Thursday, April 10, 2014

Belajar dari Seorang Atlit (5)

(sambungan)

5. Atlit yang baik punya mental pejuang
Betapa seringnya kita melihat kegagalan orang bukan karena kurang ahli, kurang pintar, kurang bakat, kurang usaha atau kurang latihan/belajar tetapi justru karena mentalnya lemah. Sang atlit melanjutkan bahwa memiliki mental pejuang, mental pemenang atau mental juara merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan. Betapa seringnya kita menyaksikan para atlit atau tim yang sebenarnya punya skill tinggi dan mampu bermain baik, tetapi mereka gagal karena tidak punya mental juara. Karena itu kita pun harus terus membangun mental seperti seorang juara sedini mungkin.

Bagaimana caranya? Ada ayat yang sangat baik untuk kita renungkan agar mental juara ini bisa tumbuh dalam diri kita. Sebuah ayat yang menggambarkan seperti apa hakekat kita yang sebenarnya. "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:37). Demikianlah kata firman Tuhan. Bukan hanya pemenang, tapi justru lebih dari pemenang. Itu rencanaNya bagi kita. Kita harus tahu dengan benar seperti apa kita telah diciptakan Tuhan dan apa makna dari pengorbanan Kristus sehingga kita bisa dilayakkan untuk memperoleh mahkota kehidupan abadi kelak di kemudian hari.

Amsal 23:7 mengatakan: "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." Dalam versi King James dikatakan: "For as he thinketh in his heart, so is he." atau dalam bahasa sederhana diartikan sebagai "we are what we think.". Seperti apa kita hidup tergantung dari siapa kita dalam pikiran kita. Mental pejuang akan membuat kita tampil bak prajurit gagah berani, mental juara akan membuat kita bertanding untuk menang, sebaliknya mental pecundang akan membuat kita berakhir gagal, tepat seperti penilaian rendah kita terhadap diri sendiri.

Sesungguhnya apa yang diberikan Tuhan sudah lebih dari cukup untuk kita olah dan pakai hingga mencapai sebuah kesuksesan besar. Kita harus mulai mengubah pola pikir kita terhadap diri sendiri sejak awal. Mulailah berpikir sebagai pemenang atau juara, karena itulah yang diinginkan Tuhan sejak awal bagi kita semua. Bukan ekor tetapi kepala, tidak turun melainkan terus naik. (Ulangan 28:13). Semua itu tidak akan bisa terlaksana tanpa dimulai dari pembenahan pola pikir kita, sehingga mental kita pun bisa terbentuk sebagai pejuang, pemenang dan bukan pecundang.  So, let us all start to think like a champion, and have the champion's mentality. 


(bersambung)

No comments:

Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)

 (sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...