Saturday, April 5, 2014

Belajar dari Petani (5)

(sambungan)

5. Petani yang baik itu sabar

Untuk menanam, mengelola, merawat hingga bisa menuai panen tidaklah mudah. Bayangkan mereka harus melakukan itu setiap harinya dibawah terik matahari. Ada banyak hewan di sawah yang harus diatasi seperti tikus, hama wereng, bahkan yang berbahaya seperti ular. Ada banyak tanaman parasit yang bisa merusak hasil tani. Belum lagi gangguan-gangguan lain seperti kekeringan, musim kemarau panjang, banjir atau gejala-gejala alam lainnya. Petani yang mau berhasil harus punya kesabaran.

Paulus mengingatkan pentingnya hal kesabaran. "Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi." (Yakobus 5:7). Jangan buru-buru putus asa dan patah semangat, tapi bersabarlah seperti halnya petani menanti tuaian mereka pada waktunya. "Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!" (ay 8).

Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari sosok petani yang baik. Jika anda tinggal di desa, anda bisa melihat sendiri perbedaan nyata dari petani yang serius dan petani asal-asalan. Meski mereka masih harus menghadapi banyak kendala dan tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah di negara kita, petani tetap harus berjuang keras supaya bisa memetik hasil yang baik. Justru tanpa adanya perhatian dan kepedulian itu, mereka tampil lebih tangguh kalau mau terus berusaha. Seperti itu pula hal keimanan kita. Ada banyak parasit, benalu dan gangguan-gangguan lainnya disekitar kita, terlebih di era modern dimana jenis godaan jauh lebih banyak dan punya banyak kemasan yang menipu. Tapi jika ingin memanen baik dan banyak, berjuanglah untuk itu. Lakukan dengan serius, sungguh-sungguh dan jangan menjadi lemah dalam prosesnya. Tetaplah bersabar karena tidak ada janji Tuhan yang tidak Dia tepati. Karenanya lakukanlah apa yang menjadi bagian kita dengan semangat dan tetap bersukacita agar kita bisa mendapat tuaian besar kelak di kemudian hari.

Teladanilah hidup seperti petani yang bekerja keras dan sabar menanti hingga musim panen

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...