Ayat bacaan: Mazmur 92:13
======================
"Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon"
Menjadi orang benar sudah merupakan kewajiban dari orang percaya. Kalau kita mengacu kepada ayat pembuka kitab Mazmur maka kita akan menemukan bahwa orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam akan berbahagia, karena mereka akan tumbuh seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya dan tidak layu daunnya, bahkan apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Mazmur 1:1-3). Ayat ini tentu sudah tidak lagi asing bagi kita, sehingga kita tahu bahwa menjadi orang benar, yang tidak ikut-ikutan berbuat dosa seperti para pendosa bukan saja akan dilayakkan untuk menerima keselamatan tapi akan bahagia pula dengan keberhasilan demi keberhasilan semasa hidup di dunia. Ada satu ayat lainnya yang sangat menarik mengenai orang benar, yang bisa kita lihat pada pasal lainnya dalam kitab Mazmur. Ayat tersebut mengatakan bahwa "Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon" (Mazmur 92:13). Bertunas seperti pohon korma dan tumbuh subur seperti pohon aras yang biasa tumbuh di Libanon, itu kata Pemazmur. Kalau hanya mengacu kepada kata bertunas dan tumbuh subur saja sudah membuat kita bersyukur, akan lebih baik jika kita mengetahui seperti apa karakteristik pohon korma dan pohon aras itu.
Jika anda bertanya kepada musafir atau pengembara padang pasir, anda tentu akan mendengar bahwa setiap mereka melihat pohon korma, mereka akan sangat senang. Kenapa? Karena apabila mereka melihat pohon korma, maka itu pertanda sebentar lagi mereka akan bertemu dengan oase atau mata air. Dalam perjalanan di gurun pasir yang panas terik menyengat, seringkali mereka melihat fatamorgana, yaitu sebuah tipuan mata yang acap kali dialami oleh para pengembara di tengah gurun. Jadi jelas mereka akan sangat lega dan bersukacita jika bertemu dengan pohon korma yang benar.
Seperti apa buah korma yang sering anda lihat di supermarket, terutama menjelang lebaran? Korma adalah buah istimewa yang mengandung begitu banyak nutrisi di dalamnya sehingga menjadi sebuah makanan sehat yang memberi kekuatan dan kesehatan jika dikonsumsi. Pertanyaannya, bagaimana pohon korma bisa tumbuh di gurun pasir yang tandus dan panas itu? Dari cara bertahannya, pohon korma pun sesungguhnya unik. Saat biji korma ditanam, akarnya akan terus menembus tanah untuk mencari air, bahkan hingga puluhan meter. Setelah mendapatkan air jauh dibawah, barulah korma ini mulai tumbuh. Dan sekali lagi, biasanya dimana pohon korma berada, disana akan terdapat oase. Karakter inilah yang dimaksud oleh Pemazmur. Kalau ia mengatakan bahwa orang benar akan bertunas seperti pohon korma, artinya orang benar akan memiliki akar yang kuat. Akar yang membuat mereka mampu tegar berdiri ditengah berbagai hambatan, meski kondisi faktual secara umum terlihat tidak kondusif dan sulit layaknya padang pasir. Orang benar yang bertunas seperti pohon korma akan mampu untuk terus tumbuh dan menghasilkan buah dalam kondisi sesulit apapun. Selain itu, seperti layaknya pohon korma yang menyegarkan, orang-orang benar pun seharusnya bisa menjadi penyegar bagi lingkungan yang "tandus", menjadi berkat yang mendatangkan sukacita bagi sesama.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)
(sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment