Sunday, February 18, 2024

Karakteristik Kasih (2)

 (sambungan)

Apakah benar manusia bisa tidak butuh kasih? Apakah kasih itu hanya sesuatu yang wujudnya semu dan tidak nyata, atau malah omong kosong? Bagi mereka yang mengalami kepahitan tentang kasih, mungkin jawabannya ya. Tapi siapapun itu, apapun kata mereka, saya yakin, jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka pun sama seperti anda dan saya, butuh dicintai dan ingin bisa mencintai.

Selanjutnya, seperti apa kasih itu? Apakah kasih itu ada wujudnya atau hanya semu sifatnya? Jika ada wujudnya, adakah ciri-ciri atau karakteristiknya, dan jika ada, apa saja?

Akan hal ini, alangkah baiknya jika kita mengacu kepada Alkitab. Inti sari Kekristenan adalah kasih. Karenanya, Alkitab tentu saja seharusnya berbicara banyak soal kasih. Dan memang seperti itulah adanya.

Saya selalu tertarik pada sebuah perikop dalam 1 Korintus yang diberi judul to the point atau langsung menuju tepat pada sasaran yaitu 'Kasih', dan itu tertulis dalam pasal 13. Pasal 13 ini berbicara panjang lebar mengenai kasih, bukan  hanya sebatas dicintai oleh orang lain, tetapi lebih jauh berbicara mengenai bentuk kasih yang universal, yang punya daya jangkau luas bahkan menjelaskan seperti apa standar kasih menurut Kerajaan Allah, yang seharusnya dihidupi oleh orang percaya.

Seperti apa standarnya? Mari kita lihat sebagian ayatnya.

"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran." (1 Korintus 13:4-6). Lebih jauh lagi, orang yang memiliki kasih akan tahan menghadapi segala sesuatu, dan mau melihat sisi baik dari setiap orang, tidak pernah kehilangan harapan dan sabar. "Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." (ay 7).


Penjabaran kasih lewat Paulus ini sungguh menarik karena diberikan dengan sangat detail. Dari ayat-ayat diatas kita bisa melihat bahwa standar kasih dalam kekristenan haruslah memiliki ciri atau karakteristik berikut ini:


(bersambung)

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...