 18,19, 5:2, 8:1, 13:4 dan sebagainya. Paulus pun merasa perlu untuk menegur mereka. "Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain." (1 Korintus 4:6). Mereka lupa jati diri mereka dan tenggelam dalam kesombongan. Mereka merasa tidak lagi memerlukan apa-apa, termasuk tidak lagi membutuhkan hamba Tuhan dalam hidup mereka. Bukankah ini masih terjadi sampai hari ini? Paulus melanjutkan: "Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?" (ay 7) Dalam versi BIS disebutkan dengan lebih sederhana: "Siapakah yang menjadikan Saudara lebih dari orang lain? Bukankah segala sesuatu Saudara terima dari Allah? Jadi, mengapa mau menyombongkan diri, seolah-olah apa yang ada pada Saudara itu bukan sesuatu yang diberi?" Perilaku mereka seolah-olah mereka tidak lagi memerlukan apa-apa, "as if you are already filled and think you have enough (you are full and content, feeling no need of anything more)!" Itu dalam versi bahasa Inggris amplifiednya.

Mereka lupa bahwa semua itu berasal dari Tuhan. Padahal kalau kita sadar akan hal itu, tidak boleh ada orang yang menyombongkan dirinya. Untuk itu Paulus pun mengingatkan dengan tegas bahwa keselamatan itu adalah pemberian Tuhan, (1:18, 15:10). Tuhan pula yang memilih (1:27-28), mengaruniakan RohNya sendiri untuk menyingkapkan rahasia-rahasia Ilahi (2:10-12), serta memberikan berbagai anugerah atas kasih karuniaNya (1:4-5). Semua berasal dari Tuhan, dan kerenanya tidak seorangpun layak menyombongkan diri. Semua yang ada pada kita hari ini sesungguhnya berasal dari Tuhan. (Ulangan 8:14-18), semua itu dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk Tuhan. (Roma 11:36).

Ketika anda tengah menikmati kesuksesan atau keberhasilan, perhatikan baik-baik sikap hidup anda. Jika ada tanda-tanda atau potensi kesombongan yang mulai muncul, hancurkan segera sebelum ia menghancurkan anda. Kesombongan bisa anda hindari jika anda mendasarkan hidup anda kepada Tuhan. Menyadari bahwa semua berasal dari Tuhan, oleh Tuhan dan dilakukan untuk Tuhan atau demi kemuliaanNya. Kesombongan akan menghalangi anda untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Anda bukannya memperluas Kerajaan tetapi malah menjadi batu sandungan. Semakin tinggi kita naik, semakin kencang anginnya. Karena itu berhati-hatilah ketika kesuksesan mulai datang. Ingatlah bahwa itu bukan karena kuat dan hebat kita tetapi karena Tuhan. Kembalikan apa yang menjadi hakNya, bersyukurlah dan pakailah itu untuk memberkati orang lain. Tuhan sudah berkata "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (Yakobus 4:6b).

(bersambung)

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...