Friday, April 25, 2014

Menyikapi Panjang Sabar Tuhan

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Nahum 1:3
=====================
"TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya"

Masa muda dianggap banyak orang sebagai masa-masa kebebasan untuk mencoba hal-hal baru. Mumpung belum ada tanggungan, mumpung belum ada tuntutan. Begitu pikiran banyak anak muda terlebih di jaman sekarang. Mencoba hal baru boleh saja, sepanjang hal baru itu bukan sesuatu yang melanggar ketetapan Tuhan. Obat-obatan, seks bebas dan berbagai jenis kenakalan remaja tentu tidak boleh disentuh dengan alasan apapun. Banyak di antara mereka berpikir bahwa nanti ada waktu untuk bertobat dan hidup benar, karena perjalanan hidup masih panjang. Jadi selagi muda, berpuas-puas lah dulu. Ini tentu pemikiran keliru, karena yang sering terjadi adalah, sekali kita masuk ke dalam dosa, kita akan terus terperosok semakin dalam dan sulit lepas. Kita akan diperangkap iblis dan dijadikan tempat bermain yang menyenangkan bagi si jahat. Seorang teman yang masa lalunya buruk mengatakan bahwa ia sangat-sangat bersyukur karena ia masih diberi kesempatan untuk bertobat dan menjalani hidup baru bersama Tuhan. "Tuhan itu panjang sabarnya mas.. dan kasihNya yang luar biasa besar membuat saya diberi kesempatan untuk keluar dari masa lalu saya yang buruk." katanya.

Ada banyak dari kita masih saja terus bergumul, sulit untuk lepas dari dosa. Hari ini bertobat, besok kumat lagi, kembali jatuh ke dalam dosa yang sama. Jika anda ada diposisi Tuhan, anda mungkin kesal atau kecewa melihat orang yang berulang kali datang minta ampun tetapi masih terus saja melakukan perbuatan-perbuatan buruk yang sama. Tapi hebatnya, kasih Tuhan masih jauh lebih besar ketimbang rasa kecewaNya. Berulang-ulang kita berbuat salah, Tuhan masih berkenan dengan sabar memberi kesempatan kepada kita untuk berbalik dari jalan-jalan yang salah dan kembali kejalanNya yang benar. Ini adalah sebuah bukti betapa Tuhan mengasihi kita. Benar, kasih Tuhan membuka kesempatan bagi kita untuk bertobat. Tetapi jangan pakai itu sebagai celah untuk terus berbuat dosa, karena meski Tuhan panjang sabarnya, Dia tidak akan membiarkan satupun pelanggaran berlalu begitu saja. Kesalahan ada hukumannya, maka kita harus hati-hati dan tidak boleh mempergunakan kebaikan Tuhan untuk niat-niat yang buruk.

Kitab Nahum mengingatkan hal ini dengan jelas. "TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya." (Nahum 1:3). Perhatikanlah dengan jelas. Tuhan memang panjang kesabarannya, tetapi itu bukan berarti kita bisa memanfaatkan kebaikan Tuhan dengan terus melakukan perbuatan yang melanggar ketetapanNya. Jika kesempatan masih ada, bersyukurlah karena itu artinya Tuhan yang sangat panjang sabarnya itu masih memberi anda waktu untuk berbenah, memperbaiki diri kembali ke jalan yang benar agar segala yang Dia janjikan tidak luput dari kita. Semua itu karena Tuhan begitu mengasihi kita dan tidak ingin satupun dari kita gagal menerima keselamatan yang telah membuat Tuhan rela mengorbankan Yesus menggantikan kita di atas kayu salib.

Tuhan ingin memberikan kesempatan kepada kita semua untuk bertobat. Kalau kita menganggap bahwa ada orang-orang berdosa yang tampaknya masih baik-baik saja sebagai sebuah kelalaian, dalam 2 Petrus 3:9 sudah dikatakan bahwa tidaklah demikian. Disana tertulis: "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melaikan supaya semua orang berbalik dan bertobat." Lihat bahwa kesabaran Tuhan itu bertujuan untuk membuka kesempatan agar siapapun yang pernah berbuat dosa bisa berbalik dari jalan-jalannya yang salah dan melakukan pertobatan menyeluruh. Tapi meski demikian, dalam ayat Nahum diatas dikatakan bahwa Tuhan tidak sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman. Kesabaran Tuhan itu ada batasnya. Orang yang tidak mempergunakan kesempatan untuk bertobat dan terus berbuat kejahatan pada akhirnya akan mengalami murkaNya. Dalam Roma 11:22 dikatakan: "Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamupun akan dipotong juga." Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah itu sangat baik, tetapi juga keras. Dia akan bertindak keras terhadap orang yang berdoa, tetapi baik hati terhadap siapapun yang hidup mensyukuri kebaikanNya. Jika kita mengabaikan itu, maka murka Tuhanlah yang akan kita terima.

Bayangkan betapa baiknya Tuhan dengan kesabaran yang begitu panjang. Tanpa itu semua, mungkin sejak dulu kita sudah binasa. Dia sungguh baik memberikan kita waktu dan kesempatan untuk terus berusaha menjadi lebih baik lagi. Tidak hanya itu saja, Tuhan pun sangatlah besar dan tak terukur kuasaNya. Lihatlah bagaimana Tuhan mengatur segala alam semesta beserta isinya, sehingga tidak satupun dari planet atau gugus bintang bertabrakan dan saling menghancurkan satu sama lain. Segala yang baik yang disediakan Tuhan dalam pemeliharaanNya pun berperan untuk memberi kesempatan bagi kita untuk terus berbenah diri. Bayangkan jika tiba-tiba alam semesta menjadi kacau, kesempatan kita untuk memperbaiki diri pun sirna. Daud begitu menyadari hal ini dan ia juga berkata "Sesungguhnya aku tahu, bahwa TUHAN itu maha besar dan Tuhan kita itu melebihi segala allah." (Mazmur 135:5).

Kita pantas bersyukur atas kebesaran kuasa Tuhan yang jauh melebihi kemampuan nalar manusia dan atas panjangnya kesabaran Tuhan dalam proses perbaikan diri kita. Kebaikan Tuhan seharusnya membuat kita berdiri dan bersorak sorai dalam sukacita, bukannya malah terus menjauh, melupakan atau menyalahkan Tuhan atas segala kesulitan yang kita alami, atau malah memanfaatkan itu sebagai sarana kebebasan untuk terus berbuat dosa. Sudah sepantasnya kita menyadari betul segala perbuatan dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita dan mengucap syukur atasnya. Menyadari kesabaran Tuhan hendaknya dipakai sebagai momen untuk tidak lagi melanggar peraturan/ketetapan Tuhan sebagai bentuk penghargaan kita akan kasihNya dan kesempatan yang masih diberikan kepada kita. Lewat Kristus kita semua sudah dimerdekakan, oleh sebab itu kita harus menyikapinya dengan terus menjaga diri kita agar tidak kembali terjatuh kepada kebiasaan-kebiasaan buruk atau dosa-dosa di masa lalu. "Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan." (Galatia 5:1). Jangan biarkan ada kuk perhambaan lagi yang masih membelenggu kita. Kita harus menjaga kesadaran dengan sebaik-baiknya agar tidak terus mengulangi kesalahan yang sama. "Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi!" (1 Korintus 15:34). Kesalahan demi kesalahan yang tidak ditangani serius bisa membuka pintu masuk bagi banyak dosa yang akhirnya menguasai diri kita. Selagi Tuhan masih memberi kesempatan untuk berbalik, pergunakanlah kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Bersyukurlah bahwa Tuhan tidak serta merta memukul hancur kita melainkan terlebih dahulu berusaha menggapai dan menyentuh hati kita. Tuhan memberi kita kesempatan luas, tapi jangan sia-siakan agar kita tidak harus luput dari segala yang terbaik yang sudah Tuhan sediakan buat kita.

Tuhan itu baik dan panjang sabar, tetapi jangan pernah manfaatkan sebagai peluang untuk terus berbuat dosa

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker