Friday, February 23, 2024

Lebih Jauh Tentang Kasih (2)

 (sambungan)

Atau mungkin mudah kalau kita menyatakan kasih kepada pasangan atau keluarga, tapi akan sulit saat itu berhubungan dengan orang lain, terlebih yang pernah menyakiti, mengecewakan atau orang-orang yang tabiatnya memang sulit dan cenderung mengesalkan. Kalau kita berhadapan dengan tipe orang seperti itu, tidak bereaksi negatif saja mungkin sudah menjadi keberhasilan besar bagi kita. Bagaimana mau mengasihi mereka yang bersikap jahat pada kita? Enak saja. Itu reaksi normal kebanyakan orang. Kalau harus mengasihi, tentu sulit sekali, atau malah hampir-hampir tidak mungkin. Dan secara manusiawi, alasannya banyak dan rata-rata secara manusiawi masuk akal.

Padahal kasih merupakan dasar dari kekristenan yang seharusnya dimiliki atau dihidupi oleh orang-orang percaya. Ada juga yang seolah peduli, tetapi bukan karena mereka mengasihi melainkan karena motivasi-motivasi atau agenda yang bisa mendatangkan keuntungan pribadi kepada diri mereka, keluarga atau kelompok, misalnya ingin mendapat pujian, ingin terlihat hebat, ingin seperti pahlawan rohani atau ketika mengincar jabatan atau kursi seperti yang selalu dengan mudah kita lihat setiap ada pemilihan kepala daerah, anggota dewan dan sebagainya. Ada juga yang tampaknya memaafkan, tapi di dalam hati masih menyimpan benci dan masih menantikan saat kehancuran dari seterunya terjadi. Belum lagi orang-orang yang mendoakan hal buruk, padahal doa tidak boleh sama sekali berisi hal-hal sedemikian. Hal-hal seperti ini belumlah menggambarkan seperti apa bentuk kasih yang sebenarnya seperti yang Tuhan mau kita miliki.

Dua perintah yang terutama dari Yesus itu berkaitan dengan kasih. Perintah tersebut adalah:
- mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi
- mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri (Matius 22:37-40)

Jadi dua hal tentang kasih ini menjadi perintah yang terutama dari Yesus, dan itu menunjukkan betapa pentingnya kasih bagi kita, dan betapa pentingnya pula kasih di mata Tuhan.

(bersambung)

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...