Sunday, April 27, 2014

Terus Berbuat Dosa Mendatangkan Akibat yang Lebih Buruk

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Yohanes 5:14
======================
"Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."

Sewaktu kecil adik saya termasuk bandel dan hiperaktif. Sudah berkali-kali diingatkan oleh ayah dan ibu saya, tapi ia tetap saja seperti itu. Suatu kali ia memanjat meja di dalam kelas dan kemudian terjatuh. Gigi depannya patah setengah dan bibirnya sobek karena terbentur ujung meja. Itu terjadi di tahun 80 an, tapi sampai sekarang bekas luka di bibirnya masih jelas terlihat, begitu juga giginya yang disarung setengah, masih bisa dilihat dengan jelas. "Seandainya saya mendengar nasihat mama pada waktu itu, sesuatu seperti ini tidak seharusnya terjadi." katanya pada suatu kali setelah dewasa.

Bersikap bandel meski sudah diingatkan seringkali membawa kerugian, kecelakaan bahkan malapetaka dalam hidup kita. Rasanya kita semua tentu pernah mengalami itu. Sudah diingatkan orang tua tapi masih bandel, kita kemudian harus menanggung resikonya. Kita menabur sikap bandel, kita menuai kerugian. Masih untung jika kerugiannya tidak serius, bagaimana kalau sampai mengakibatkan cacat atau kerugian lain yang akibatnya berat? Ketidaksadaran, ketidakpedulian, tidak acuh atau cuek terhadap nasihat seringkali membawa dampak seperti ini dalam hidup kita. Adik saya bukan hanya kali itu mengalami kecelakaan. Ia pernah terjatuh dari kuda karena memacu kuda seenaknya dengan mengetuk-ngetukkan kakinya ke badan kuda, ia pernah hilang di sebuah tempat rekreasi dan lain-lain. Jatuh dan terbentur meja pun bukan menjadi akhir dari kebandelannya, karena ketika dewasa ia pernah ngebut di jalan dengan mengendarai motor bersama temannya dan terjatuh sehingga kepalanya sobek dan harus dijahit. Kebandelan yang terus berulang tampaknya membawa kejadian yang lebih buruk.

Seperti itulah pula ketika dosa terus kita biarkan bercokol dalam diri kita. Dosa lama yang kembali kita rangkul, dosa-dosa 'kecil' yang terus kita biarkan bisa mendatangkan dosa lebih banyak dan dengan sendirinya membawa akibat lebih buruk bagi kita. Kalau tadinya kita merasa menyesal ketika berbuat dosa, ketika itu terus berulang-ulang kita biarkan maka lama kelamaan berbuat dosa akan terasa lebih ringan. Kita jadi terbiasa berbuat dosa dan tidak lagi merasa bersalah ketika melakukannya. Dosa terus bertambah banyak dan berat, terus dibuahi sehingga mendatangkan banyak masalah dalam eskalasi yang seringkali bertambah pula.

Tuhan Yesus sudah pernah mengingatkan hal ini ketika ia menyembuhkan orang lumpuh di kolam yang disebut Betesda (Yohanes 5:1-18). Orang ini sudah mengalami lumpuh selama 38 tahun dan berharap akan kesembuhan. Tidak satupun orang yang mau membawanya masuk ke dalam kolam, tapi Yesus ada disana dan tanpa perlu basah ia pun disembuhkan. Setelah sembuh ia bertemu dengan Yesus di dalam Bait Allah. "Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." (ay 14). Lihatlah bahwa Yesus mengingatkan orang ini agar jangan berbuat dosa lagi setelah sembuh, karena itu bisa membawa dampak yang lebih buruk lagi kepadanya. Yesus pun pernah beberapa kali mengatakan "jangan berbuat dosa lagi" secara langsung seperti dalam kisah "perempuan yang berzinah" (Yohanes 7:53-8:11). Ketika perempuan yang berzinah itu hampir dihakimi oleh para ahli Taurat dan orang Farisi dengan hukuman dirajam sampai mati akibat kesalahannya, Yesus datang memberikan pengampunan. Satu pesan yang disampaikan Yesus kepadanya: "..jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (8:11).

Kesadaran sangatlah diperlukan agar kita tidak berbuat dosa lagi. Seperti yang sudah kita lihat kemarin, Paulus dengan jelas mengingatkan kita agar tidak terbuai dan lengah menjaga kesadaran. "Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi!" (1 Korintus 15:34). Sadarlah kembali, dan sadarlah benar-benar, jangan setengah-setengah. Itulah yang bisa membuat kita awas akan jebakan-jebakan iblis agar kita kembali tercemar oleh berbagai dosa. Iblis akan terus berkeliling mengaum-aum mencari celah seperti yang disebutkan dalam 1 Petrus 5:8 kemarin, tetapi ia tidak akan bisa berbuat apa-apa jika kita tidak memberi celah sedikitpun baginya untuk masuk. Ia hanya bisa berkeliling tanpa bisa melakukan apapun karena tidak ada celah yang bisa ia manfaatkan. oleh karena itulah menjaga kesadaran sebaik-baiknya merupakan tugas yang sangat penting untuk kita ingat setiap saat. Si jahat akan terus berusaha tanpa lelah untuk menipu dan menjebak kita agar kita kembali menjadi hamba dosa. Tetapi iblis tidak akan sanggup berbuat apa-apa jika kita tetap berada dalam kondisi sadar penuh setiap hari.

 Dosa yang dilakukan berulang-ulang bisa mendatangkan akibat yang semakin buruk. Begitulah berat resikonya apabila kita terus bermain-main dengan dosa. Oleh karena itulah kita harus mengingat betul pesan Paulus agar kita benar-benar memperhatikan kesadaran kita sebaik-baiknya. Kesadaran yang sebaik-baiknya sangatlah penting dalam menentukan apakah kita bisa menjaga kekudusan diri kita atau tidak, apakah kita bisa tetap bersih atau kembali tercemar oleh banyak dosa. Apabila kita tahu apa yang salah namun kita terus melakukannya karena kita tidak serius dalam menjaga kesadaran, maka yang terjadi bisa lebih buruk dari yang kita duga. Tidaklah cukup bagi kita untuk sekedar tahu saja akan mana yang baik dan buruk tanpa benar-benar menjaga kesadaran kita secara baik. Jika itu kita lakukan, itu hanya akan memperburuk status kita dan dengan sendirinya kita tengah mengeluarkan diri kita dari jalan keselamatan yang sudah dibukakan Kristus untuk kita.

Menjaga diri dengan kesadaran sebaik-baiknya akan mencegah kita dari berulang kali melakukan dosa yang bisa mendatangkan hal yang lebih buruk lagi

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker