Monday, April 21, 2014

Bristlecone Pines

Ayat bacaan: Roma 5:3-4
===================
"Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan."

Kita bisa mengetahui kira-kira seperti apa dunia ribuan tahun lalu lewat penelitian para ahli yang dilakukan lewat banyak penemuan peninggalan prasejarah seperti fosil maupun benda-benda lainnya. Tapi tahukah anda bahwa ada saksi sejarah lainnya yang masih hidup di dunia ini setelah melewati rentang waktu selama lebih dari 5000 tahun yang masih bisa dilihat secara langsung di beberapa tempat di dunia? Itu bisa kita lihat lewat sekumpulan pohon yang tumbuh di dataran tinggi di Amerika Serikat. Pohon ini masih tergolong keluarga cemara dan bernama Bristlecone Pines. Salah satu pohon disana yang diberi nama Methuselah, yang diambil dari nama tokoh alkitab yang berusia paling panjang, 969 tahun, Metusalah. Anda bisa bayangkan betapa luar biasanya sekumpulan pohon yang usianya mencapai 5.000 tahun dan masih terus hidup sampai detik ini. Mengingat usianya yang mencapai lebih dari 5000 tahun, berarti pohon ini sudah ada ketika bangsa Mesir mulai membangun piramid-piramid. Kalau 5000 tahun saja sudah terdengar ajaib, Bristlecone pines bukanlah pohon tertua karena pada tahun 2008 para peneliti menemukan pohon yang lebih tua lagi di Lapland, Swedia. Pohon ini juga masih tergolong keluarga cemara dengan usia yang tidak kurang dari 9.500 tahun.

Pohon-pohon tertua ini semuanya tumbuh di dataran yang tinggi. Pohon cemara tertua di Swedia tumbuh pada ketinggian 950 m dari permukaan laut, sedangkan kumpulan cemara Bristlecone berada pada ketinggian sekitar 3.000 m di atas permukaan laut. Untuk tumbuh pada ketinggian yang ekstrim seperti itu tentu tidak mudah. Angin yang kencang dan ganas, temperatur yang sangat dingin, udara yang tipis dan curah hujan yang sangat rendah membuat kondisi luar biasa berat untuk bisa bertahan hidup. Tapi faktanya, pohon-pohon yang bertahan hidup ribuan tahun seperti itu justru terdapat pada lokasi yang rasanya tidak memungkinkan.

Kemarin kita sudah melihat bahwa orang benar dikatakan akan bertunas seperti pohon korma dan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon (Mazmur 92:13). Ayat ini menyiratkan bahwa orang yang benar akan memiliki keistimewaan-keistimewaan sendiri dengan kekuatan yang berasal dari Tuhan. Pohon korma bisa hidup di gurun tandus lewat kemampuan akarnya yang sanggup menembus kerasnya tanah dan batu sampai jarak yang sangat dalam. Pohon korma akan menjadi pertanda bagi musafir bahwa sebentar lagi mereka akan menemukan mata air, selain itu buah korma juga punya kandungan nutrisi tinggi yang akan sangat bermanfaat bagi yang mengkonsumsinya. Pohon aras memiliki kayu yang sangat kuat sehingga baik dipakai untuk membangun bangunan-bangunan penting seperti istana dan bait Allah. Satu hal yang pasti, seperti halnya Bristlecone pines dan pohon tertua di Swedia, pohon-pohon ini bertunas dan tumbuh bukan ditempat nyaman tetapi di tempat yang tergolong sulit.

Kesulitan-kesulitan hidup terkadang terasa sangat menyakitkan. Tapi Tuhan dapat memakai itu untuk membentuk kita menjadi pribadi yang tangguh dan dewasa. Kita pun dapat bertumbuh dalam iman yang penuh pengharapan jika kita bergantung penuh pada Tuhan. Disana kekuatan kita diuji, kedewasaan dan ketangguhan kita akan dilatih. Kita bisa belajar lewat banyak tokoh-tokoh alkitab yang terlebih dahulu mengalami proses pembentukan ini, dan itu tidaklah mudah atau tanpa penderitaan. Tapi lihatlah hasilnya. Berbagai kesengsaraan dan penderitaan yang kita jalani dengan iman teguh disertai penyerahan sepenuhnya pada Tuhan akan memberikan yang terbaik pada kita. Kabar baiknya, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita dan tetap memberi kekuatan dalam proses kita menjalani setiap kesulitan hidup. Ada kalanya kita harus diperas agar sarinya bisa keluar. Hidup tanpa masalah seringkali membuat kita tidak bertumbuh dan malas, menjadi pribadi-pribadi manja yang lemah dan rentan terhadap berbagai jebakan. Kehidupan yang sulit memang tidak enak bahkan menyakitkan. Tapi itu bisa membuat kita menjadi orang-orang yang lebih baik. Bertahan disana, bukan lewat kekuatan kita melainkan dengan penyertaan Tuhan yang tidak pernah meninggalkan kita sendirian menghadapi setiap bentuk masalah akan membuat kita bisa bertunas dan tumbuh menjadi pribadi yang luar biasa. Dan seperti yang saya katakan tadi, itu pun akan membuat kita tahu bahwa di atas segalanya kita cuma bisa mengandalkan Tuhan, bergantung dan berserah kepadaNya dan bukan mengandalkan kekuatan sendiri saja.

Maka lihatlah apa kata Paulus berikut ini. "Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan." (Roma 5:3-4). Paulus berkata bahwa kita seharusnya gembira di kala sedang sengsara, karena itu bisa menimbulkan ketekunan, lalu ketekunan menimbulkan tahan uji, dan itu mendatangkan pengharapan. Selanjutnya Paulus juga berkata: "Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (ay 5). Such hope never dissapoints, deludes or shames us, tidak akan mengecewakan dan mempermalukan, karena kita sudah diisi Allah dengan kasihNya sendiri lewat perantaraan Roh Kudus.

Pohon-pohon tertua ini mengajarkan kita bahwa ketika kita mampu bertahan melewati masa-masa sulit, kita akan tumbuh bertunas dan subur, menjadi pribadi-pribadi tangguh yang kemampuannya bahkan diluar perkiraan orang dan logika. Maka dari itu jangan putus asa saat masuk ke dalam ujian, tapi juga berdoalah agar kita bisa mendapatkan hal terbaik sesuai kehendakNya dari penderitaan itu. Kita akan menjadi pribadi-pribadi yang kuat, tegar, tahan uji dan tidak akan pernah putus pengharapan, mampu bertahan lama dan menjadi teladan bagi banyak orang. Fenomenal, mencengangkan, seperti pohon-pohon tertua tadi.  

Tuhan memakai kesulitan-kesulitan dalam hidup kita untuk membentuk karakter yang kuat

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...