4. Petani yang baik tidak buang-buang waktu melakukan hal tidak berguna
Bangun pagi-pagi benar, berangkat ke ladang dan bekerja. Istirahat makan di saung, lalu kembali melanjutkan pekerjaan, pulang mengisi waktu bersama keluarga dan kemudian beristirahat agar kembali segar keesokan harinya. Itulah garis besar kegiatan yang dilakukan petani yang baik. Mereka tidak berleha-leha, menongkrong di tempat-tempat keramaian atau hanya makan-tidur saja. Petani yang rajin seperti inilah yang akan memanen hasil baik dari sawahnya. Ketika saya kuliah kerja nyata (KKN) dahulu, saya tinggal di sebuah rumah seorang petani yang punya etos kerja seperti ini. Saya melihat bagaimana kerajinannya ternyata membawa hasil yang lebih baik dibandingkan petani lain yang kerja ala kadarnya saja. Saya ingat betul nasihatnya kepada saya pada waktu itu agar tidak malas dalam belajar dan kelak, jangan malas ketika bekerja. Cara hidupnya menginspirasi saya sampai hari ini.
Yesus sudah mengingatkan agar kita tidak terperosok ke dalam perilaku banyak orang yang hanya sibuk melakukan sesuatu yang tidak berguna saja. Menumbuhkan iman dalam hidup tidak terjadi hanya dalam semalam. Untuk bisa terus meningkat, kita perlu fokus yang benar dan dibutuhkan keseriusan, komitmen dan kerja keras. Disiplinkan diri dalam berdoa, bersaat teduh, membaca dan merenungkan Firman Tuhan tanpa dibatasi waktu alias lakukan kapan saja ditengah-tengah aktivitas/pekerjaan sehari-hari, lalu aplikasikan secara nyata dalam hidup. Semua itu merupakan proses yang tidak sebentar dan seringkali butuh pengorbanan. Namun pada akhirnya semua itu akan mendatangkan kebaikan dan sukacita melimpah yang berlaku untuk selamanya. Apa yang dikatakan Paulus mengenai "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan" (2 Tesalonika 3:10) berlaku pula dalam kehidupan iman kita. Jika kita tidak mau berusaha untuk lebih dalam lagi bersekutu denganNya dengan sungguh-sungguh, jangan harap kita bisa mendapatkan sesuatu kelak.
Tuhan juga sudah mengingatkan hal ini: "Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran." (Efesus 4:17-19). Adalah penting pula bagi kita untuk tidak memikirkan sesuatu yang sia-sia, karena itu bisa membuka pintu untuk masuknya berbagai dosa yang membinasakan. Pikiran haruslah diisi dengan yang positif, "semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji" (Filipi 4:8), dan terutama "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:2).
Ingatlah bahwa masa hidup kita di dunia ini sesungguhnya singkat. Akan datang saatnya nanti dimana kita tidak lagi bisa berbuat apa-apa, no matter how much we want to. Maka selagi masih ada waktu dan kesempatan, pergunakan sebaik-baiknya dan jangan habiskan dengan segala sesuatu yang sia-sia. Set up our priority in the right order, agar nanti kita tidak menyesal di kemudian hari karena terus menuai kehancuran demi kehancuran.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment