(sambungan)
Mari kita lihat ayat berikut ini
"langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang." (Mazmur 17:5).
Daud ternyata menyadari dengan pasti bahwa jika ia hidup menurut petunjuk Tuhan, by following His paths, kakinya tidak akan terpeleset atau terjebak pada langkah yang salah. Jika ini yang mau kita lakukan, maka kita harus tahu betul apa saja petunjuk-petunjuk Tuhan yang disampaikan dalam banyak Firman yang tertulis di dalam Alkitab. Kalau kita malas membaca Alkitab tentu kita akan buta akan semua ketetapanNya. We have to know how things should work according to God which can lead us to amazing achievements and the salvation. Jika anda membaca renungan kemarin maka anda bisa melihat bahwa perjalanan hidup kita diisi dengan perlombaan yang diwajibkan bagi setiap orang, dan kita diingatkan Paulus untuk berlomba dengan tekun, melepaskan segala yang merintangi dan memberatkan langkah kita agar dapat mencapai garis akhir dengan baik. (Ibrani 12:1).
Jadi jika hidup adalah bagian dari sequence yang saling terkait, berhubungan, tidak terputus dimana satu langkah berpengaruh besar terhadap langkah selanjutnya, kita harus memperhatikan betul bagaimana setiap langkah diambil agar kita bisa menyelesaikan perlombaan yang diwajibkan itu dengan baik, tepat seperti yang diinginkan Tuhan atas kita.
Ada banyak contoh yang bisa kita pelajari lewat tokoh-tokoh di dalam Alkitab mengenai sekuens kehidupan ini. Ada yang berhasil mencapai garis akhir dengan baik, ada pula yang pada akhirnya binasa. Saul mengawali dengan baik tapi kemudian harus berakhir tragis karena sekuens-sekuens hidupnya tersusun dari pengambilan keputusan hidup yang salah. Untuk yang baik, salah satunya kita bisa belajar dari Yusuf.
Mari kita lihat sekuens-sekuens dari Yusuf. Kisah Yusuf diawali dengan cerita bahwa ia diperlakukan berbeda, lebih dikasihi dibanding saudara-saudaranya. (Kejaian 37:3). Ini membuat saudara-saudaranya cemburu dan ia pun mulai dipenuhi penderitaan. Karena ia menceritakan visi Allah atas hidupnya, ia kemudian hampir dibunuh. Lepas dari masalah pembunuhan, ia dilemparkan ke dalam sumur. Selamat dari sumur, ia malah dijual sebagai budak dan dibawa ke Mesir. Yusuf kemudian dibeli oleh Potifar, seorang kepala pengawal istana raja. Posisi budak, itu artinya ia bekerja tanpa digaji. Itu bukanlah posisi strategis dan bisa dibanggakan, tapi Yusuf ternyata berprestasi dan mendapat promosi untuk menjadi orang kepercayaan Potifar dan tinggal dirumah mewah tuannya itu. Dalam sekuens ini kita mulai melihat bahwa langkah Yusuf yang tidak menyimpang dari ketetapan Tuhan membawa pencapaian baik, bahkan ketika hidup sedang berada di titik bawah. Alkitab menyebutkan hal itu dengan jelas. "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya;" (Kejadian 39:2).
(bersambung)
Thursday, February 8, 2024
Sekuens (5)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)
(sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment